Daur ulang kaca merupakan proses dari limbah kaca menjadi produk lain yang bisa digunakan. Limbah kaca dihancurkan sampai pada bentuk yang bisa dialihrupa dan dinamakan sebagai cullet[1]. Terdapat 2 tipe cullet yakni internal dan eksternal. Cullet internal merupakan produk yang tidak rilis selama proses produksi produk kaca. Seperti halnya kain perca pada produksi tekstil, demikian pula dengan internal cullet ini. Sedangkan cullet eksternal adalah limbah kaca yang memang dikumpulkan dengan tujuan untuk daur ulang. Jadi, kalau dibilang limbah kaca, sebenarnya mengacu pada cullet eksternal, kecuali dinyatakan lain.

Untuk dapat didaur ulang, limbah kaca harus dimurnikan dan dibersihkan dari kontaminasi. Kemudian, tergantung dari produk akhir yang diinginkan maupun kemampuan prdouksi, ada kemungkinan dilakukan pemisahan pada warna-warna yang berbeda. Seperti diketahui banyak warna kemasan kaca, dengan yang paling populer adalah hijau dan amber. Warna amber merupakan warna yang penting terutama bagi produk obat untuk meningkatkan kualitas dari suatu produk mengingat sifat dari beberapa obat yang cenderung tidak tahan cahaya.

Pemisahan warna umumnya dilakukan pada daur ulang kaca untuk produk kaca kembali, atau dari botol jadi botol lagi. Jika tidak, maka pemisahan warna tidaklah terlalu diperlukan. Patut dicatat juga bahwa ada kaca tahan panas, yang di laboratorium dikenal dengan kaca borosilikat atau merk Pyrex, tidak dapat digabungkan dalam pengolahan kembali karena dapat merusak proses daur ulang mengingat ketahanan yang berbeda. Pada akhir 1970-an, daur ulang kaca belum menarik minat publik[2], namun belakangan sudah mulai meningkat seiring meningkatnya kepedulian sebagian kalangan pada pencemaran lingkungan.

Pemrosesan dari Cullet

Pertama-tama, diperlukan pemisahan kontaminasi kaca, antara lain:

  • Organik: kertas, plastik, tutup botol
  • Inorganik: batu, keramik, porselen
  • Metal: bahan-bahan besi yang terkait
  • Kaca Tahan Panas

Beberapa benda seperti batu atau keramik akan lebur pada titik yang lebih tinggi dibandingkan gelas, sehingga sebelum nantinya menjadi campur baur dan merusak kualitas kaca daur ulang yang akan dibentuk, jadi sebaiknya memang disingkirkan saja. Pada fasilitas modern, sistem pengering dan mesin sortasi optik sering digunakan. Masukan material dengan ukuran yang mirip dan sudah bersih menjadi penting untuk efisiensi dari mesin sortasi otomatis.

Daur ulang menjadi kaca lain

Ada alasan utama bahwa daur ulang kaca lebih disukai oleh industri, yakni karena lebih hemat energi[3]. Energi yang dibutuhkan untuk melelehkan material kaca daur ulang lebih kecil daripada harus membuat kaca baru dari silika (SiO2), natrium bikarbonat (Na2CO3) dan kalsium karbonat (CaCO3).  Diperlukan 2.671 Giga Joule/ton untuk pembuatan kaca baru dengan daur ulang kaca hanya butuh 1.886 Giga Joule/ton. Aturan umumnya, setiap 10 persen penggunaan cullet pada poses, maka energi yang dihemat sampai 2-3 persen dengan maksimal potensi energi yang dihemat secara teoretis mencapai 30%. Setiap 1 ton limbah kaca yang didaur ulang dapat mengurangi hingga 315 kilogram karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer dalam proses pembuatan kaca baru.

Selain itu, kaca hasil daur ulang cenderung tidak memiliki perbedaan kualitas dengan kaca yang dibuat baru[4]. Sehingga di tengah peningkatan kepedulian lingkungan, produk kaca kembali dilirik karena faktor ini.

Daur ulang menjadi produk lain

Penggunaan kaca daur ulang sebagai agregat pada beton mulai populer karena mampu meningkatkan estetika dari beton dan bahkan meningkatkan kekuatan pada jangka panjang termasuk insulasi panas yang lebih baik. Kaca yang tidak didaur ulang tapi dihancurkan cenderung menurunkan volume kaca di tempat pembuangan akhir seperti Bantargebang. Meskipun memang ada kecenderungan membahayakan. Beberapa kegunaan lain adalah untuk produk keramik sanitasi dan media filtrasi air.

Potensi daur ulang kaca

Secara internasional, potensi bisnis dalam bidang daur ulang kaca diperkirakan akan mencapai 4,4 miliar dollar Amerika pada tahun 2025 mendatang, bahkan di Swedia, pasar kaca daur ulang diperkirakan akan mampu menggaet keuntungan hingga 6,9 milar dollar Amerika pada 2025 sesudah pemerintah menyediakan berbagai subsidi untuk mendorong daur ulang pada produk kaca. Avfall Sverige, asosiasi daur ulang dan limbah di Swedia menyebut bahwa Swedia punya target bebas sampah pada akhir 2020[5].

Industri minuman beralkohol mengambil peran penting dalam daur ulang produk ini karena mereka merupakan pemasok sekaligus pengguna akhir terbesar secara internasional. Demikian pula dengan obat-obatan sirup.

  1. ^ "Glass Recycling Facts | Glass Packaging Institute". www.gpi.org. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  2. ^ Cook, R. F. (1978-01-01). "The collection and recycling of waste glass (cullet) in glass container manufacture". Conservation & Recycling. 2 (1): 59–69. doi:10.1016/0361-3658(78)90029-2. ISSN 0361-3658. 
  3. ^ "Glass Recycling Facts | Glass Packaging Institute". www.gpi.org. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  4. ^ "Glass Recycling | SWARCO". www.swarco.com. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  5. ^ "'Robust' glass recycling market has bright future • Recycling International". Recycling International (dalam bahasa Inggris). 2018-07-12. Diakses tanggal 2019-11-12.