Sila, Nusalaut, Maluku Tengah

negeri di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku

Sila adalah salah satu dari 7 negeri yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Nusalaut, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Negeri ini tergolong sebagai negeri pesisir.[4] Menurut BPS tahun 2018, berstatus sebagai negeri atau desa swadaya.[5]

Sila
Hatalepu Pewae
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenMaluku Tengah
KecamatanNusalaut
Kodepos
97518
Luas3 km2[1]
Jumlah penduduk378 jiwa[2]
Kepadatan126 jiwa/km2[3]

Sebagai sebuah negeri atau desa adat, Sila dipimpin oleh seorang raja yang berkedudukan layaknya kepala desa. Raja Sila bergelar sebagai tuan patti (patih). Apabila raja belum terpilih, tampuk kepemimpinan dijabat oleh pejabat negeri. Jabatan raja di Sila dipangku oleh fam (matarumah parentah) Soselisa. Pejabat yang menjabat kepala pemerintahan negeri saat ini adalah Drs. Hengky Tomasoa, MA yang menggantikan Raja Wendi Soselisa sejak tahun 2016.

Etimologi

Sejarah

Sejak abad ke-18 Masehi Sila telah berkenalan dengan ajaran Kristen Protestan. Pada tahun 1710 masyarakat Sila telah menganut ajaran Kristen. Lima tahun sejak perpindahan keyakinan menjadi penganut Kristen, masyarakat Sila di bawah pimpinan Raja Louis Soselisa mendirikan gereja tertua di Pulau Nusalaut. Gereja tersebut selesai dan diresmikan pada 1719 Masehi dan ditahbiskan dengan nama Ebenhaezer. Di kemudian hari GPM Ebenhaezer turut melayani masyarakat Negeri Leinitu negeri tetangga yang terletak persis di sebelah Negeri Sila.

Belanda membangun banyak bangunan penting kolonial di Nusalaut, khususnya Sila. Salah satu peninggalan yang masih tersisa adalah Benteng Beverwijk.[6] Benteng Beverwijk menjadi salah satu objek vital di Nusalaut yang direbut oleh pasukan Pattimura dalam perang melawan Belanda.

Geografi dan Iklim

Sila terletak di daerah pesisir dengan ketinggian rata-rata 50 m.dpl.[7] Berada di tepi Selat Komuhatanyo yang merupakan bagian dari Laut Banda Sila dipengaruhi oleh iklim tropis laut dan iklim musim.

Administrasi

Demografi

Adat dan Budaya

Agama

Baileu

Fam di Negeri Sila

  1. Abrahams
  2. Fenanlamber
  3. Haurissa
  4. Kiriwenno
  5. Latuputty
  6. Ohello
  7. Risamena
  8. Risamenapatty
  9. Soselisa[8]
  10. Tapiheru
  11. Titiheru
  12. Toisuta
  13. Tomasoa
  14. Uruilal
  15. Wattimena

Hubungan Sosial

Sila terikat hubungan gandong dengan beberapa negeri yang ada di Pulau Ambon, Haruku, Saparua, dan Seram. Total terdapat tujuh negeri dalam persekutuan gandong yang biasa dikenal sebagai Silatupatih, singkatan dari Sila, Asilulu, Laimu, Tulehu, Paperu, Tial, dan Hulaliu.[9] Di antara tujuh negeri Tulehu, Asilulu, dan Tial beragama Islam, sedangkan empat yang lain memeluk agam Kristen Protestan.

Sila memiliki hubungan yang baik dengan negeri-negeri lain di Nusalaut. Hubungan dengan Leinitu misalnya, kedua negeri beribadah di gereja yang sama --GPM Ebenhaezer yang terletak di Negeri Sila. Dalam tatanan adat di Nusalaut, Sila, Akoon, Leinitu, Abubu, dan Nalahia adalah bawahan dari Negeri Titawaai dan Ameth. Raja Titawaai dan Ameth bergelar sebagai tuan latu, sementara raja Sila dan empat negeri yang lain bergelar sebagai tuan patti (patih).

Kapata

Lembaga dan Pranata Tradisional

Referensi

  1. ^ [Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 7]
  2. ^ [Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 43]
  3. ^ [Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 48]
  4. ^ [Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 11]
  5. ^ [Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 23]
  6. ^ Sejarah Benteng Beverwijk dan Nieuw Selandia Di Maluku
  7. ^ [Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 8]
  8. ^ Bartels, Dieter (2017). Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku: Muslim Kristen Hidup Berdampingan di Maluku Tengah, Jilid II: Sejarah. Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). hlm. 476. 
  9. ^ Forum Silatupatih Dorong M. Arifin Elly Nahkodai KNPI Maluku Tengah