Soetjipto Joedodihardjo

Revisi sejak 16 Februari 2006 23.58 oleh Borgx (bicara | kontrib) ({{rapikan}})

Masa kepemimpinan Kapolri R. Soetjipto Joedodihardjo penuh dengan gejolak. Sebab inilah masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru. Tepat pada 9 Mei 1965, Presiden Soekarno melantik Raden Soetjipto Joedodihardjo menjadi Menteri/Pangak RI berpangkat Inspektur Jenderal Polisi. Tak heran pada waktu itu banyak peristiwa penting melingkupi tugas Soetjipto.Waktu itu, nama Kementerian Angkatan Kepolisian (Kemak) pun dikembalikan dengan nama Departemen Angkatan Kepolisian (Demak). Hal ini dilakukan menyusul pembentukan organisasi Kabinet Ampera. Tidak terkecuali, struktur organisasi kepolisian beberapa kali berubah karena kondisi dan situasi politik ketika itu agak memanas.

Soetjipto kelahiran Jember, 27 April 1917. Dia menghabiskan masa kecilnya di bangku sekolah. Mulai dari HIS, KAE, MULO dan menamatkan Mosvia pada tahun 1939. Seperti biasa, para terpelajar Jawa, Soetjipto menjadi ambtenar dengan menjabat sebagai AIB Tanggul/Besuki (1939). Kemudian AIB di kota kelahirannya, Jember, tahun 1940. Sesudah itu kariernya berjalan dengan mantap dan terus menanjak. Berturut-turut menjadi Mantri Polisi Situbondo (1941), Mantri Polisi Surabaya (1941), Mantri Polisi Bondowoso (1942), Mantri Polisi Ka-lisat/Jember (1942), dan Itto Keibu Bondowoso (1943). Dari sini, dia mendapat latihan ilmu kepolisian di Taiwan (1944). Sebulan menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI, dia masih menjadi Itto Keibu di Bondowoso.

Dua bulan setelah Kemerdekaan RI, tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1945, Soetjipto menjadi Inspektur Polisi Kelas I pada Pasukan Polisi Istimewa Besuki (1945). Prestasinya menanjak, ketika dia ditarik ke Surabaya sebagai Wakil Komandan Mobrig Polisi Jawa Timur (1947). Kemudian menjadi Komandan Mobrig Polisi Jakarta Raya (1950), Komandan Mobrig Polisi Jawa Timur (1950), Komisaris Polisi Kelas I pada Jawatan Kepolisian Ne-gara (1954), Lektor PTIK (1960), Komandan Komandemen Mobrig Pusat (1960), Asisten II Kastaf Komisaris Jenderal MBPN (1962), Ke-pala Pusat Pertahanan Sipil (1962).

Menginjak tahun 1962, Soetjipto sempat dikirim ke AS untuk satu setengah bulan. Dan, tahun ini pula, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV, Komisaris Besar Polisi Soetjipto ditunjuk menjadi Pimpinan Harian Organizing Committeenya. Tiga tahun kemudian, 1965, dia diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara untuk masa jabatan sampai 1968.Yang menarik untuk dicatat, bahwa semasa kepemimpinan Joedodihardjo ini, mulai berdiri Akademi Angkatan Kepolisian (1 Oktober 1965). Namun, pada 16 Desember 1965, pendidikan akademi itu disatukan ke dalam pendidikan ABRI, dan nama-nya menjadi AKABRI Bagian Kepolisian.

Juga menyangkut nama Departemen Angkatan Kepolisian (Depak), yang namanya diubah menjadi Kementerian Angkatan Kepolisian (Kemak). Perubahan ini sehubungan dengan keluarnya Keputusan Presiden 27 Maret 1966 tentang susunan Kabinet Dwikora yang disempurnakan lagi (Dwikora III). Namun namanya berubah lagi menjadi Depak, pada 21 Agustus 1966. Itulah sekilas potret perjalanan hidup R. Soetjipto Joedodihardjo. Setelah menyerahkan jabatan Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian kepada penggantinya, Drs. Hoegeng Iman Santoso, dia mulai memasuki masa persiapan pensiun. Dan, tanggal 26 Maret 1984, Joedodihardjo meninggal dunia. Pada 1 November 1972, dia pensiun dari jajaran kepolisian.