Al-Qiyadah al-Islamiyah adalah sebuah aliran kepercayaan di Indonesia yang melakukan sinkretisme ajaran dari Al-Qur'an, Al-Kitab Injil dan Yahudi, juga wahyu yang diakui turun kepada pemimpinnya. Aliran ini didirikan dan dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq/Musaddeq/Musadek alias Abdussalam yang juga menyatakan diri sebagai nabi atau mesias.[1] Dikatakan wahyu yang diterima Moshaddeq bukan berupa kitab tetapi pemahaman yang benar dan aplikatif mengenai ayat-ayat Al-Quran yang menurut pendapat Mushaddeq telah disimpangkan sepanjang sejarah. Gerakan ini sempat disorot secara besar-besaran pada akhir tahun 2006 yang kemudian mengakibatkan keluarnya stempel sesat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 4 Oktober 2007, setelah menjalani penelitian secara subyektif selama 3 bulan karena menyimpang dari ajaran Islam dan melakukan sinkretisme agama.[2] Pada 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Musaddeq 4 tahun penjara dipotong masa tahanan atas pasal penodaan agama.[3] Meski pernah menyatakan diri bertobat, Ahmad Musaddeq hingga saat ini dianggap masih menyebarkan ajarannya dengan menggunakan nama lain diantaranya Milah Abraham[4] dan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang masih aktif di beberapa wilayah Indonesia.[5][6][7][8]

Sejarah

Al-Qiyadah Al-Islamiyah terbentuk pada tahun 2000 setelah terjadi ketidakcocokan dengan metode pada NII KWIX pimpinan Panji Gumilang.[butuh rujukan] Menurut pendapat Moshaddeq, kehancuran Khilafah Islamiyah tahun 1923 merupakan akhir dari zaman peradaban Islam yang diajarkan Muhammad S.A.W dan dalam fase stagnan (tanpa kepemimpinan) ummat Islam akan menghadapi kegelapan (layl) dan pada masa menjelang kebangkitan Islam ke-dua ummat Islam mesti melakukan persiapan berdasarkan amsal salat malam qiyaamu llayl, yang kemudian di waktu shubuh saat matahari (amsal Nur Allah )mulai terbit dan bulan ( Nur Kenabian )mulai tenggelam perjuangan ummat Islam secara aktif mulai dilaksanakan dipimpin oleh seorang pembawa Risalah diteruskan oleh Khalifah selama 700 tahun.

Ahmad Moshaddeq mendakwahkan pergerakan ini secara terang-terangan / jahran setelah mengaku mendapatkan mimpi setelah melakukan shaum dan tahanuts atau kontemplasi selama 40 hari di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat berdasarkan uswah dari Nabi Musa as dan Nabi Isa as, pada 23 Juli 2007. Ia mengaku sebagai nabi utusan Allah. Sebelum tahun 2007, pergerakan ini masih bersembunyi / sirran, namun setelahnya mulai berani menyebarkan ajarannya. Perkembangan pengikut ajaran ini pun berkembang sangat cepat. Kurang lebih 1000 pengikut baru direkrut setiap bulan.[9]. Aliran ini tersebar di Sumatra Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Riau, dan pulau Sulawesi.

Tuduhan Sinkretisme Agama

Dalam rekaman ta'lim Moshaddeq pada tahun 2007, Moshaddeq sendiri menjelaskan "Kami ini bukan penganut agama, karena Ad-Diin itu selalu sama dari zaman Adam hingga Muhammad, kami hanya hendak berhukum pada hukum Azasi yang disebut dengan Islam, apapun sebutannya (Islam). Istilah agama saat ini telah membatasi Islam pada urusan budi-pekerti, fiqih dan ritual ".

Pemahaman Moshaddeq yang mendalam mengenai sejarah, Al-Quran,kita-kitab jawa,taurad,zabur, Al-Kitab serta Gulungan Laut Mati dan Kaum Essenes (Hawariyyin) sudah diketahui oleh para kader AQAI jauh sebelum kegemparan mengenai "Da Vinci Code".Melalui mimpi-mimpi beliain ini semakin menguatkan pemahaman dia atas peangkatan rasul terhadap dirinya serta menyesuaikan dengan pemahaman mengenai makna kebangkitan Kristus yang dia jelaskan pada pengikutnya.

Organisasi dan Manajemen

Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Masih Al'Mau'ud, Mesias Yang Dijanjikan untuk ummat penganut ajaran Ibrahim / Abraham meliputi Islam (bani Ismail) dan Kristen (bani Ishaq), menggantikan Muhammad[9] . Termasuk di dalam kalimat syahadat, kata yang menyebutkan Nabi Muhammad juga dihapuskan.[10] Aliran ini juga belum mewajibkan pengikutnya untuk menjalankan salat lima waktu dengan alasan kewajiban tersebut belum perlu dilaksanakan kecuali menjelang hijrah dan setelahnya.

Al-Qiyadah Al-Islamiyah memiliki organisasi yang terstruktur, dengan jabatan:

  • Rasul, Pemimpin Tertinggi
  • Mala'ul Awwal
  • Mala' Tsani
  • Katib, Sekretaris
  • Wazir, Manajemen
  • Kisbul Maliyah, Finansial
  • Kisbul Ummah, Sumberdaya Manusia
  • Kisbul Difa', Keamanan/Security

Sesuai dengan surat An-Nahl (lebah), Al-Qiyadah dibentuk menggunakan sistem2 sel yang independen namun sinergi sehingga membentuk jaringan. Satu sel rusak, maka akan diperbaiki atau digantikan sel baru, dalam satu sel terdiri atas 2 hingga 6 ra'in (gembala) dimana satu sel diberi amanat mengatur 40 KK. Sel tersebut nanti mengembangkan diri hingga menjadi 12 sel (sesuai dengan jumlah 12 murid nabi Isa)

Sedangkan tingkatan ada tujuh tingkatan dengan model piramid sesuai struktur langit dalam surat Al-Mulk. Dimulai dari tingkat paling bawah

  • Misbah membawahi 1 - 10 KK
  • Buruj membawahi 12 Misbah
  • Siraj membawahi 12 Buruj
  • Thariq membawahi 12 Siraj
  • Najm membawahi 12 Thariq
  • Kawakib membawahi 12 Najm
  • Mala'ul Al'la membawahi 12 Kawakib

Pada saat periode Jahran dimulai, Mushaddeq sudah mencapai tingkat Thariq. yang artinya sudah dibentuk 12 sel yang membawahi 114 sel yang membawahi 1368 sel, berarti jumlah kader aktif (ra'in) ada 7470 orang (belum termasuk kader pasif/ummah) yang terus bergerak membentuk sel dan melakukan improvisasi. Jumlah pengikutnya diperkirakan antara 40,000 hingga 60,000.

Metode yang dikembangkan oleh Mushaddeq berdasarkan pemahaman tentang ayat-ayat Al-Quran dalam konteks Huda (petunjuk), bayinat minal huda (bukti) dan furqon (pembeda).

Kegiatan

Dalam penyebarannya, aliran ini memiliki 6 fase yaitu sirran (rahasia), jahran (inklusif), hijrah (berpindah), qital (perang), futuh (kemenangan) dan khilafah (pemimpin).[9]. Menurut internal Al-Qiyadah model fase ini mengambil dari uswah/contoh dari fase-fase enam tahap penciptaan alam semesta (Kerajaan Allah di alam aktual), enam tahap penciptaan manusia (dari zigot menjadi bayi), dan fase perjuangan Nabi Muhammad Saw. Dimana fase-fase tersebut mesti dijalankan secara sempurna. Pada tahun 2023 (bertepatan dengan 100 tahun kehancuran Khilafah Islamiyah 1923, istilahnya:masa tidur Uzair) diproyeksikan bahwa Bangsa Indonesia akan memimpin Khilafah.

Kegiatan yang dilaksanakan dicantumkan dalam "enam program" yaitu Qiyaamullayl (tahajjud bagi Muslim, kontemplasi bagi penganut agama lain), Tahfidz Qur'an(menghafal Qur'an dan makna2nya termasuk di dalamnya pemahaman2 Al-Kitab berdasarkan Qur'an), ( talwiyah (da'wah / pekabaran), ta'lim (keilmuan), shadaqah (pengumpulan dana untuk kegiatan operasional) dan Penataan Shaff (penataan barisan da'wah termasuk didalamnya pengangkatan, mutasi dan pemberhentian).

Kader-kader jemaah pria diangkat secara sukarela (tanpa paksaan) setelah empat puluh hari lebih bergabung dengan Qiyadah dan mendapatkan pengajaran khusus meliputi pemahaman Al-Quran,misi, sejarah dan ideologi yang sedang berkembang, juga pengetahuan mengenai karakter-karakter penganut agama terutama penganut Islamis dan Nasrani. Bagi kader yang sudah mencapai tingkat Buruj dan Shiraj mendapatkan pendidikan beladiri dan ketahanan. Para kader diwajibkan mampu mengoperasikan komputer untuk menunjang kegiatan-kegiatan administratif. Sedangkan kader jemaah wanita biasanya dinikahkan dengan kader lainnya agar saling mendukung dalam kegiatan.

Pendanaan

Pendanaan dan dukungan finansial dikembangkan lewat sistem shadaqah, yang berasal dari kata shiddiq—membenarkan—jadi dana yang diberikan ummat diberikan sebagai bukti membenarkan perjuangan yang dilaksanakan saat ini. Shadaqah diberikan setelah seorang kader diberikan pemahaman ayat-ayat mengenai sahadaqah dan zakat, jadi memberikan sahadaqah tidak akan diterima begitu saja tetapi yang diutamakan adalah kesadaran dan ilmu mengenai shadaqah itu sendiri. Berbeda dengan NII yang punya tendensi memeras, keaktifan kader dalam memberikan shadaqah karena kesadaran dan ilmu. Jika ada kader atau sel yang tidak mampu membayar sahadaqah akan dimampukan dengan memberikan 'ruhama' untuk kegiatan operasional atau pekerjaan. Sistem shadaqah ini mengambil uswah dari ayat-ayat Al-Quran mengenai penurunan air hujan. Shadaqah yang diambil dari luar ummat Qiyadah diharamkan

Karena kekuasaan Islam belum tegak sehingga tidak mungkin menerapkan Syariat dan Huddud, maka perbuatan-perbuatan dosa kecil didenda secara finansial. Adapun perbuatan dosa besar (seperti perzinaan dan perbuatan kriminal) didenda secara finansial dan diturunkan statusnya menjadi kader pasif atau dikeluarkan dari Qiyadah jika masih terus melakukan dosa besar. Kabar bahwa ada kelonggaran ajaran kelompok ini yang menghalalkan pengikut kaum pria nya mendatangi pelacur, sebagai pelampias shawat apabila sudah tak tertahankan dengan catatan membayar sejumlah uang sadaqah langsung kepada mussadeq, yang kabarnya bernilai puluhan hingga ratusan juta tergantung kemampuan, terbukti tidak benar.

Isu yang berkembang bahwa kader yang mampu me-mitsaq-kan hingga 40 orang dengan hadiah motor atau 70 orang dengan hadiah mobil, tidak sepenuhnya benar tetapi mobil dan sepeda motor tersebut di-amanah-kan untuk alat kepentingan dakwah dan bukan menjadi milik pribadi tetapi milik kamar (sel) yang menerimanya.

Sistem pendanaan yang efektif ini menghasilkan suatu sistem ekonomi sendiri yang berjalan di antara jamaah hingga saat ini. Setidaknya dana sebesar 2 - 3 Milyar Rupiah terus berputar dalam jamaah setiap bulan, belum termasuk kegiatan bisnis dan sebagainya.

Tindakan kepolisian

Setelah diputuskan sebagai aliran sesat oleh MUI, pada 5 Oktober 2007 petugas kepolisian menyita dua buah vila milik Moshaddeq untuk mencegah tindakan penghakiman sendiri oleh masyarakat sekitar.[11]

Kegiatan Saat Ini

Al-Qiyadah Al-Islamiyah sudah membubarkan diri secara kelembagaan, namun karena faktor-faktor (antara lain sistem ekonomi yang terus berputar) secara de facto kegiatan masih berjalan dalam pengawasan KH Agus Miftach dari Wahdatul Ummah dan KH Said Agil Siradj dari NU, jamaah dipimpin oleh rekan seperjuangan Ahmad Mushaddeq yaitu Ustadz Mudzakkir.[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ "Anwar Musadeq". Diakses tanggal 9 February 2015. 
  2. ^ "Ajaran Sesat - MUI Tetapkan Al Qiyadah Merupakan Aliran Sesat - Fokus". INDOSIAR.COM. Diakses tanggal 9 February 2015. 
  3. ^ PT. Indonesia News Center. "'Nabi' Musaddeq Divonis 4 Tahun - www.inilah.com". Diakses tanggal 9 February 2015. 
  4. ^ "Gafatar Menyakini 2025 Era Kemunculan Nabi Baru". news.okezone.com. Diakses tanggal 9 February 2015. 
  5. ^ "Diduga Aliran Sesat, Kantor Gafatar Digerebek Warga". Serambi Indonesia. Diakses tanggal 9 February 2015. 
  6. ^ "Ormas Ini Dituding Menyimpang dari Ajaran Islam". Tempo News. Diakses tanggal 9 February 2015. 
  7. ^ "Gafatar Aceh akui Musadeq, eks nabi palsu jadi guru spiritual". merdeka.com. Diakses tanggal 9 February 2015. 
  8. ^ "Kemenag: Ajaran Gafatar Menyimpang". KendariNews/KendariPos Online. Diakses tanggal 9 February 2015. 
  9. ^ a b c http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/10/05/brk,20071005-109098,uk.html
  10. ^ http://www.antara.co.id/arc/2007/10/25/depag-teliti-aliran-al-qiyadah-al-islamiyah/
  11. ^ http://www.indonesiamatters.com/1435/theocracy/