Invasi Korea oleh Jepang (1592–1598)
Invasi Jepang ke Korea terdiri dari dua operasi terpisah namun saling berkaitan. Pertama, invasi pada 1592 dan gencatan singkat 1596, kemudian invasi kedua pada tahun 1597. Konflik berakhir pada tahun 1598 saat Jepang menarik kembali pasukan mereka [4][5] dari Semenanjung Korea setelah mengalami kebuntuan perang [6] di provinsi pesisir selatan Korea. [7]
Invasi Jepang ke Korea | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pendaratan kapal Jepang di Busan | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Korea dibawah Dinasti Joseon, Tiongkok dibawah Dinasti Ming, Jurchen Jianzhou | Jepang dibawah Toyotomi Hideyoshi | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Korea Tiongkok |
Jepang | ||||||
Kekuatan | |||||||
Korea Tiongkok |
Jepang | ||||||
Korban | |||||||
Korea
total militer 300.000[1]
Tiongkok |
Jepang total militer total 130.000 | ||||||
rakyat + total militer 1.000.000 |
Invasi ini diluncurkan oleh Toyotomi Hideyoshi dengan tujuan menaklukkan Semenanjung Korea dan China, yang masing-masing dikuasai oleh Joseon dan oleh dinasti Ming. Jepang dengan cepat berhasil menduduki sebagian besar Semenanjung Korea, tetapi kontribusi bala bantuan oleh Ming, [8][9][10]serta gangguan pada armada penyedia kebutuhan Jepang di sepanjang pantai barat dan selatan oleh Angkatan Laut Joseon [11][12][13][14][15] memaksa penarikan kembali pasukan Jepang dari Pyongyang dan provinsi utara ke selatan, di Busan dan daerah selatan di dekatnya. Setelah itu, perang gerilya melawan Jepang dengan milisi sipil Joseon [16] dan kesulitan pasokan kebutuhan menghambat kedua belah pihak, baik Jepang maupun pasukan gabungan Ming dan Joseon yang tidak dapat melakukan serangan yang berhasil baik atau mendapatkan wilayah tambahan, mengakibatkan kebuntuan militer. Fase pertama invasi berlangsung dari tahun 1592 hingga tahun 1596, dan diikuti oleh negosiasi damai yang pada akhirnya gagal antara Jepang dan Ming antara tahun 1596 dan tahun 1597.
Pada tahun 1597, Jepang memperbarui serangannya dengan menyerbu Korea untuk kedua kalinya. Pola invasi kedua mencerminkan sebagian besar dari pola invasi pertama. Jepang memiliki keberhasilan awal di darat, merebut beberapa kota dan benteng, namun berujung dihentikan dan dipaksa untuk mundur ke wilayah pesisir selatan semenanjung. Tetapi, pasukan Ming dan Joseon yang terus menyerang tidak dapat mengusir Jepang dari benteng mereka yang tersisa dan posisi-posisi yang telah bersarang di daerah pantai selatan, [17][18][19] di mana kedua belah pihak kembali terkunci dalam kebuntuan militer selama sepuluh bulan.
Dengan kematian Hideyoshi pada tahun 1598, serangan terbatas di darat dan mengalami gangguan pasokan logistik angkatan laut Joseon, pasukan Jepang di Korea diperintahkan untuk mundur kembali ke Jepang oleh Majelis Lima Tetua yang baru memerintah. Negosiasi damai akhirnya tercapai antara kedua pihak dan berlanjut selama beberapa tahun, yang pada akhirnya menghasilkan normalisasi hubungan. [20]
Nama
Di Korea, invasi pertama (1592-1593) dalam bahasa Jepang disebut Imjin yang berarti Gaungguan dan menjadi tahun Imjin dalam siklus Ganzhi. Invasi kedua (1597-1598) disebut "Perang Kedua Jeong-yu" (丁酉). Secara umum, invasi disebut sebagai Perang Imjin.
Di Cina, perang ini disebut Kampanye Wanli yang merujuk pada masa Kekaisaran Wanli yang memerintah Cina ketika itu. Atau juga disebut "Perang Renchen untuk Mempertahankan Bangsa" (壬辰 衛國 戰爭), di mana renchen (壬辰) adalah Imjin yang dibaca dalam bahasa China.
Di Jepang perang ini disebut Bunroku no eki (文 禄 の 役). Bunroku mengacu pada nama era Jepang yang dipimpin Kaisar Go-Yōzei dari tahun 1592 hingga 1596. Invasi kedua (1597-1598) disebut "Keichō no eki" (慶 長 の 役). Di zaman Edo (abad 17-19), perang ini disebut "Kara iri" (唐 入 り "masuk ke Cina") karena tujuan utama Jepang saat memulai invasi adalah penaklukan dinasti Ming Cina. Meskipun pada kenyataannya konflik tersebut sebagian besar terbatas di area Semenanjung Korea, pasukan Toyotomi Hideyoshi mengubah tujuan tersebut selama operasi perang.
Lihat pula
Pranala luar
Referensi
- ^ White, Matthew (2005-01-20). "Selected Death Tolls for Wars, Massacres and Atrocities Before the 20th Century". Historical Atlas of the Twentieth Century.
- ^ Turnbull, Stephen. 2002, pp. 221.
- ^ Turnbull, Stephen. 2002, pp. 230.
- ^ name="Lee 108"
- ^ name="Turnbull, Stephen 1598, p. 85"
- ^ name="zh.wikisource.org">History of the Ming chapter 322 Japan "前後七載 (For seven years),喪師數十萬 (Hundreds of thousands of soldiers were killed),糜餉數百萬 (Millions of cost of war was spent),中朝與朝鮮迄無勝算 (There were no chances of victory in China and Korea),至關白死兵禍始休。 (By Hideyoshi's death ended the war.)"
- ^ Perez, Louis (2013). "Japan at War: An Encyclopedia". Japan at War: An Encyclopedia. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. hlm. 141. ISBN 9781598847413. "Korean and Chinese forces were able to hold off the Japanese troops and confine the fighting to the southern provinces."
- ^ name="The History of Ming chapter 238">"明史/卷238 – 維基文庫,自由的圖書館". zh.wikisource.org.
- ^ Turnbull, Stephen. 2002, pp. 137–43, 204–27.
- ^ name="Turnbull, Stephen 2002, p. 134">Turnbull, Stephen. 2002, p. 134, "(Korean) war minister Yi Hang-bok pointed out that assistance from China was the only way Korea could survive."
- ^ name="Turnbull 17">Turnbull, Stephen (Nov 20, 2012). The Samurai Invasion of Korea 1592–98. Osprey Publishing. hlm. 17. ISBN 9781782007128. Diakses tanggal March 25, 2015. "His naval victories were to prove decisive in the Japanese defeat, although Yi was to die during his final battle in 1598."
- ^ name="Perez 2013 140">Perez, Louis G. (2013). Japan at War: An Encyclopedia. ABC-CLIO. hlm. 140. ISBN 978-1-59884-741-3.
Just as a complete Japanese victory appeared imminent, Admiral Yi entered the war and quickly turned the tide.
- ^ name="Perez 2013 140–141">Perez, Louis (2013). "Japan at War: An Encyclopedia". Japan at War: An Encyclopedia. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. hlm. 140–41. ISBN 9781598847413."Yi's successes gave Korea complete control of the sea lanes around the peninsula, and the Korean navy was able to intercept most of the supplies and communications between Japan and Korea"
- ^ Elisonas, Jurgis. "The inseparable trinity: Japan's relations with China and Korea." The Cambridge History of Japan. Vol. 4. Ed. John Whitney Hall. Cambridge: Cambridge UP, 1991. p. 278.
- ^ name="Lee, Ki-baik 1984. pp. 212">Lee, Ki-baik. A New History of Korea. Trans. Edward W. Wagner and Edward J. Schultz. Seoul: Ilchokak, 1984. p. 212.
- ^ name="auto">Lewis, James (December 5, 2014). The East Asian War, 1592–1598: International Relations, Violence and Memory. Routledge. hlm. 160–61. ISBN 9781317662747. Diakses tanggal May 2, 2015. "The righteous armies that appeared in 1592 smashed the local rule distributed across Korea's eight provinces by the Japanese military. The righteous army activities were one of the most important factors for the frustration of the Toyotomi regime's ambition to subjugate Ming China and extend dominion over Korea."
- ^ name="ReferenceC">Annals of the Joseon Dynasty Korean language http://sillok.history.go.kr/id/kna_13110012_007
- ^ name="Turnbull, Stephen 2002, p. 222">Turnbull, Stephen. 2002, p. 222. The Chinese Ming forces retreated with 30,000 losses
- ^ name="auto1">https://zh.wikisource.org/wiki/%E6%98%8E%E5%8F%B2/%E5%8D%B7320 History of the Ming chapter 320 士卒物故者二萬. 20000 losses
- ^ Turnbull, Stephen; Samurai Invasions of Korea 1592–1598, pp. 5–7