Aksara rohaniwan

gaya kaligrafi aksara Tionghoa
Revisi sejak 31 Oktober 2019 10.52 oleh Mulyo777 (bicara | kontrib) (Text added & edited)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Naskah rohaniawan (Hanzi tradisional: 隸書; Hanzi sederhana: 隶书; Pinyin: lìshū; Japanese: 隷書体, reishotai; Vietnamese: lệ thư), adalah gaya tulisan kaligrafi Tiongkok kuno yang berevolusi sejak Periode Negara Berperang hingga Dinasti Qin, paling dominan di masa Dinasti Han dan tetap digunakan selama periode Wei - Jin.[1]

Naskah rohaniawan
Naskah rohaniawan di masa Dinasti Han
Jenis aksara
BahasaTiongkok kuno
Periode
Zaman perunggu Tiongkok, Zaman besi Tiongkok
Aksara terkait
Silsilah
Aksara turunan
Kaishu
Kanji
Kana
Hanja
Zhuyin
Sederhana
Sawndip
Chu Nom
Naskah Khitan
Naskah Jurchen
Naskah Tangut
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.
Aksara rohaniwan

Aksara mandarin untuk "Naskah rohaniawan", dalam aksara biasa (left) dan naskah rohaniawan (right).
Hanzi tradisional: 隸書
Hanzi sederhana: 隶书
Makna harfiah: naskah budak

Nama asli naskah ini adalah Hanzi tradisional: 隸書; Hanzi sederhana: 隶书; Pinyin: lìshū karakter "lì" memiliki arti yang tidak jelas, pada periode Qin bisa berarti "budak milik negara, tahanan-dalam-perbudakan" atau bisa juga berhubungan dengan bawahan berpangkat rendah, pelayan, pelari, antek, pelayan; pembantu rumah tangga, sipir penjara atau buruh, namun bisa juga menjadi karakter rohaniawan misalnya (lìzì 隸字).[2] "Naskah rohaniawan" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris "Clerical script", yang sebelumnya di sebut "Chancery script".

Karena masih dibaca sampai sekarang, huruf-huruf ini sering digunakan untuk cita rasa artistik dalam berbagai aplikasi fungsional seperti dalam tulisan untuk tajuk utama, papan nama dan iklan. Struktur hurufnya umumnya berbentuk bujursangkar, mirip dengan naskah biasa (modern) atau (kaishu,(楷書), namun cenderung berbentuk persegi yang melebar dan sering memiliki pelafalan, dengan guratan besar bergelombang yang terisolasi, terutama guratan diagonal ke kanan atau ke bawah yang dominan. Beberapa struktur juga sudah kuno dan tidak dipakai lagi.  

Referensi

  1. ^ As discussed and referenced below, proto-clerical emerged in Warring States to Qin; it is also widely known that clerical matured in the early Han. Although popularly associated only with the Han dynasty, clerical actually remained in use alongside cursive, neo-clerical, and semi-cursive scripts until after the Wei-Jin period, when the modern standard script became dominant; see Qiu 2000, p.113
  2. ^ Kroll, Paul K. (2017), A Student's Dictionary of Classical and Medieval Chinese, rev. ed., Brill, p. 265.