Operasi Serigala

Revisi sejak 10 November 2019 01.45 oleh NaidNdeso (bicara | kontrib)

Operasi Serigala adalah operasi penerjunan pasukan khusus yang dilaksanakan oleh PGT ( Korps Pasukan Khas, sekarang ) sendiri, dengan tugas menyusup ke pertahanan Belanda di Irian Barat melalui Sorong dan Teminabuan, sebagai bagian dari pembebasan Irian Barat dalam Trikora. Operasi ini merupakan bagian dari tiga tahap Trikora, khususnya tahap inflitrasi (penyusupan) dan didasarkan pada Perintah Operasi Panglima Komando Mandala No. 03/PO/SR/5/62 tanggal 13 Mei 1962.[1]

Penerjunan berikutnya sebanyak 81 anggota PGT pada tanggal 19 Mei 1962 di Sorong Teminabuan di pimpin Letnan Muda Udara II Suhadi menggunakan pesawat C-130 Hercules.

Latar Belakang

Ketika tentara Jepang mengalami kekalahan di Asia, dari Sekutu, maka di Indonesia mulai masuk AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) bersama Belanda melalui NICA yang bertujuan mengambil alih pendudukan Jepang di Indonesia. Dan sesuai perjanjian Konferensi Meja Bundar, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia tanpa syarat kecuali Irian Barat. Indonesia ingin agar semua daerah bekas penjajahan Hindia Belanda menjadi wilayahnya, namun Belanda menolaknya. Dan sesuai keputusan dari Konferensi Meja Bundar, persoalan Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah terbentuknya Republik Indonesia Serikat ( RIS ). Namun pada 19 Februari 1952, Belanda secara diam-diam melanggar hasil keputusan dari KMB dengan memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam konstitusinya.[2]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Saragih 2019, hlm. 73.
  2. ^ Saragih 2019, hlm. 1.

Daftar pustaka

  • Saragih, Maylina (2019). Heroisme PGT Dalam Operasi Serigala. Subdisjarah Dispenau.