Tembang Sunda adalah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Kesenian ini biasanya ditampilkan oleh seorang penyanyi dengan iringan permainan alat musik tradisional Sunda seperti kacapi indung (kecapi besar), suling, kacapi rincik (kecapi kecil) dan rebab.

Tembang Sunda pada awalnya disebut juga dengan istilah Cianjuran. Istilah Tembang Sunda mulai dipromosikan sejak tahun 1962 dengan alasan bahwa kesenian gaya Cianjuran tidak hanya terbatas pada satu daerah tertentu melainkan telah banyak diadopsi di kawasan lain di Jawa Barat. Tembang Sunda kadang membawa kebingungan karena banyak genre musik Sunda lain disebut sebagai “tembang Sunda”.

Lagu-lagu

Lagu-lagu dalam Tembang Sunda dibagi ke dalam kategori Papantunan, Jejemplangan, Rarancangan dan Panambih yang masing-masing bisa dibedakan menurut musik serta isi liriknya (puisi). Papantunan adalah lagu-lagu yang diciptakan pada awal abad ke-19, sementara Jejemplangan, Rarancangan dan Panambih usianya lebih muda. Dalam lima puluh tahun terakhir banyak sekali Rarancagan dan Panambih baru yang diciptakan.

Sejarah

Sejarah Tembang Sunda berasal dari seni bercerita (carita pantun) tentang mitos dan legenda Suku Sunda misalnya cerita asal mula padi (Kisah Sulanjana) dan nenek moyang (Kisah Mundinglaya di Kusumah). Carita pantun itu ditampilkan dalam perayaan-perayaan seperti pesta sunatan, pernikahan, panen raya atau ritual penyucian. Cerita kuno yang disampaikan telah tertulis dalam dokumen berbahasa Sunda klasik berjudul Sanghyang Siksakanda ng Karesian yang ditulis tahun 1518.