Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan

salah satu kepercayaan di dunia

Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK) adalah sebuat organisasi yang didirikan di kebonagung, Malang pada tanggal 4 Mei 1955.oleh Bapak Soepardi Soerjosendjojo (alm). Organisasi ini didirikan dengan tujuan:

1). Terwujudnya moral Pancasila di kalangan penghayat KBTTPK, maupun masyarakat Indonesia pada umumnya.

2). Terpeliharanya budaya bangsa Indonesia terutama yang berhubungan langsung dengan perikehidupan terhadap kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

3). Memperluas kemurnian ajaran KBTTPK bagi warganya.

4). Melaksanakan penataran-penataran P4 secara rutin dan bercabang-cabang.

5) Ikut berpartisipasi dalam pembangunan manusia seutuhnya.

Pemahaman "Kawruh BatinTulis Tanpa Papan Kasunyatan" ini bisa diartikan sebagai pemahaman tentang illmu pengetahuan tentang bathin yang bersumber dari pantulan pancaindra yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang diejawantahkan lewat laku batin.

Bapak Soepardi Soerjosendjojo sebagai pendiri, mendapat didikan dari kakeknya yaitu Kyai Djoeber Djojodikromo yang mendidiknya melakukan tarak brata (bersemadi) untuk menerima warisan pusaka yang berujud ilmu bathin. Beliau adalah putra dari bapak Soeloeh Harjodikelahiran dukuh Deplangu, kabupaten Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah[1].

Makna Logo organisasi KBTTPK

"Sepi ing pamrih rame ing gawe, memayu hayuning bawana" adalah dasar kebatinan yang disarikan dalam logo organisasinya.

a. Telapak Tangan: Telapak tangan bermakna para warganya sangat mengutamakan (anengenaken) kepercayaan pada diri sendiri sebagai pokok pangkal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

b. Lima buah jari tangan yang berbeda besar dan tingginya menggambarkan kerjasama yang serasi walaupun kodratnya berbeda,tapi tujuannya sama Bhineka Tunggal Ika;

c Ibu jari ditekuk melambangkan tidak meonjolkan diri (ora adigang,adigung, adiguna), ilmu padi semakin tua semakin merunduk.

d.Segitiga sama kaki

-Sukma (titik atas)

-Nyawa (titik kanan)

-Hurip (titik kiri)

Dalam gambar segitiga ini:

i. Bisa diartikan orang hidup akan mengalami tiga tataran hidup,lahir,berkembang,mati

ii. Bersatunya cipta,rasa dan karsa (telu-teluning atunggal)

Tri murti itu bisa membendung pekerjaan hawanafsu jahat.

e. Lima warna sinar:

i. Warna merah (abrian) melambangkan keberanian, tidak cepat putus asa.

ii. warna kuning (jenean) melambangkan keluhuran

iii. Warna hitam (cemengan) melambangkan kelanggengan

iV. Warna hijau melambangkan kemakmuran

V. Warna putih (pethakan) melambangkan kesucian



Rujukan

  1. ^ Ensiklopedi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. [Jakarta]: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2006. ISBN 9789791607117. OCLC 424338489.