Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan, Indonesia.
Kabupaten Hulu Sungai Selatan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Rakat Mufakat (bahasa Banjar) | |
Koordinat: 2°47′12″S 115°15′57″E / 2.78667006°S 115.26591976°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Ibu kota | Kandangan |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Muhammad Safii, M.Si |
Luas | |
• Total | 1,703 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 195,677 (2.000) |
• Kepadatan | 115/km2 (300/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | - |
Kode Kemendagri | 63.06 |
DAU | Rp. - |
Situs web | www.hulusungaiselatan.go.id |
Letak
Secara geologis daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembab dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.
Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit menuju Sungai Negara yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan kabupaten lainnya.
Batas Wilayah
- Utara : Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara
- Timur : Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru
- Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
- Selatan : Kabupaten Tapin
Administrasi
Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terbagi atas 11 Kecamatan, 4 Kelurahan, dan 114 Desa, sesuai dengan Keputusan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 38 Tahun 2000, tanggal 10 Maret 2000.
11 Kecamatan tersebut adalah:
Sejarah
Masa Penjajahan Belanda
Pada masa Penjajahan Belanda, Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah bagian dari Afdeling Van Hoeloe Soengai yang berkedudukan di Kandangan. Afdeling Van Hoeloe Soengai terdiri dari (lima) onder afdeling, yaitu:
- Onder Afdeling Tanjung
- Onder Afdeling Amoentai
- Onder Afdeling Barabai
- Onder Afdeling Kandangan
- Onder Afdeling Rantau
Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang pembagian wilayah ini dipertahankan sepeti pada masa penjajahan Belanda, hanya namanya yang diganti menjadi Hoeloe Soengai Ken Riken.
Masa Kemerdekaan
- Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 29 Juni 1950 Nomor C/17/15/3 wilayah Kalimantan dibagi menjadi 6 Kabupaten Administratif dan 3 Swapraja. Salah satunya Afdeling Van Hoeloe Soengai dibentuk menjadi Kabupaten Hulu Sungai dangan ibukota Kandangan.
- Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14 yang menetapkan peraturan sementara tentang pembagian daerah-daerah otonom Kabupaten dan daerah-daerah otonom setingkat Kabupaten, Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang semula bersifat administrative menjadi Kabupaten Otonom.
- Pada tanggal 2 Desember 1950, Gubernur Kalimantan melantik Syarkawi sebagai pejabat pertama Bupati Hulu Sungai. Selanjutnya dibentuk pula Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara yang berjumlah 36 orang, diketuai Djantera dan wakilnya Basuni Taufik.
Makanan Khas
Makanan khas Hulu Sungai Selatan adalah Dodol Kandangan.
Penduduk
Suku Bangsa
Suku asli adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di kecamatan Loksado. Suku bangsa di kabupaten ini antara lain:
- Suku Banjar: 188.672 jiwa
- Suku Jawa: 2.309 jiwa
- Suku Bugis: 68 jiwa
- Suku Madura: 308 jiwa
- Suku Dayak Bukit: 3.778 jiwa
- Suku Mandar: 2 jiwa
- Suku Bakumpai: 3 jiwa
- Suku Sunda: 147 jiwa
- Lainnya: 390 jiwa
(Sumber:Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000)
Perkembangan
Perkembangan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 1980 jumlah penduduk sebanyak 175.670 jiwa yang tersebar di 8 Kecamatan, karena saat itu Kecamatan Laksado dan Kecamatan Kalumpang masih belum terbentuk, dan saat ini penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan hasil registrasi penduduk pertengahan tahun 2003 menjadi 199.161 jiwa atau terjadi penambahan penduduk sebanyak 23.491 orang atau bertambah sebesar 13.37% dalam kurun waktu 23 tahun.
Perkembangan Penduduk Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun 1980–2003 Menurut Kecamatan
Kecamatan | 1980 | 1990 | 2000 | Juli 2003 |
---|---|---|---|---|
Padang Batung | 21.032 | 16.099 | 16.961 | 17.417 |
Laksado | n/a | 6.626 | 7.288 | 7.601 |
Telaga Langsat | 8.432 | 8.244 | 8.188 | 8.477 |
Angkinang | 14.189 | 15.273 | 15.693 | 16.564 |
Kandangan | 37.754 | 39.761 | 41.127 | 41.618 |
Sungai Raya | 15.138 | 14.304 | 14.724 | 15.255 |
Simpur | 21.583 | 13.478 | 13.095 | 13.258 |
Kalumpang | n/a | 6.622 | 6.036 | 6.163 |
Daha Selatan | 32.729 | 38.220 | 44.088 | 44.491 |
Daha Utara | 24.543 | 26.276 | 28.481 | 28.317 |
JUMLAH | 175.670 | 184.903 | 195.681 | 199.161 |
Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS) Hulu Sungai Selatan
Laju Pertumbuhan
Tahun Sensus | Jumlah | Tingkat Pertumbuhan |
---|---|---|
1971 | 165.485 | n/a |
1980 | 175.670 | 0,60 |
1990 | 184.903 | 0,51 |
2000 | 195.681 | 0,57 |
Sumber: BPS Hulu Sungai Selatan
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup rendah, hanya berkisar 0.57%. angka ini memberikan maksan bahwa penyebab utama dari lambannya pertumbuhan ini bukan disebabkan oleh faktor fertilitas (kelahiran), namun lebih mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan migrasi keluar karena penduduk mencoba mencari kesempatan kerja yang lebih besar diluar daerah. Hal ini didukung oleh fakta lain bahwa secara sosiologis memang terdapat kecenderungan penduduk Hulu Sungai Selatan meninggalkan daerah asal menuju daerah-daerah yang memberikan konstribusi bagi perbaikan ekonomi mereka seperti ke ibukota provinsi atau kabupaten tetangga.
Gambaran tersebut pada sisi lain dapat menjelaskan langkah kebijaksanaan apa yang semestinya diambil dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berorentasi keadilan dan pemerataan pembangunan.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi