ERROR SYSTEM WIKIPEDIA ENSIKLOPEDIA BEBAS


PLEASE FIXED


HACKED EDITOR BY Israel

Permukaan Bulan dengan banyaknya kawah

Seorang geologis Australia Otto Ampherer pada tahun 1925 juga berpendapat bahwa munculnya Bulan yang menyebapkan pergeseran benua.[1]

Ia mengatakan bahwa Samudra Pasifik merupakan merupakan hasil dari terlemparnya materi tersebut.[2] Namun saat ini kita mengetahui bahwa kerak lautan yang membentuk samudra ini masih berusia relatif muda, sekitar 200 juta tahun atau kurang, dimana Bulan berusia lebih tua karena tidak terdapat materi kerak lautan di Bulan, namun terdapat materi mantel yang tercipta di dalam proto-Bumi pada eon Prakambrium.[3]

Akresi

Hipotesis ini mengatakan bahwa Bumi dan Bulan terbentuk dalam waktu yang sama sebagai sistem ganda piringan akresi purba pada Tata Surya. Masalah pada hipotesis ini adalah, ketidak mampuannya menjelaskan momentum sudut dalam sistem Bumi-Bulan, atau mengapa bulan memiliki inti besi yang relatif kecil dibandingkan dengan Bumi (25% dari radiusnya, dibandingkan Bumi yang 50% dari radiusnya).

Ledakan Georeaktor

Hipotesis lain yang lebih radikal dipublikasikan pada tahun 2010, mengatakan bahwa Bulan kemungkinan tercipta dari ledakan georeaktor yang terletak di sepanjang batas inti mantel di bidang ekuator Bumi yang berputar dengan cepat. Hipotesis ini dapat menjelaskan kesamaan komposisi Bumi dengan Bulan.[4]

Teori dan Penelitian Lainnya

Pada tahun 2011, muncul teori yang mengatakan bahwa pada 4,5 miliar tahun yang lalu, terdapat Bulan kedua, yang kemudian bertabrakan, sebagai bagian dari proses akresi pada pembentukan Bulan.[5]

Referen

  1. ^ Die Naturwissenschaften, July 1925 (in German)
  2. ^ Lunar Origin
  3. ^ Zhang, Junjun (25 March 2012). "The proto-Earth as a significant source of lunar material". Nature Geoscience. 5: 251–255. Bibcode:2012NatGe...5..251Z. doi:10.1038/ngeo1429. 
  4. ^ Edwards, Lin (January 28, 2010), "The Moon may have formed in a nuclear explosion", PhysOrg.com, Omicron Technology Limited, diakses tanggal 2012-04-18 
  5. ^ doi:10.1038/nature10289