Kompas Emas
Kompas Emas adalah buku pertama trilogi His Dark Materials karya pengarang Inggris, Philip Pullman. Di Inggris buku ini berjudul Northern Lights, sedangkan di Amerika Utara diganti dengan The Golden Compass. Di Indonesia, Kompas Emas diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada November 2007.
Pengarang | Philip Pullman |
---|---|
Judul asli | Northern Lights (UK), The Golden Compass (USA) |
Penerjemah | B. Sendra Tanuwidjaja |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Seri | His Dark Materials |
Genre | Novel fantasi |
Penerbit | PT Gramedia Pustaka Utama |
Tanggal terbit | Januari 2007 |
Jenis media | Print (Paperback) |
Halaman | 488 halaman |
ISBN | ISBN ISBN 979-22-2488-2 Invalid ISBN |
Diikuti oleh | Pisau Gaib |
Lokasi Cerita
Penjelasan lebih jauh, lihat artikel His Dark Materials
Lokasi di dunia Kompas Emas adalah sebuah dunia lain, yang dalam beberapa segi sama seperti dunia kita, namun mempunyai banyak perbedaan. Ada tiga tempat yang disebutkan di sini, yaitu Oxford, sebuah wilayah yang menjadi tempat sekolah-sekolah besar. Tokoh utama buku ini tinggal di Akademi Jordan, sekolah paling kaya dan megah di seluruh Oxford. Dua tempat lain berada di di Kutub Utara, yaitu Bolvangar, tempat Magisterium membuat eksperimen mengenai Debu; dan Svalbard, kerajaan para Panserbjørne, beruang berbaju besi.
Plot cerita
Kisah diawali dengan tokoh utama Lyra Belacqua dan dæmonnya, Pantalaimon, mengendap-endap menuju Ruang Rehat yang khusus diperuntukkan bagi para Cendekiawan. Dæmon merupakan manifestasi jiwa yang bisa berubah bentuk, sebelum manusianya akil balig. Pada saat inilah Lyra melihat Master, kepala sekolah Jordan, datang. Melalui percakapan antara Master dan Kepala Pelayan, Lyra tahu tahu pamannya, Lord Asriel, akan datang. Namun betapa terkejutnya Lyra, Master meracuni minuman yang akan dihidangkan pada Lord Asriel.
Tak lama Master pun pergi, dan Lord Asriel tiba. Saat Lord Asriel hendak meminum minumannya, Lyra keluar dan mencegah sang paman meminum racun tersebut. Setelah mengetahui situasinya, Lord Asriel mengampuni Lyra, namun gadis itu harus terus bersembunyi di lemari pakaian hingga pertemuan antara para Cendekiawan selesai. Pada pertemuan tersebut Lyra mendengar tentang Debu, suatu partikel dasar aneh yang terutama bereaksi pada orang dewasa; Dan yang menakjubkan, Lord Asriel juga menunjukkan slide berupa gambar sebuah kota di Aurora. Singkat cerita, Lord Asriel setelah itu pergi ke Kutub Utara, untuk meneliti Debu dan Aurora lebih jauh.
Beberapa hari setelah itu muncul Pelahap, gerombolan penculik, yang menculik sahabat Lyra, Roger Parslow. Lyra hendak menyelamatkan Roger bagaimanapun caranya, ketika ia bertemu dengan Mrs. Coulter, wanita karismatik yang menawarkan agar Lyra menjadi asistennya. Lyra menyanggupinya dan mereka pun pindah ke London. Namun sebelum pergi, Master menitipkan pada Lyra sebuah alat bernama Alethiometer. Berbentuk seperti kompas emas besar, Alethiometer dapat memberitahukan segala sesuatu hal yang benar. Lyra membawa Alethiometer bersamanya ke flat Mrs. Coulter.
Namun Lyra segera menjadi curiga terhadap Mrs. Coulter setelah ia mengetahui bahwa dæmonnya, monyet emas, mengintip keberadaan Alethiometer. Kecurigaan ini berubah menjadi ketakutan saat Lyra mengetahui bahwa Mrs. Coulter merupakan pemimpin Pelahap. Lyra segera kabur dari flat Mrs. Coulter, namun di tengah jalan ia nyaris tertangkap oleh sekumpulan orang asing. Pada saat ini Lyra diselamatkan oleh seorang kaum Gipsi, Tony Costa. Lyra kemudian dibawa ke perkumpulan orang-orang Gipsi, Fen.
Di sana Lyra bertemu dengan John Faa dan Farder Coram, dua pemimpin kaum Gipsi. Saat berada di Fen inilah Lyra mengetahui hal mengejutkan, bahwa ia sesungguhnya merupakan putri dari Lord Asriel dan Mrs. Coulter. Namun karena hubungan keduanya tidak sah, dan Lord Asriel membunuh Mr. Coulter, maka Lyra dititipkan pada Master dari Jordan. Lyra juga menyadari bahwa situasi sekarang semakin gawat: dirinya diincar oleh Magisterium, dan kelompok Pelahap semakin menjadi. Diputuskanlah bahwa kaum Gipsi akan menuju Kutub Utara, markas para Pelahap, demi menyelamatkan anak-anak tersebut.
Pada awalnya Lyra tidak diperbolehkan ikut, namun Lyra segera belajar menggunakan Alethiometer, dibantu Farder Coram. Lyra segera diperbolehkan ikut, namun gadis itu tidak boleh keluar dari kapal Kaum Gipsi setelah tertangkapnya dua mesin mata-mata Mrs. Coulter.Kapal kaum Gipsi segera tiba di Lapland, kota pelabuhan Kutub Utara. John Faa, Farder Coram, dan Lyra pergi ke Konsulat Penyihir untuk menemui seorang penyihir yang pernah menjadi sahabat Farder Coram, Serafina Pekkala, ratu Penyihir klan Danau Enara. Di sini Lyra mendapat sebuah tes dari sang Konsul Penyihir, dan berhasil. Konsul Penyihir memberitahu Farder Coram dan John Faa satu hal penting: bahwa Lyra telah menjadi bahan ramalan utama para Penyihir selama berabad-abad.
Di Lapland pula Lyra bertemu dengan Lee Scoresby, aeronaut, dan beruang Iorek Byrnison yang dalam pembuangan. Iorek dibuang karena membunuh sesama beruang dan menjadi hina sebab baju besinya telah dicuri. Dengan bantuan Alethiometer, Lyra berhasil mendapatkan baju besi Iorek, maka beruang itu pun ikut dalam ekpedisi kaum Gipsi. Akhirnya mereka semua berangkat menuju pedalaman Kutub Utara demi menemukan markas Pelahap.
Dalam perjalanan, Alethiometer memberitahu Lyra bahwa ia harus menyelamatkan suatu desa dari hantu. Bersama Iorek ia pergi ke desa itu, demi mendapati hal paling mengerikan—hantu itu adalah seorang anak yang telah mengalami Pemutusan, yaitu proses pemisahan manusia dari dæmon. Lyra menyelamatkan bocah ini, namun pada akhirnya terlambat, bocah tersebut mati. Setelah pemakaman mereka meneruskan perjalanan ke pedalaman. Pada saat ini datanglah dæmon Serafina Pekkala, Kaisa, yang memberitahu bahwa markas Pelahap ada di Bolvangar. Dengan segera kaum Gipsi bertolak ke Bolvangar, tepat sebelum mereka diserang oleh orang-orang Samoyed. Lyra tertangkap dan dibawa ke Bolvangar.
Di Bolvangar, Lyra segera diberitahu oleh anak-anak lain bahwa mereka mengadakan semacam eksperimen mengenai Debu. Semua anak di sana rupanya dicekam ketakutan sebab beberapa anak yang telah mengalami pubertas dibawa pergi dan tidak pernah kembali. Yang semakin mengerikan Lyra, Mrs. Coulter akan tiba ke Bolvangar. Namun Lyra berhasil menemukan Bill Costa dan sahabatnya, Roger, yang menunjukkan sebuah lorong rahasia padanya. Lyra dan Roger, serta dæmon Kaisa yang datang menjemput, menyusuri lorong ini, menemukan dæmon-dæmon yang terpotong dikurung dalam toples. Murka luar biasa, ketiganya membebaskan kesemua dæmon.
Namun rencana mereka tidak berjalan lancar. Meskipun tidak tertangkap ulah mereka ketahuan, dan yang lebih parah Mrs. Coulter telah tiba.