Wakaf (tajwid)
Waqaf (dalam Ilmu Tajwid)
Wakaf[1] dari sudut bahasa adalah pemberhentian pengucapan. Sementara itu, dari sudut istilah tajwid, wakaf adalah penghentian bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Ada empat jenis wakaf, yaitu:
- تام (tāmm)—wakaf sempurna—yaitu pemberhentian pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya.
- كاف (kāf)—wakaf memadai—yaitu pemberhentian pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, tetapi ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.
- ﺣﺴﻦ (ḥasan)—wakaf baik—yaitu mewakafkan bacaan atau ayat sesudahnya.
- ﻗﺒﻴﺢ (qabīḥ)—wakaf buruk—yaitu pemberhentian bacaan secara tidak sempurna atau penghentian bacaan di tengah-tengah ayat. Wakaf ini harus dihindari, karena bacaan yang diwakafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
- Untuk kegunaan lain, lihat wakaf (disambiguasi)
Tanda-tanda wakaf
- Tanda mim ( مـ ), disebut juga dengan wakaf lazim, adalah penghentian di akhir kalimat sempurna. Wakaf lazim disebut juga sebagai wakaf tāmm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, tetapi sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya.
- Tanda ṭa ( ﻁ ) adalah tanda wakaf mutlak sehingga diwajibkan untuk berhenti.
- Tanda jim ( ﺝ ) adalah wakaf jaiz, jadi boleh berhenti dan boleh melanjutkan bacaan.
- Tanda ẓa ( ﻇ ) menandakan lebih baik tidak berhenti.
- Tanda ṣad ( ﺹ ), disebut juga dengan wakaf murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik tidak mengentikan bacaan, tetapi diperbolehkan berhenti saat dkeadaan darurat dan tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda ẓa dan ṣad terletak pada fungsinya; dalam kata lain, lebih diperbolehkan berhenti pada wakaf ṣad.
- Tanda ṣad lam ya ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari al-waṣal awlā yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan lebih baik". Maka dari itu, meneruskan bacaan tanpa mewakafkannya lebih dianjurkan.
- Tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari qīla alayhil waqaf yang bermakna "boleh berhenti pada wakaf sebelumnya". Maka dari itu, lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwakafkan.
- Tanda ṣad lam ( صل ) merupakan singkatan dari qad yūṣalu yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan". Maka dari itu, lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;
- Tanda qif ( ﻗﻴﻒ ) artinya lebih dianjurkan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya diteruskan oleh sang pembaca tanpa berhenti.
- Tanda sin ( س ) atau tanda saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan pemberhentian sejenak tanpa mengambil napas, baru untuk meneruskan bacaan.
- Tanda waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermakna sama seperti wakaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), tetapi harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas.
- Tanda lā ( ﻻ ) menandakan pelarangan penghentian. Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika muncul di pertengahan ayat, maka tidak dianjurkan untuk berhenti. Jika berada di penghujung ayat, sang pembaca boleh berhenti dan boleh tidak.
- Tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari kaṭālik yang bermakna "serupa". Dengan kata lain, makna dari wakaf ini mirip dengan wakaf yang sebelumnya muncul.
- Tanda titik tiga ( ... ...) disebut sebagai wakaf muraqabah atau wakaf ta'anuq, yang berarti "terikat". Wakaf ini bisa muncul sebanyak dua kali di mana saja, dan dibaca dengan berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua, dan sebaliknya.
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Apokop "wakaf" PERUBAHAN FONOLOG
Referensi
- ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata wakaf pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-10-7.