Siberian Traps

Sejarah Gunung Api
Revisi sejak 30 September 2019 08.54 oleh Orolenial (bicara | kontrib)

Siberian Traps (Rusia : Сибирские траппы, Sibirskiye trappy) (Bahasa Indonesia: Perangkap Siberia), adalah wilayah besar batuan vulkanik, yang dikenal sebagai provinsi besar berapi yang terletak di Siberia, Rusia. Peristiwa letusan besar Siberian Traps yang membentuk "jebakan" merupakan salah satu peristiwa letusan besar yang diketahui dalam 500 juta tahun terakhir.

Wilayah yang terdampak banjir basal berwarna hitam keabu-abuan.

Letusan Siberian Traps terjadi selama hampir dua juta tahun dan terjadi pada akhir periode Permian dan awal Trias yang terjadi antara 251 hingga 250 juta tahun yang lalu.[1]

Volume besar lava basaltik yang dikeluarkan gunung berapi tersebut menutupi sebagian besar wilayah Siberia dalam peristiwa banjir basal. Saat ini, wilayah siberia ditutupi oleh batuan basaltik yang memiliki luas sekitar 7 juta km2 (atau sekitar 3 juta sq mi), yang memiliki volume kira kira 4 juta km3 (1 juta cu mi). Kemungkinan letusan gunung Siberian Traps menjadi penyebab utama Kepunahan Massal Permian-Trias.

Dampak letusan

Siberian Traps bertanggung jawab langsung atas peristiwa kepunahan massal Permian-Trias yang terjadi sekitar 250 juta tahun yang lalu, namun ada dugaan lain bahwa Peristiwa kepunahan massal disebabkan oleh beberapa peristiwa lain yang lebih besar, seperti dampak asteroid. Sebuah hipotetis yang dikemukakan baru-baru ini membuktikan bahwa vulkanisme memicu pertumbuhan Methanosarcina,[2] sebuah mikroba yang kemudian memuntahkan sejumlah besar metana ke atmosfer Bumi, yang pada akhirnya mengubah siklus karbon Bumi berdasarkan pengamatan seperti peningkatan yang signifikan dari reservoir karbon anorganik di lingkungan laut.

Peristiwa kepunahan ini, juga disebut Kematian Hebat, mempengaruhi semua kehidupan di Bumi, dan diperkirakan telah membunuh sekitar 95% dari semua spesies yang hidup pada saat itu.  Beberapa peristiwa bencana yang berdampak pada Bumi terus berulang di Bumi lima hingga enam juta tahun setelah kepunahan awal terjadi.  Seiring berjalannya waktu, hanya sebagian kecil makhluk hidup yang selamat dari kepunahan massal tersebut dan populasinya meningkat kembali dan mulai berkembang dengan tingkat trofik yang rendah (komunitas lokal) hingga tingkat trofik yang lebih tinggi (habitat yang besar) dapat tumbuh kembali.  Perhitungan suhu air laut dari δ Opengukuran menunjukkan bahwa pada puncak kepunahan, Bumi mengalami pemanasan global yang sangat panas dan mematikan, di mana suhu lautan global pada masa itu melebihi 40°C (104°F). Diperlukan waktu yang sangat lama, sekitar delapan hingga sembilan juta tahun agar ekosistem kembali pulih; namun, spesies hewan baru seperti "Dinosaurus" mulai bermunculan setelah kepunahan massal tersebut.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Mitchell, Alanna (2012-04-30). "New Studies of Permian Extinction Shed Light on the 'Great Dying'". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2019-09-29. 
  2. ^ Rothman, Daniel H.; Fournier, Gregory P.; French, Katherine L.; Alm, Eric J.; Boyle, Edward A.; Cao, Changqun; Summons, Roger E. (2014-04-15). "Methanogenic burst in the end-Permian carbon cycle". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 111 (15): 5462–5467. doi:10.1073/pnas.1318106111. ISSN 0027-8424. PMC 3992638 . PMID 24706773.