Sepen Buding merupakan salah satu warisan Budaya Indonesia yang berasal dari Kabupaten Belitung Timur. Sepen merupakan salah satu jenis tari pergaulan yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Belitung Timur. Tari Sepen ini biasanya ditarikan secara berpasangan yang beranggotakan minimal enam orang baik itu laki-laki dan perempuan maupun laki-laki saja atau perempuan saja. Adapun sejarah dari Tari Sepen ini yaitu, berawal dari dibawanya oleh seorang lelaki yang bernama Sudin yang mengembangkan tari ini dilingkugannya, Sudin meninggal pada usia 58 tahun, setelah ia meninggal tari ini diteruskan oleh asistennya yang bernama Domra.[1]

Tari Sepen merupakan tari tradisional yang merupakan tarian mengandung unsur bela diri yaitu pencak silat sebagai dasar pijakannya, pada tarian ini kelincahan gerakan kaki dan tangan yang merupakan gerakan yang paling menonjol yang mengandung makna tersendiri. gerakan dasarnya seperti menyilang kaki, melompat dan menjinjit, pada bagian tangan tepuk tangan merukan ciri khas dari tarian ini. Tarian ini identik dengan iringian lagu Melayu, adapun alat musik yang digunakan yaitu seperti rebana, biola, gendang dan akordion. Tarian ini berfungsi sebagai tarian selamat datang atau hiburan bagi masyarakat, yang ditarikan pada acara perkawinan, syukuran dan lain sebagainya, yang menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa kebersamaan.[1]

Referensi

  1. ^ a b Dwi Ratnawati, Lien (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.