Seminari

lembaga pendidikan bagi calon rohaniwan Katolik

Seminari adalah lembaga pendidikan bagi calon rohaniwan Kristiani, baik itu Kristen yang mendidik pendeta atau Katolik yang mendidik pastor. Seminari berasal dari kata Seminarium dari bahasa Latin yang terbentuk dari kata dasar "semen", artinya benih. Maka, Seminari berarti tempat penyemaian benih. Maksudnya, benih panggilan rohani yang ada pada seseorang, disemaikan dengan pendidikan di Seminari. Di Gereja Katolik ada jenjang Seminari Menengah (setingkat SMP dan SMA) dan Seminari Tinggi (setingkat perguruan tinggi). Seminari merupakan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pihak Kristen (Katolik, maupun Protestan) untuk mendidik calon pemimpin agama. Sekolah-sekolah ini kadang-kadang disebut pula sekolah teologi. Sekolah Alkitab cenderung memberikan pendidikan serupa. Namun pendidikan di Seminari khususnya seminari Katolik memiliki tujuan pendidikan yang didasari 5 aspek yaitu: scientia(Pengetahuan), Sanctitas(kekudusan), sanitas(kesehatan), societas( komunitas), dan vocation(panggilan). Dengan 5 aspek ini para seminaris(orang yg sedang menempuh pendidikan di seminari) diharapkan mampu menjadi pemimpin sekaligus pelayan bagi masyarakat dan Gereja. Mengenai pendidikan di seminari Menengah(setingkat SMP dan SMA), para seminaris juga mempelajari pelajaran-pelajaran seperti para siswa pada umumnya seperti: (Matematika, bahasa inggris, sejarah, Biologi) dan pelajaran-pelajaran umum lainnya. Yang membedakannya adalah para seminaris juga mempelajari beberapa pelajaran khusus seperti bahasa Latin, kitab suci, liturgi, dan sejarah Gereja. Selain itu para seminaris juga mempelajari kesenian seperti tari tradisional, drama, melukis, dan menyanyi. Adapun juga para seminaris bisa mengembangkan bakat olahraga karena tersedianya fasilitas olahraga yang lengkap. Mengenai Pendidikan di Seminari Tinggi(Setingkat perguruan Tinggi) sudah lebih menjurus pada pendidikan menjadi seorang pastor. Seminaris yang berada di seminari Tinggi adalah orang-orang yang sudah memutuskan untuk menjadi seorang pastor namun tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan panggilan ada yang mengundurkan diri dari seminari tinggi. Dalam proses pendidikan di seminari Tinggi para seminaris akan lebih mendalami tentang pentingnya Hidup doa (spiritualitas) Kitab Suci, Liturgi, dan Sejarah Gereja. Selain itu para seminaris juga mempelajari filsafat dan teologi. Mengenai jumlah seminari yang ada di dunia belum pasti berapa jumlahnya tetapi di indonesia sendiri jumlah seminari Menengah ada sekitar 34 seminari, sedangkan jumlah seminari Tinggi ada belasan lebih.

Gelar akademik

Gelar akademik untuk pastor Katolik Roma berdasarkan pendidikan yang telah di tempuhnya selama masa pendidikan di Seminari Tinggi. Untuk Indonesia sendiri biasanya para pastor mempunyai gelar sebagai sarjana (filsafat dan teologi), adapun juga gelar-gelar lain bisa di peroleh seorang pastor jika menempuh pendidikan di jurusan lain( di luar filsafat dan teologi) misalnya: sastra inggris sosiologi, liturgi,kitab suci,dll. Khusus kitab suci dan liturgi para pastor menempuh pendidikannya di Eropa. Selain itu juga para pastor juga mempunyai gelar berdasarkan di mana dia berkarya dan (kongregasi /ordo) yang telah di pilih. Para pastor yang bekerja di lingkup keuskupan di berikan gelar projo, sedangkan para pastor yang bermisi ke luar negeri dan di dalam negeri( tidak tetap pada satu tempat) di berikan gelar berdasarkan (kongregasi/ Ordo) misalnya SVD, SDB, SJ, OSC, MSC. Gelar itu berdasarkan nama ordonya.

Lapangan kerja

Meskipun tujuan utama seminari adalah mempersiapkan para seminaris untuk menjadi seorang pastor untuk Katolik dan Pendeta untuk kristen protestan .ada pula orang-orang yang belajar hanya karena ingin lebih mendalami pengetahuan keagamaannya atau memperdalam kehidupan spiritual mereka. Lulusan seminari ada pula yang bekerja di bidang-bidang lain di luar pelayanan di gereja seperti misalnya sebagai wirausahawan,pekerja sosial, guru, dll.

Program pendidikan

Mengingat tujuan pendidikan sebuah seminari adalah mempersiapkan seseorang untuk menjalani pelayanan keagamaan, maka program pendidikannya biasanya dipusatkan pada empat bidang, yaitu: pembinaan kepribadian, pembinaan spiritual, pembinaan akademik, dan pembinaan pastoral.

Pembinaan kepribadian dimaksudkan untuk menciptakan pribadi pelayan bidang keagamaan yang matang dari segi emosional, jasmani, dan rohani.

Pembinaan spiritual dilakukan dengan membiasakan peserta didik mengembangkan kehidupan kerohaniannya dengan berbagai latihan spiritual (doa, retreat, meditasi, dll.)

Pembinaan akademik dicapai dengan pendekatan ilmiah terhadap berbagai segi ilmu teologi. Peserta didik belajar tentang perkembangan ilmu teologi dari abad-abad pertama hingga zaman yang mutakhir. Mereka juga belajar berbagai studi teologi yang berkembang di berbagai tempat di dunia, termasuk di dalam konteks studinya sendiri. Pembinaan akademik inilah yang menjadi fokus utama pendidikan di seminari yang sudah pasti peserta didik atau seminaris dibekali dengan pendidikan filsafat sebagai pelayan teologi. Pembinaan pastoral dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dengan kecakapan penggembalaan yang dibutuhkan oleh seorang rohaniwan. Berbagai seminari membekali mahasiswanya dengan kecakapan dalam memahami manusia sebagai pribadi (melalui ilmu psikologi) dan manusia di dalam lingkungannya (melalui ilmu sosiologi-antropologi).