Boeing 747
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. |
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Boeing 747, juga dikenal sebagai Jumbo Jet, adalah pesawat penumpang terbesar sampai saat ini. Pesawat A380 yang lebih besar lagi baru akan beroperasi pada tahun 2006.
Pesawat empat mesin ini, diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, menggunakan konfigurasi dua dek dimana dek atas digunakan untuk kelas bisnis. Konfigurasi 3-kelas (kelas pertama, kelas bisnis dan kelas ekonomi) mampu menampung 400 penumpang dan konfigurasi 1-kelas (hanya kelas ekonomi saja) mampu menampung 600 penumpang.
747 dapat terbang pada kecepatan yang tinggi (Umumnya 0,85 Mach atau 909 kilometer perjam) dan mampu terbang antara benua (dengan jarak maksimum 13.570 km untuk seri 747-400, seperti terbang dari New York ke Hong Kong tanpa henti). Pada tahun 1989, Qantas terbang tanpa henti dari London ke Sydney, jarak penerbangan tersebut adalah sejauh 18.000 km dan di selesaikan dalam waktu 20 jam 9 menit. Namun penerbangan itu tidak mengangkut penumpang maupun kargo (pesawat kosong). Pada Mei 2004, 1382 pesawat Boeing 747, dengan berbagai konfigurasi, telah diperbaiki atau disempurmakan, menjadikan 747 salah satu produk Boeing yang paling berjaya. [1].
Sejarah
Boeing 747 lahir pada waktu industri udara era 60-an sedang maju pesat. Era pesawat komersil pada waktu itu, dijuarai oleh Boeing 707 yang telah membuat satu revolusi di dalam perjalanan udara jarak jauh dan merealisasikan konsep "Kota Global". Pada waktu itu, Boeing sudah pun mengkaji pesawat yang besar untuk memenangi kontrak dari Tentara Amerika Serikat tetapi kalah kepada Lokheed C-5 Galaxy. Pan Am, klien setia Boeing pada waktu itu, meminta Boeing membuat sebuah pesawat penumpang yang besar, 2 kali ukuran Boeing 707. Maka, pada tahun 1966 Boeing mengeluarkan satu garis panduan mengenai konfigurasi pesawat penumpang yang akan dinamakan Boeing 747. Pan Am menempah 25 seri 747-100. Pada mulanya, rekaan pesawat ini adalah pesawat dua tingkat penuh atau 'double decker' tetapi karena masalah pengosongan pesawat ketika keadaan darurat, ide ini di tukar untuk menjadi sebuah pesawat berbadan lebar.
Ketika itu, Boeing 747 dijangka akan digantikan oleh pengangkutan supersonik. Maka Boeing membuat ulang Boeing 747 supaya dapat dirubah menjadi pesawat kargo, jaga-jaga apabila permintaan bagi versi penumpang akan menurun suatu hari nanti dan hanya versi kargo yang mampu bertahan. Maka kokpit pesawat itu di bawa ke dek atas supaya moncong pesawat dapat dibuat untuk dibuka menjadi satu pintu kargo. Pada mulanya dek atas digunakan untuk kelas pertama dan lobi/bar tetapi saat-saat ini dek itu biasanya digunakan sebagai tempat duduk ekstra. Dengan jangkaan hanya 400 jualan, 747 mampu bertahan dari kritik-kritik dan pada tahun 1993 sebanyak 1000 pesawat berhasil dibangunkan.
Pembangunan 747 adalah satu tugas yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena Boeing tidak mempunyai bangsal pesawat yang cukup besar untuk menampung pesawat-pesawat itu. Maka, perusahaan ini terpaksa membina satu kilang di Everett, Washington, dimana kilang itu menjadi kilang terbesar yang pernah dibina. Pratt and Whitney pula pada waktu itu membangunkan satu mesin turbofan yang cukup besar, JT9D, untuk Boeing 747. Maka, untuk keselamatan dan keupayaan terbang, Boeing 747 dibuat dengan 4 sistem hidrolik yang akan digunakan ketika keadaan darurat, membagikan kawalan pergerakkan pesawat kepada dua, berbagai stuktur keadaan darurat dan 'flaps' yang kompleks yang membolehkan 747 digunakan pada landasan biasa.
Pada mulanya, banyak perusahaan penerbangan ragu terhadap Boeing 747. Waktu, pesaing Boeing, McDonnell Douglas dan Lokheed, sedang membangunkan pesawat berbadan lebar dengan tiga mesin yang dinamai 'trijet', pesawat trijet itu lebih kecil dari 747. Malahan kebanyakkan perusahaan penerbangan merasakan 747 terlalu besar untuk penerbangan jarak jauh dan dengan itu mereka melabur di dalam projek 'trijet'. Terdapat juga kebimbangan sama ada 747 mampu beroperasi dengan struktur lapangan terbang ketika itu.
Satu lagi isu yang dibawa ialah penggunaan bahan bakar. Ini karena pembakaran pesawat 'trijet' lebih rendah dari pesawat empat jet dan perusahaan penerbangan tentunya lebih cenderung memilih biaya bahan bakar yang rendah. Isu ini telah menghantui Boeing pada 1970.
Bagaimanapun, Boeing telah berjanji untuk mengantar 747 kepada Pan Am, dalam masa kurang empat tahun, Boeing perlu membangun, membina dan menguji pesawat itu. Dalam tempoh yang singkat ini, proses pembangunan membuatkan mereka yang terlibat dalam projek ini berkerja dalam keadaan yang sanagat menekan dan mereka ini disebut sebagai 'The Incredibles'. Biaya yang tinggi untuk pembangunan pesawat ini dan pembinaan infrastuktur di Everett merupakan satu pertaruhan bagi Boeing dan keberhasilan perusahaan ini bergantung kepada keberhasilan 747. Boeing hampir gulung tikar pada tahun 1970. Namun, Boeing memenangi pertaruhan ini pada akhirnya dan Boeing memonopoli pengangkutan berbadan lebar selama 35 tahun. Kedatangan Airbus A380 memecah rekor Boeing.
Variasi
747 dibuat dengan beberapa seri untuk memenuhi kehendak klien.
747-100
Model pertama 747 ialah 747 seri 100 (747-100), dirasmikan di Everett pada 2 September 1968. 747-100 mulai beroperasi pada 1 Januari 1970 dengan klien pertama Pan American World Airways. 747-100B kemudiannya menggantikan 747-100, dengan fuselage yang lebih kukuh dan kerangkan sokongan ban yang kebih kuat. Terdapat juga seri 747-100SR yang mampu menampung 550 penumpang dan digunakan untuk penerbangan domestik di Jepang. Seri 100 mampu terbang sejauh 7.200 km dengan muatan yang penuh.
Dek atas 747-100 ,biasanya mempunyai 3 tingkap, membedakan pesawat ini dengan pesawat-pesawat yang lain. Namun, modifikasi seri ini dengan menambah keluasan dek atas menyebabkan 747-100 sukar dibedakan dengan seri 300.
747-200
Diperkenalkan pada tahun 1971, 747-200 mempunyai daya yang lebih tinggi dan mampu terbang dengan muatan yang lebih berat, jika dibandingkan dengan seri 100, dan karenanya 747-200 dapat terbang lebih jauh. 747-200 dapat dibedakan dengan seri 100 dengan jumlah jendela tingkat atas yaitu sebanyak 10 jendela, sedangkan seri 100 memiliki 3. Variasi seri 200 yang terakhir, 200B, dibuat pada akhir 1980an, mampu terbang 10.800 km dengan muatan yang penuh.
Seri 747-200C dan 200F dibuat untuk pesawat kargo. 747-200F adalah pesawat kargo sepenuhnya, 747-200C adalah seri yang dapat ditukar mejadi pesawat kargo ataupun pesawat penumpang. Seri gabungan pesawat penumpang dan pesawat kargo digelar pesawat combo. Tidak seperti seri 100, kebanyakkan 200 dijadikan pesawat kargo.
747SP
747SP atau 'Special Performance,' diperkenalkan pada tahun 1976. Seri ini dikeluarkan untuk menyaingi Douglas DC-10 dan Lockheed L-1011 TriStar dan karena Boeing tidak ada pesawat berbadan lebar ukuran sederhana untuk bersaing dengan DC-10 dan Tristar. Biaya konstruksi 747 dan 737 yang tinggi pada akhir 1960 menyebabkan Boeing tidak mampu untuk membuat pesawat baru dan karena itu model 747 diperpendek dan dirancang ulang supaya kecepatan dan jarak maksimum disesuaikan dengan kapasitasnya. Seri SP, dengan konfigurasi 3-kelas, mampu membawa 220 penumpang dan terbang sejauh 10.500 km dengan kelajuan 980 km/jam.
747SP adalah satu-satunya pesawat yang mampu terbang dengan jarak terjauh, sampai kemunculanAirbus A340. Penerbangan yang menggunakan model ini antara lain adalah American Airlines, Pan Am, dan Qantas, karena kemampuan seri ini untuk terbang melintasi Lautan Pasifik memenuhi keperluan penerbangan-penerbangan ini untuk terbang ke Tokyo. South African Airways juga menggunakan 747SP untuk rute penerbangan dari Johannesburg ke London, ketika rezim apartheid berkuasa, maskapai ini tidak diperbolehkan untuk terbang melintasi negara-negara Afrika lainnya dan menyebabkan South African Airways cukup kerepotan, dan SP adalah penyelesaiannya.
Meskipun memiliki kemampuan istimewa, penjualan SP tidak seperti yang diharapkan, dimana hanya 45 buah yang terjual, dimana kebanyakan beroperasi untuk pernerbangan di Timur Tengah dan Afrika.
Salah satu modifikasi spesial 747SP adalah pengamat astronomi SOFIA yang membawa teleskop inframerah yang berdiameter 2,5 meter. Sebelum dimodifikasi, pesawat tersebut dioperasikan oleh Pan Am dan dinamakan "Clipper Lindbergh".
747-300
Pada mulanya, model 747-300 direncanakan untuk menjadi pesawat 'trijet' versi 747SP. Tetapi disebabkan permintaan yang kurang banyak, rencana ini dilupakan saja.
Yang kemudian terjadi, 747-300 menjadi satu model baru untuk Boeing dan diperkenalkan pada tahun 1980. 747-300 adalah model pertama 747 dengan dek atas diperbesar untuk menambah kapasitas.
747-400
747-400 adalah model 747 terbaru Boeing, dan satu-satunya seri yang dibuat hingga saat ini. Antara perubahan yang nyata ialah perpanjangan sayap sebanyak 2 meter dan penambahan lentik di ujung sayap sepanjang 2 meter. 747-400 memasuki pasaran pada tahun 1989 dengan klien pertama Northwest Airlines.
Seri 400 dibuat dalam bentuk penumpang sepenuhnya, 'combo' (747-400M) dan kargo (747-400F). Seri domestik untuk pasaran Jepang yaitu 747-400D, adalah pesawat penumpang dengan kapasitas tertinggi di dunia, sampai kemunculan A380, dan 747-400D dapat ditukar menjadi pesawat jarak jauh bila diperlukan.
747-400ER ialah seri 400 yang mampu terbang dengan jarak yang terjauh didalam model 747. 747-400ER juga datang dalam bentuk kargo sepenuhnya iaitu 747-400ERF. Satu rencana kini sedang dipersiapkan untuk model terbaru iaitu 747-400XQLR, kini ditukar menjadi 747 Advanced, yang mampu terbang dengan jarak yang lebih jauh.
Pesawat kargo 747
Boeing mengumumkan pada Oktober 2003 bahwa komponen-komponen untuk 7E7/787 , yang dibuat diseluruh dunia, akan diterbangkan ke Everett, Washington untuk digabungkan. Untuk mengangkut komponen-komponen tersebut, Boeing membuat modifikasi terhadap 747-400 menjadi pesawat kargo.
Waktu pengantaran dapat dipersingkat menjadi 30 hari dengan menggunakan satu 747. Ini cukup penting karena sayap 787 dibuat di Jepang. [2] [3]
747X
747X adalah satu rencana untuk membuat seri 747 dengan menambah luas dek atas, sama seperti 757-500. Tetapi rencana ini ditolak setelah pembangunan 747Adv di dalam proses.
747 Advanced
Boeing sekarang ini membuat satu usaha sama dengan perusahaan pernerbangan untuk membuat seri terbaru 747, Boeing 747 Advanced yang akan menggunakan kokpit dan mesin yang sama dengan 7E7/787. 747 dibuat untuk terbang dengan lebih tidak berisik, lebih ekonomis dan ramah lingkungan. 747 Advanced berkapasitas 500 penumpang dengan konfigurasi 3-kelas dan mampu terbang sejauh 18.816 km dengan kecepatan 0.86 Mach.
Mesin
- 747-100
- empat Pratt & Whitney JT9D-7A turbofan
- 747-200/300
- empat Pratt & Whitney JT9D-7R4G2 turbofan atau
- empat Rolls-Royce RB211-524D4 turbofan atau
- empat General Electric CF6-50E2 turbofan
- 747-400
- empat Pratt & Whitney PW4062 turbofan atau
- empat Rolls-Royce RB211-524H turbofans atau
- empat General Electric CF6-80C2B5F turbofan
Teknis
Dimensi | B747-100 (versi pertama) | B747-400ER (versi terakhir) |
---|---|---|
Panjang | 70,7 m | 70,7 m |
Lebar (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan) | 59,6 m | 64,4 m |
Tinggi | 19,3 m | 19,4 m |
Luas sayap | 511 m² | 541 m² |
Berat bersih | 162,4 ton | 180,8 ton |
Berat maksimum untuk terbang | 340,2 ton | 412,8 ton |
Kecepatan maksimum | 967 km/h | 939 km/h |
Jarak maksimum | 9.040 km | 14.200 km |
Kapasitas kargo | 170,6 CBM (5 palet + 14 LD1s) | 158,6 CBM (4 palet + 14 LD1s) |
Contoh mesin | 4 × Pratt & Whitney JT9D masing masing dengan gaya 209 kN | 4 × General Electric CF6-80 masing masing dengan gaya 274 kN |
Krew Kokpit | Tiga | Dua |
Kecelakaan
- Lufthansa Penerbangan 540, Nairobi, 1974
- Kecelakaan Di Lapangan Terbang Tenerife, 1977
- Air-India Penerbangan 855, Laut Arab, 1978
- Avianca Penerbangan 011, Madrid, 1983
- Air-India Penerbangan 182, Samudra Atlantik, 1985
- Japan Airlines Penerbangan 123, Tokyo, 1985
- South African Airways Penerbangan 295, Samudra Hindia, 1987
- China Airlines Penerbangan 358, Taiwan, 1991
- Penerbangan kargo El Al 1862, Amsterdam, 1992
- Philippine Airlines Penerbangan 434, Okinawa, 1994
- TWA Penerbangan 800, Long Island, 1996
- Saudia Penerbangan 763, Delhi, 1996
- Korean Air Penerbangan 801, Guam, 1997
- Singapore Airlines Penerbangan 006, Taipei, 2000
- China Airlines Penerbangan 611, Kepulauan Penghu, 2002
Terkena serangan
Galeri
-
Air France
-
Air New Zealand
-
All Nippon Airways
-
El Al Israeli Airlines
-
Garuda Indonesia Airlines
-
Japan Airlines
-
Japan Airlines
-
Malaysia Airlines Boeing 747-400 (9M-MPN)
-
Pakistan International Airlines
-
Virgin Atlantic Airways Boeing 747-400
Artikel-artikel terkait | |
---|---|
Pengembangan terkait | |
Pesawat sejenis | |
Seri pesawat |