Kapal serbu amfibi Jepang Shinshū Maru

kapal perang
Revisi sejak 28 November 2019 14.27 oleh Veracious (bicara | kontrib)

Shinshū Maru (神州 丸 atau 神 洲 丸) adalah kapal yang dioperasikan oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Shinshū Maru adalah kapal pengangkut kapal pendarat pertama di dunia, sehingga menjadi pelopor kapal serbu amfibi modern. Selama beberapa operasinya, dia diketahui telah menggunakan setidaknya empat nama samaran yakni R1, GL, MT, dan Ryujo Maru.

Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Shinshū Maru
Pasang lunas 8 April 1933
Diluncurkan 14 Maret 1934
Mulai berlayar 15 November 1934
Nasib Sunk 3 Januari 1945
Ciri-ciri umum
Jenis Amphibious assault ship
Berat benaman
  • 7.100 ton (standar)
  • 8.108 ton (muat penuh)
Panjang 144 m (472 ft 5 in)
Lebar 22 m (72 ft 2 in)
Sarat air 4,2 m (13 ft 9 in)
Kecepatan 20,4 kn (37,8 km/h; 23,5 mph)
Awak kapal 2.000 orang
Senjata
Pesawat yang
diangkut
  • 26 pesawat (rencana)
  • Fasilitas penerbangan Hangar dan ketapel pesawat; tanpa dek penerbangan (rencana)

    Desain

    Shinshū Maru memiliki fitur yang signifikan dalam peperangan amfibi, dan karena itu keberadaannya ditutup rapat-rapat selama ia beroperasi. Kapal ini dapat membawa 29 kapal pendarat kelas-Daihatsu, 25 kapal pendarat kelas-Shohatsu, dan empat perahu lapis baja yang diluncurkan dari geladak basahnya.

    Selain itu, Shinshū Maru direncanakan dapat membawa pesawat terbang dengan jumlah lebih banyak di hangar dalam superstrukturnya. Pesawat akan diluncurkan oleh dua ketapel untuk mendukung serangan amfibi. Rencana pemasangan ketapel tersebut tidak pernah terealisasi hingga pembangunannya selesai sehingga kapal ini tidak pernah membawa pesawat yang operasional.

    Konsep-konsep yang ada pada Shinshu Maru bertahan sampai hari ini. Hal itu dapat terlihat pada kapal amfibi serbu helikopter dan pendaratan helikopter milik Angkatan Laut Amerika Serikat.

    Nasib

    Shinshū Maru adalah salah satu kapal yang ditenggelamkan oleh torpedo saat Pertempuran Selat Sunda, tetapi kemudian diangkat dan ditugaskan kembali.

    Pada 3 Januari 1945, ketika kembali ke Takao setelah misi suplai ke Pulau Leyte, Shinshu Maru mengalami kerusakan akibat serangan udara Amerika Serikat oleh Satuan Tugas 38; setelah kapal itu ditinggalkan, ia ditenggelamkan oleh kapal selam USS Aspro di lepas Selat Formosa dekat Takao.

    Referensi