Tiza Mafira
Tiza Mafira adalah seorang aktivis lingkungan hidup. Ia dikenal sebagai orang muda yang menggagas kebijakan kantong plastik berbayar yang diberlakukan di berbagai supermarket di Indonesia. Idenya tidak hanya menginspirasi Indonesia, tapi juga dunia.[1] Tiza juga menjadi penggagas berdirinya Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sejak tahun 2013 bersama dengan berbagai lembaga pegiat isu kantong plastik.[2]
Tiza Mafira | |
---|---|
Berkas:Tiza-Mafira.png | |
Lahir | 21 Januari 1984 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Dikenal atas | Aktivis lingkungan hidup |
Pendidikan
Tiza menempuh pendidikan dasar di sekolah di daerah Jakarta. Lalu Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana di Universitas Indonesia mengambil jurusan Hukum Internasional pada bulan September 2002 - September 2006. Setelah itu Ia memperdalam bidang hukum dengan mengambil kuliah pascasarjana di Harvard University, Cambridge, pada bulan Agustus 2009 – Mei 2010 untuk spesialisasi pada Corporate Law, Climate Change, Carbon Trading.[1]
Karier
Tiza menyadari bahwa penggunaan plastik semakin banyak. Ia tahu bahwa plastik sangat sulit untuk terurai, membuat sampah plastik semakin menumpuk, di darat maupun di laut. Hal inilah yang membuat Tiza memulai gerakan untuk diet kantong plastik.
Awalnya Tiza memulai kampanye Diet Kantong Plastik pada bulan Oktober 2010. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan kantong plastik, dengan cara membawa tas belanja sendiri atau menggunakan kantong plastik yang dimiliki. Kampanye itu bekerja sama dengan salah satu peritel di 6 kota besar, yang akhirnya dapat mengurangi 8.233.930 lembar kantong plastik dan dapat mengumpulkan dana sukarela dari konsumennya sebesar 117 juta rupiah untuk kegiatan bebersih kota dari kantong plastik di Bogor, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.[2]
Awal tahun 2013, Tiza bersama dengan lembaga-lembaga pegiat isu kantong plastik seperti Change.org, Ciliwung Institute, Earth Hour Indonesia, Greeneration Indonesia, Leaf Plus, Indorelawan, Si Dalang, The Body Shop, dan beberapa perwakilan individu menginisiasi gerakan nasional bersama bernama Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP). Tujuan kolaborasi menjadi gerakan bersama tersebut adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia baik secara personal maupun lembaga, dan juga menyatukan dampak dari seluruh kampanye yang dilaksanakan.[2] Di tahun yang sama, Tiza membuat petisi untuk Pay for Plastic Bag dan hasilnya ditandatangani oleh 70.000 orang. Isi dari petisi itu adalah meminta kepada para pedagang dan pengecer untuk tidak lagi memberikan kantong plastik secara gratis.
Uji coba kebijakan kantong plastik berbayar mulai diberlakukan pada tanggal 21 Februari 2016 di 23 kota di seluruh Indonesia. Kebijakan tersebut membuahkan hasil. Ada penurunan penggunaan kantong plastik hingga 80 persen.[3] Tapi uji coba tersebut tidak berlangsung lama, karena banyak pihak yang kurang setuju atas pemberlakuan kebijakan tersebut. Walaupun banyak yang tidak setuju atas pemberlakuan ini, pemerintah Indonesia justru mendukung kebijakan ini.
Tiza juga sempat menjadi pengajar di Universitas Pelita Harapan pada bulan Juni 2013 - Juni 2014 sebagai dosen pengampu mata kuliah Trade, Environment, and Climate Change.
Sekarang Tiza juga bekerja di Climate Policy Initiative sebagai Associate Director.
Penghargaan
Tiza menjadi salah satu dari lima tokoh aktivis lingkungan hidup dari lima negara (Indonesia, India, Inggris Raya, Thailand, dan Amerika Serikat) yang mendapat penghargaan Ocean Heroes dari Badan Lingkungan PBB (UN Environment) pada tanggal 8 Juni 2018.
Referensi
- ^ a b Jan 24; Pemerintah, 2019 | Aktivis Organisasi Non (2019-01-24). "Tiza Mafira". Tokoh Inspiratif (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-19.
- ^ a b c "Tentang kami". Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-19.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Nah... Uji Coba Plastik Berbayar Sudah Ada Hasilnya". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-10-19.