Jean-Bertrand Aristide (lahir 15 Juli 1953) adalah seorang politikus Haiti dan bekas pastor Katolik Roma yang menjadi Presiden Haiti pada 1991 dan kemudian terpilih lagi dan menjabat sebagai Presiden sejak 2001 hingga disingkirkannya pada 2004. Aristide adalah pemimpin Haiti yang terpilih secara demokratis dan populer di antara rakyat Haiti yang miskin.

Para kritik mengatakan bahwa ia memerintah sebagai seorang diktator dan korup sehingga digulingkan oleh sebuah kudeta militer (September 1991) dan tersingkir pada 2004 ketika sejumlah bekas tentara melakukan pemberontakan (Februari 2004). Penyingkirannya yang kedua menimbulkan kontroversi karena Aristide mengaku bahwa ia dipaksa meninggalkan negaranya di bawah tekanan Amerika Serikat dan diculik serta disingkirkan ke sebuah negara di Afrika. Sebaliknya, AS menolak pernyataan itu dan mengatakan bahwa Aristide meninggalkan negaranya dengan sukarela.

Pendidikan dan pelayanan di gereja

Aristide dilahirkan di Port-Salut, Haiti. Ia mendapatkan pendidikannya di sekolah-sekolah Salesian di Port-au-Prince dan di Kolese Notre Dame, dan lulus pada 1974. Kemudian ia menjalani pendidikan novisiat di La Vega, lalu kembali ke Haiti untuk belajar filsafat di Grand Seminaire Notre Dame dan psikologi di Universitas Negara Haiti. Setelah menyelesaikan studi pasca-sarjananya pada 1979, ia berkeliling di Eropa, belajar di Italia dan Israel. Aristide kembali ke Haiti pada 1983 untuk ditahbiskan menjadi seorang imam Salesian.

Aristide diangkat menjadi pastor di sebuah gereja kecil di Port-au-Prince dan kemudian dipindahkan ke gereja yang lebih besar di pemukiman kumuh La Saline. Di sana ia mendapatkan sapaan kesayangan dalam bahasa Creole "Titide" atau "Titid" (Aristide kecil). Aristide menjadi penganjur teologi pembebasan, dan menjadi tokoh terkemuka di sayap yang radikal dari Gereja Katolik di Haiti (ti legliz — dari bahasa Creole Haiti yang berarti "gereja kecil"). Homili-homilinya disebarluaskan lewat stasun radio Katolik di seluruh negeri. Rezim Duvalier berulang kali berusaha membungkamnya. Aristide berhasil selamat karena rezim itu sendiri rontok pada April 1986. Pada bulan September 1988, Aristide dipecat dari Ordo Salesiannya dengan alasan "menghasut hingga membangkitkan kebencian dan kekerasan (serta) meningkatkan konflik antar-kelas." [1]

Pada 1995 Aristide meninggalkan jabatan imamatnya. Tahun 1996 ia menikah dengan Mildred Trouillot, seorang warga negara Amerika Serikat dan daripadanya ia memperoleh dua orang anak perempuan.

Masa jabatan kepresidenan pertama dan kudeta

Setelah kekerasan dan pemilu nasional yang gagal pada 1987, jajak pendapat 1990 dilakukan dengan hati-hati. Aristide mengumumkan pencalonannya sebagai presiden dan setelah kampanye selama enam minggu, "pastor kecil" itu terpilih dengan 67% suara. Selama kampanyenya itu, Aristide menjuluki pengikut-pengikutnya "Lavalas", yang berarti "banjir" atau "badai" dalam bahasa Creole Haiti.

Aristide menduduki jabatannya pada 7 Februari 1991 dan menjadi pemimpin Haiti kedua yang terpilih secara demokratis (lihat Leslie Manigat). Seperti Manigat, ia dipaksa melepaskan jabatannya dalam tempo kurang dari setahun. Sebuah kudeta militer pada 30 September 1991 memaksa Aristide meninggalkan negerinya. Ketika Aristide menjabat presiden, terjadi eksodus besar-besaran dari manusia perahu. Pengawal Pantai AS menyelamatkan 41.342 warga Haiti pada 1991 dan 1992, lebih dari keseluruhan pengungsi selama 10 tahun sebelumnya. Setelah Aristide pergi, AS menolak memberikan status pengungsi kepada para manusia perahu. Hal ini berbeda de jure dengan kesepakatan yang dibuat Ronald Reagan dengan Jean-Claude Duvalier sejak tahun 1981 -- pada saat itu, mereka yang tertangkap di samudra bebas oleh Pengawal Pantai dipulangkan dan hanya delapan dari 23.000 pencari asilum Haiti yang diterima di AS (Paul Farmer, Pathologies of Power p. 36).

Aristide hidup di pembuangan di Venezuela dan kemudian di Amerika Serikat. Ia bekerja keras untuk mengembangkan dukungan internasinoal. Di bawah tekanan AS, rezim militer takluk, dan pasukan-pasukan AS dikerahkan ke Haiti. Pada 15 Oktober 1994, Aristide pulang ke Haiti untuk menyelesaikan masa jabatannya. Embargo dan blokade laut yang dilakukan pada masa pembuangan Aristide merupakan pukulan hebat terhadap ekonomi Haiti yang sudah lemah. Aristide membubarkan tentara Haiti yang terdiri dari banyak perwira yang terlatih di Sekolah Ameria dan membentuk suatu pasukan polisi sipil. Dalam pemilu Assemblée Nationale bulan Juni 1995, sebuah koalisi multi-partai, Organisation Politique Lavalas (OPL) menang dengan mutlak.

Masa jabatan pertama Aristide berakhir pada Februari 1996, dan konstitusi tidak mengizinkannya untuk mencalonkan diri untuk kedua kalinya. Terjadi pertikaian tentang apakah Aristide harus menjabat selama tiga tahun yang tidak dijalaninya ketika ia hidup di pembuangan sebelum pemilu yang baru itu, atau apakah masa jabatannya itu harus dihitung persis sejak tanggal pelantikannya. Di bawah tekanan AS keputusan yang terakhirlah yang diambil. René Préval, seorang sekutu terkemuka Aristide dan Perdana Menteri sejak 1991 di bawah Aristide, mencalonkan diri pada pemilu presiden 1995 dan meraih 88% suara. Hal ini menandakan pertama kalinya dalam sejarah Haiti terjadi transisi kekuasaan secara damai dan demokratis.

Masa jabatan kepresidenan kedua dan pemberontakan

Pada akhir 1996, Aristide memutuskan hubungan dengan OPL dan membentuk sebuah partai politik baru, Fanmi Lavalas. OPL, yang menguasai suara mayoritas di Sénat dan di Chambre des Députés, mengganti namanya menjadi Organisation du Peuple en Lutte, dan mempertahankan singkatan OPL-nya. Pemilu pada April 1997 untuk Senat hanya menghasilkan 5% dari suara yang terdaftar dan diwarnai oleh tuduhan-tuduhan kecurangan. Pemerintah Préval menolak menerima hasilnya.


References


Pranala luar