Sukasman adalah seniman wayang yang lahir pada tahun 1937 di Yogyakarta. Ia bisa saja sangat kaya karena banyak orang memburu wayangnya, tapi ia memilih hidup sederhana. Dan ketika UNESCO menetapkan wayang sebagai salah satu pusaka dunia non benda. dialah sang kreator Wayang Ukur Yogyakarta.[1]

Perupa ini memamg bulan seorang dalang. Tapi kecintaanya terhadap wayang melebihi dalamng manapun. Tenaga, pikiran, dan bahkan seluruh hidupnya tercurah ke dunia pewayangan.

Sejak kecil

Sukasman akrab dengan wayang karena hobinya menggambar wayang.dia mamiliki sekotak wayang kertas, pemberian bapaknya. Tentu wayang kertas gamang rusak. Tapi, Sukasman kecil terampil memperbaikinya. Baginya, wayang begitu unik karena berwajah oval, tak simetris, seperti wajah manusia. Dari situ ia serius mempelajari wayang.

Selepas sma tahun 1957, Sukasman masuk Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Tujuannya mengembangkan hobi menggambar wayang. Tapi di ASRI tak ada pelajaran menggambar wayang. Meski kecewa, sukasman tetap melanjutkan kuliahnya.

Berbekal ilmu dari bangku kuliah, Sukasman mulai mengubah bentuk wayang klasik menjadi wayang kreasi baru . Suatu hari Iya tunjukkan kreasinya pada Ki Prayitno Wiguno, guru Sukasman di Abiranda (sebuah lembaga pendidikan pedalangan di keraton Yogyakarta). Sang guru marah, "Bentuk wayanh sudah sempurna, tak boleh di utak-atik lagi!" dengan kata lain, karya Sukasman adalah wayang cacat yang nyempal pakem.

  1. ^ M. Dahlan, Muhidin (2012). Almanak Seni Rupa Indonesia: Secara Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.