Wikipedia:Usulan penghapusan/Ahmad Hady Surya

Revisi sejak 8 Desember 2019 03.21 oleh Populerindonesia (bicara | kontrib) (PENGHARGAAN INDIVIDU YANG PATUT DIAPRESIASI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Anda dapat mengundang pengguna lain untuk berpartisipasi dalam diskusi, salin dan tempelkan kode berikut ini pada halaman pengguna yang akan diundang:
{{Gnt:Undangan diskusi|Wikipedia:Usulan penghapusan/Ahmad Hady Surya}}


Pengusul: Populerindonesia (bicarakontrib.kontrib. yang dihapuspemindahanblokirlog pemblokiranCentralAuth) · Status:    Dalam diskusi


Saya TIDAK SETUJU KALAU HALAMAN INI DIHAPUS dengan usulan penghapusan halaman ini.

Alasan saya: AHMAD HADY SURYA ADALAH SALAH SATU KATEGORI YANG PERNAH MENDAPATKAN PENGHARGAAN REKOR MURI DUNIA INDOESIA, DENGAN PENGHARGAAN MANIPULASI / EDITING FOTO TERBANYAK SELAMA 24 JAM NON STOP

hmad Hadi Surya, pemuda 28 tahun asal Kotawaringin Barat (Kobar) ini berhasil memecahkan rekor Musium Rekor Indonesia (MURI) dengan melakukan manipulasi foto terbanyak se-Indonesia.

Ahmad Hadi dalam rekor MURI kali ini menyelesaikan 1001 manipulasi foto dalam waktu 24 jam non-stop. Menurut Ahmad, untuk mengedit satu foto membutuhkan waktu satu menit. Senior Manager Musium Rekor Indonedia, Yusuf Madri mengatakan, MURI mencatat rekor dari berbagai kategori, mulai dari kategori Yang Pertama, Paling, Unik, Gabungan, ataupun salah satu di antaranya.

Pemberian rekor ini juga merupakan apresiasi terhadap Ahmad karena hingga saat ini Ahmad merupakan orang Indonesia pertama yang berhasil merekayasa foto terbanyak dalam waktu 24 jam.“Untuk Ahmad Hadi dia ini sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil merekayasa foto terbanyak, dalam waktu 24 jam. Jadi itu kami catat sebagai rekor,” Ujar Yusuf Madri.

Rekor MURI Ahmad Hadi, menurut Yusuf Madri, masih sangat mungkin untuk dipecahkan, tinggal menunggu siapapun yang berniat untuk bersaing untuk mengalahkan perolehan rekor tersebut. “Sangat mungkin untuk dipecahkan, karena ini merupakan rekor bersifat kuantitatif, jadi siapun masih sangat mungkin untuk memecahkannya,” pungkasnya.

Populerindonesia (bicara) 8 Desember 2019 03.21 (UTC)[balas]