Priyatna Abdurrasyid

Revisi sejak 19 Oktober 2019 05.39 oleh Hanik Nurlaila (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Prof.Dr.Priyatna Abdurrasyid''', S.H.,Ph.D.,Cert.IISL.,Dipl.IAA merupakan mantan Jaksa Agung Muda Bidang Intel, Beliau juga pernah menjadi Staf Ahli Bidang Hukum...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Prof.Dr.Priyatna Abdurrasyid, S.H.,Ph.D.,Cert.IISL.,Dipl.IAA merupakan mantan Jaksa Agung Muda Bidang Intel, Beliau juga pernah menjadi Staf Ahli Bidang Hukum Menko Polhukam.Sekarang Beliau guru besar angkasa luar Unpad, UGM, dan Perguruan Tinggi Hukum Militer ( PTHM ).

Ayahnya meninggal ketika Pri berusia empat tahun , ia dibesarkan oleh neneknya di Jakarta, sedangkan lima saudaranya bersama tinggal dengan Ibunya di Bogor

Semasa kecilnya Pak Pri nama akrab panggilan Priatna menyukai menonton wayang dengan tokoh yang dikaguminya Gatutkaca dan Arjuna ,beliau juga menyukai membaca komik Flash Gordon .

Pak Pri bercita - cita menjadi dokter .Dimulai dengan lulus SMP tahun 1943kemudian beliau masuk Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) dengan pangkat terakhir Letnan satu,Pengalaman beliau saat menjadi TKR ketika beliau ditugasi Letkol Kawilarang untuk menemukan mayat korban dan pembunuh perwira PBB berkebangsaan Australia . Pelacakan yang dilakukan mulai dari menyusup -nyusup sampai daerah Bogor dan akhirnya ditemukan mayat korban yang sudah ditanam setengah meter dan harus dibawa ke Jakarta. Persoalan muncul ketika mayat harus dibawa ke Jakarta tanpa harus diketahui musuh hingga akhirnya kereta api barang menjadi jalan keluar . Hingga akhirnya jenazah yang masih berseragam itu sampai ditangan PBB di Jakarta . pembunuhnya tertangkap yaitu dua dari sisa sisa pasukan Jepang yang waktu itu masih berkeliaran di Bogor , jJawa Barat.

Pendidikan yang ditempuh setelah beliau setelah lulus UI mendalami hukum udara dan angkasa luar pada McGill University di Montreal , Kanada.Tahun 1972 dan meraih gelar doktor bidang hukum dan angkasa luar pada Universitas Padjajaran, Bandung.