Pendekar
Pendekar adalah julukan hormat kepada orang yang memiliki keahlian dalam seni bela diri dan menggunakan keahliannya tersebut untuk membela kebenaran, membantu orang lemah atau menentang sebuah kekuatan penindas[1]. Istilah ini lazim disematkan kepada tokoh protagonis dalam cerita-cerita rakyat Nusantara yang mengusung tema kepahlawanan. Si Pitung dalam cerita rakyat Jakarta, misalnya, kerap disebut sebagai "Pendekar Betawi, Pembela Rakyat". Contoh lain adalah Nyimas Gamparan yang dijuluki pendekar Banten karena keberaniannya melawan penjajah Belanda. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki tokoh heroik yang digambarkan sebagai pendekar karena memiliki kemampuan bela diri, kekuatan moral, keberanian dalam membela masyarakat kecil dan menentang penguasa yang lalim. Dengan demikian pendekar dapat disebut sebagai ideal masyarakat tentang sosok penolong, pembela kebenaran dan penegak keadilan.
Sosok ideal tersebut masih terus hidup dalam imajinasi masyarakat hingga sekarang kendati zaman telah berubah. Masyarakat modern masih kerap menggunakan istilah pendekar bagi tokoh-tokoh yang dinilai heroik, misalnya dalam pemberantasan korupsi. Harian KOMPAS tanggal 27 Juni 2019 menurunkan headline berjudul "Meminang Para Pendekar Anti-Korupsi" untuk menggambarkan proses seleksi pimpinan KPK yang sedang berlangsung saat itu[2]. Ini adalah satu contoh bahwa ideal tentang sosok penegak kebenaran dan keadilan masih terus dihidupi masyarakat dan karena itu karakter seorang pendekar terus dinantikan.
Referensi
- ^ Bdk. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Pendekar
- ^ Lih. Kompas.id, Meminang Pendekar Anti Korupsi