Kapal serbu amfibi Jepang Shinshū Maru
Shinshū Maru (神州 丸 atau 神 洲 丸) adalah kapal yang dioperasikan oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Shinshū Maru adalah kapal pengangkut kapal pendarat pertama di dunia, sehingga menjadi pelopor kapal serbu amfibi modern. Selama beberapa operasinya, dia diketahui telah menggunakan setidaknya empat nama samaran yakni R1, GL, MT, dan Ryujo Maru.
Desain
Shinshū Maru memiliki fitur yang signifikan dalam peperangan amfibi, dan karena itu keberadaannya ditutup rapat-rapat selama ia beroperasi. Kapal ini dapat membawa 29 kapal pendarat kelas-Daihatsu, 25 kapal pendarat kelas-Shohatsu, dan empat perahu lapis baja yang diluncurkan dari geladak basahnya.
Selain itu, Shinshū Maru direncanakan dapat membawa pesawat terbang dengan jumlah lebih banyak di hangar dalam superstrukturnya. Pesawat akan diluncurkan oleh dua ketapel untuk mendukung serangan amfibi. Rencana pemasangan ketapel tersebut tidak pernah terealisasi hingga pembangunannya selesai sehingga kapal ini tidak pernah membawa pesawat yang operasional.
Konsep-konsep yang ada pada Shinshu Maru bertahan sampai hari ini. Hal itu dapat terlihat pada kapal amfibi serbu helikopter dan pendaratan helikopter milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Nasib
Shinshū Maru adalah salah satu kapal yang ditenggelamkan oleh torpedo saat Pertempuran Selat Sunda, tetapi kemudian diangkat dan ditugaskan kembali.
Pada 3 Januari 1945, ketika kembali ke Takao setelah misi suplai ke Pulau Leyte, Shinshu Maru mengalami kerusakan akibat serangan udara Amerika Serikat oleh Satuan Tugas 38; setelah kapal itu ditinggalkan, ia ditenggelamkan oleh kapal selam USS Aspro di lepas Selat Formosa dekat Takao.
Referensi
- Murray, Williamson dan Millett, Inovasi Militer Alan R. di Periode Interwar . Cambridge: Cambridge University Press, 1996. ISBN 0-521-55241-9 .