XL Axiata

perusahaan asal Malaysia

PT XL Axiata Tbk (IDX: EXCL), (sebelumnya bernama PT Grahametropolitan Lestari dan PT Excelcomindo Pratama Tbk) atau disingkat XL adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia.[3] XL didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. Pada 16 November 2009, RUPSLB XL menetapkan perubahan nama perusahaan dari PT Excelcomindo Pratama Tbk. menjadi PT XL Axiata Tbk.

PT XL Axiata Tbk.
Publik
Kode emitenIDX: EXCL
IndustriOperator telekomunikasi seluler
Didirikan6 Oktober 1989
Kantor pusatIndonesia Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Hasnul Suhaimi, CEO (2006–2015)
Dian Siswarini, CEO (2015-sekarang)[1]
ProdukTelepon Seluler, Aplikasi, Content dan Datacom
PendapatanRp 21,26 triliun[2]
Rp1,03 triliun[2]
Karyawan
2.021 (2013)
IndukRajawali Corporation (1988–2005)
Telekom Malaysia (2005–2009)
Axiata Group (2009-sekarang)
DivisiAxis Telekom
Situs webwww.xlaxiata.co.id

XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP.

Akuisisi XL Axiata terhadap Axis Telekom

XL Axiata telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi Axis Telekom Indonesia, pada tanggal 26 September 2013.

Perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales purchase agreement (CSPA) dilakukan dengan Saudi Telecom Company (STC) dan Teleglobal Investment BV (Teleglobal), yang merupakan anak perusahaan STC.

XL disebut akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari utang dan kewajiban Axis.

Kesepakatan perjanjian jual beli bersyarat ini meliputi beberapa hal, yaitu:

  • Teleglobal akan menjual 95 persen saham di Axis kepada XL. 100 persen nilai perusahaan Axis dinilai sebesar 865 juta dollar AS, dengan catatan buku AXIS bersih dari utang dan posisi kas nol (cash free and debt free). Harga Pembayaran akan digunakan untuk membayar nilai nominal saham Axis, serta membayar utang dan kewajiban Axis.
  • Transaksi tersebut akan rampung setelah mendapatkan persetujuan pemerintah terkait dan persetujuan pemegang saham XL melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
  • Satu hal lagi, transaksi itu juga akan rampung apabila tidak ada perubahan dari kepemilikan spektrum.

"Kami yakin semua pemain di industri sepakat bahwa konsolidasi harus terjadi di industri telekomunikasi," kata Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengenai akuisisi ini.

Merril Lynch (Singapura) Pte Ltd (Bank of America Merril Lynch) bertindak sebagai penasihat keuangan dari XL untuk transaksi ini.[4][5][6]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar