Pertempuran Kanton Kedua
Pertempuran Kanton Kedua terjadi antara pasukan Inggris dengan Tiongkok di Kanton (Guangzhou), provinsi Guangdong, Tiongkok pada Mei 1841 selama Perang Candu Pertama.
Pertempuran Kanton Kedua | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Candu Pertama | |||||||
Britania Raya berlayar menuju kota yang dikepung pada 24 Mei | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Dinasti Qing | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Hugh Gough |
Yishan Yang Fang | ||||||
Kekuatan | |||||||
6.000[A] 2 kapal uap 7 kapal perang lainnya |
45.000[B] 4 benteng | ||||||
Korban | |||||||
15 tewas 112 terluka |
1.000 tewas 3.000 terluka 4 benteng direbut (Dinasti Qing mengakui bahwa 500 tentara Tartar (Manchu) tewas dan 1.500 lainnya terluka pada tanggal 25 Mei)[1] | ||||||
Sumber korban:[2] |
Latar Belakang
Kanton adalah satu-satunya pelabuhan di Tiongkok yang terbuka untuk negara-negara asing, sebagian besar Eropa, untuk transaksi perdagangan di bawah Sistem Kanton. Pada tahap awal perdagangan ini, permintaan dari negara-negara asing untuk komoditas termasuk teh, sutra, dan porselen jauh melebihi kebutuhan Tiongkok akan produk asing, dan dengan demikian terjadi ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan.
Situasi yang tidak setara ini berakhir pada akhir abad ke-18 ketika opium atau candu dikirim ke Tiongkok dari perkebunan di India yang dimiliki oleh Perusahaan Hindia Timur Britania. Jumlah orang yang menggunakan opium di Tiongkok tumbuh dengan cepat, sehingga perdagangan berbalik menguntungkan negara-negara asing. Pada tahun 1839, masalah muncul ketika pejabat Tiongkok Lin Zexu mencoba mengakhiri perdagangan opium secara keseluruhan dengan menghancurkan sejumlah besar opium di Kanton, sehingga memicu Perang Candu Pertama.
Menanggapi tindakan Zexu, pada Januari 1841 Angkatan Laut Kerajaan membombardir posisi Tiongkok di dekat Kanton dan pasukan Inggris mendarat di beberapa lokasi. Pejabat lokal menyerah dan menandatangani perjanjian damai dengan Inggris. Ketika para pejabat itu membawa perjanjian damai tersebut ke Beijing, mereka dihukum karena kegagalan mereka mengatasi masalah di provinsinya. Pemerintah Dinasti Qing menolak untuk mengakui perjanjian itu, mereka juga tidak mengakui bahwa wilayah Tiongkok telah hilang. Sebaliknya, mereka mengirim lebih banyak pasukan untuk mengusir Inggris.
Referensi
- ^ Examiner: A Weekly Paper on Politics, Literature, Music and the Fine Arts. 1841. 1841. hlm. 650.
- ^ MacPherson 1843, pp. 312, 315