Ong Hok Ham

sejarawan dan akademisi Indonesia
Revisi sejak 24 Oktober 2019 10.15 oleh 180.246.171.53 (bicara) (Penambahan Infobox)


Onghokham atau Ong Hok Ham (1 Mei 1933 – 30 Agustus 2007), adalah seorang sejarawan dan cendekiawan Indonesia. Ia sering menulis pada kolom sejarah di majalah Tempo. Kumpulan tulisannya di majalah ini selama tahun 1976-2001 diterbitkan pada tahun 2002 dengan judul Wahyu yang Hilang, Negeri yang Guncang.

Ong Hok Ham
Berkas:Ong Hok Ham, Historian.jpg
Lahir(1933-05-01)1 Mei 1933
Belanda Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal31 Agustus 2007(2007-08-31) (umur 74)
Indonesia Jakarta, Indonesia
Sebab meninggalStroke
Kebangsaan Indonesia
Nama lainOnghokham
AlmamaterUniversitas Indonesia  · Universitas Yale
Dikenal atasSejarawan Publik di Indonesia yang kali pertama mempelopori penulisan persoalan sejarah di Media
Karier ilmiah
BidangSejarah
InstitusiUniversitas Indonesia
DisertasiThe Residency of Madiun ; Priyayi and Peasant in the Nineteenth Century (1975)

Sebagai sejarawan, Ong Hok Ham menulis banyak artikel mengenai kaum peranakan Tionghoa Indonesia. Lima belas dari puluhan artikelnya yang pernah diterbitkan Star Weekly kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa.

Ong Hok Ham juga merupakan mantan dosen di Universitas Indonesia. Disertasinya selesai ditulis tahun 1975 dengan judul The Residency of Madiun; Priyayi and Peasant in the Nineteenth Century dan gelar Doktor diraihnya dari Universitas Yale, Amerika Serikat. Buah pemikiran Ong diabadikan dalam wujud pusat pelajaran sejarah Ong Hok Ham Institute di Jakarta Timur.[1] Ia pensiun dari Universitas Indonesia pada tahun 1989.

Ong Hok Ham meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 2007 karena stroke.[1] Sebelumnya ia juga pernah terkena serangan stroke pada tahun 2001. Namun hal ini tidak mengganggu semangatnya untuk menulis, meskipun hanya dengan tangan kanannya. [2][3]

Ia juga dikenal sebagai penggemar makanan enak, peminum minuman beralkohol, koki/tukang masak, kolumnis, intelektual publik, penggila pesta, peduli pada komunitas homoseksual, dst.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Samartha, Donvito (2007). "Obituari: Ong Hok Ham Wafat". Liputan6. SCTV. Diakses tanggal 31 Agustus. 
  2. ^ Achdian,Andi."Onghokham dan Sejarah Indonesia", dalam buku "ONZE ONG Onghokham dalam Kenangan", Cet.I, Komunitas Bambu, Depok.Hlmn.19.
  3. ^ Achdian, Andi (2007). Reeve, David, ed. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 19. ISBN 978-979-3731-18-6.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ SP Wardhana, Veven, "Onze Ong, Bukan Onzin Ong", Koran KOMPAS, Minggu, 13 Januari 2008, hal. 11.