Efek pemanasan global

Revisi sejak 7 Desember 2019 15.07 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Pemanasan global menghasilkan banyak efek negatif yang beberapa di antaranya dijelaskan di sini. Peristiwa alam dan aktivitas manusia diyakini sebagai kontributor utama peningkatan suhu global.

Efek Fisik

Efek pada cuaca

Pola cuaca menjadi lebih ekstrim, curah hujan meningkat dan angin badai akan lebih sering terjadi. Pola cuaca juga bergeser sehingga sukar diprediksi. [1]

Efek pada lautan

Pemanasan global memiliki sejumlah efek negatif bagi ekosistem pesisir dan lautan, diantaranya; pemutihan karang, meningkatnya radiasi ultraviolet (UV-B) yang masuk ke perairan sehingga menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan fitoplankton, naiknya permukaan laut akibat mencairnya es di kawasan kutub bumi yang dapat menenggelamkan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. [2]

Pemutihan karang massal adalah salah satu fenomena modern yang terkait dengan peningkatan suhu lautan akibat pemanasan global akhir-akhir ini. Karang rentan terhadap perubahan suhu air laut diatas atau dibawah normal. Stres termal yang dialami karang dapat menyebabkan kerusakan simbiosis karang-alga yang merupakan penyebab utama terjadinya pemutihan karang. [3]

Efek regional

Efek pemanasan global di Indonesia

Dari penelitian yang dilakukan di Jawa Barat, ditemukan keterkaitan antara perubahan iklim khususnya perubahan curah hujan dengan terjadinya kenaikan kejadian demam berdarah pada tahun 2004 sampai dengan 2008. [4]

Referensi

  1. ^ Idayati, Ratna (2007), "Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming) Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan", Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 7 (1), diakses tanggal 17 Oktober 2019 
  2. ^ Latuconsina, Husain (2010), "Dampak Pemanasan Global Terhadap Ekosistem Pesisir dan Lautan", Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate), 3 (1), doi:10.29239/j.agrikan.3.1.30-37, diakses tanggal 20 Oktober 2019 
  3. ^ Lough, J. M.; Anderson, K. D.; Hughes, T. P. (2018), "Increasing thermal stress for tropical coral reefs" (PDF), Scientific reports, 8 (1:6079), doi:10.1038/s41598-018-24530-9, diakses tanggal 22 Oktober 2019 
  4. ^ Raksanagara, Ardini; Arisanti, Nita; Rinawan, Fedri (2015), "Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kejadian Demam berdarah di Jawa Barat", Jurnal Sistem Kesehatan, 1 (1), doi:10.24198/jsk.v1i1.10339, diakses tanggal 18 Oktober 2019