Bahasa Jawa Kedu

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
Revisi sejak 21 November 2019 06.44 oleh Taufik Junior (bicara | kontrib) (Penambahan pranala)

Bahasa Jawa Kedu adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Kedu, tersebar di Kebumen: khususnya Kota Karanganyar, Prembun, Kutowinangun, Kutoarjo, Purworejo, Magelang, Wonosobo dan Temanggung. Dialek Kedu adalah nenek moyang dari bahasa Jawa yang biasa digunakan di Suriname.

Dialek ini terkenal dengan cara bicaranya yang khas, sebab merupakan pertemuan antara dialek "Mataram/bandek" (Yogya-Solo) dan Bahasa Banyumasan Contoh: Kata-katanya masih menggunakan dialek ngapak dalam tuturannya agak bandek:

  • "Nyong": aku, tetapi orang Magelang memakai "aku" orang Temanggung yang di kotanya juga menggunakan "aku" di Parakan juga sebagian kecil menggunakan "aku". Kata "Nyong" lazim digunakan di wilayah Wonosobo dan Kebumen yang berbatasan langsung dengan wilayah ex karesidenan Banyumas.
  • "njagong": duduk (bahasa Jawa standar: lungguh)
  • "Njur piye": Lalu bagaimana (bahasa Jawa standar: "banjur piye" atau "terus piye")
  • "gandhul": pepaya
  • "mbaca": membaca (bahasa Jawa standar: maca)
  • "mberuh" = (embuh ora weruh): tidak tahu
  • "mbek" = (kambek, karo): dengan contoh "mbek sopo?" artinya "dengan siapa?"
  • "krongsi" = kursi (Temanggung)
  • "petek poteh sekele koneng numpak dhugar gejedud-jedud" = (dialek Prembun) yang berarti: ayam putih kakinya kuning menumpang dokar terantuk.
  • "Pinten" = Berapa? (Krama Karanganyar)
  • "Sae" = Baik atau Bagus.

Adanya pengantar: eeee, oooo, lha kok, ehalah, ha- inggih, sering digunakan dalam tuturan basa-basi masyarakat Temanggung jika lagi mengobrol. Ini menandakan jika orang Temanggung memang menyenangkan jika diajak mengobrol.

Bahasa Jawa Sumpiuh