Kompas TV

Jaringan televisi berita di Indonesia
Revisi sejak 14 Desember 2019 14.21 oleh EEIHAJ (bicara | kontrib)

Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta berita nasional di Indonesia.[2][3] Kompas TV dimiliki oleh KG Media.

Kompas TV
PT Cipta Megaswara Televisi[1]
Negara Indonesia
Wilayah siaranNasional
Kantor pusatMenara Kompas Lt. 6, Jl. Palmerah Selatan No. 21, Jakarta Pusat 10270 Indonesia
SloganInspirasi Indonesia (9 September 2011-28 Januari 2016)
Berita dan Informasi (2015-2016)
Berita dan Inspirasi Indonesia (28 Januari 2016-19 Oktober 2017)
Independen | Tepercaya (19 Oktober 2017-sekarang)
PemilikKompas Gramedia (2011-2018)
KG Media (2018-sekarang)
Media streaming
UseeTVKompas TV
Situs resmi Kompas TVLive Streaming

Sejarah

Berkas:Logo-Kompas TV.png
Logo pertama Kompas TV (9 September-11 September 2011, 5 Oktober 2012-19 Oktober 2017 namun logo tetap digunakan pada website Kompas.com)
 
Logo kedua Kompas TV (11 September 2011-5 Oktober 2012)

Stasiun televisi ini hadir menggantikan stasiun televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak saham TV7 dibeli oleh pihak Trans Corp yang berdiri dibawah kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti menjadi Trans7, maka saham Kompas Gramedia terhadap Trans7 menurun menjadi hampir setengah dari Trans Corp.

Pada tanggal 9 September 2011, Kompas TV resmi diluncurkan dalam acara Simfoni Semesta Raya yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi berjaringan lokal daerah. Pada 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan menghilangkan tulisan "TV" pada logo tersebut, dan tulisan "TV" tersebut kembali digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga 19 Oktober 2017.

Pada tahun 2013, Kompas TV memegang hak siar Bundesliga dan Serie A. Kompas TV pernah menayangkan ajang balap mobil Formula 1.

Pada awalnya Kompas TV di Jabodetabek bersiaran di frekuensi 28 UHF dengan menggandeng stasiun televisi lokal KTV, tetapi mulai tanggal 28 Juni 2015, Kompas TV di Jabodetabek pindah frekuensi menjadi 25 UHF. Frekuensi ini dulunya digunakan oleh TV Plus! sebelum pindah frekuensi ke 32 UHF dan berganti nama menjadi Megaswara TV.[4]

Pada tanggal 28 Januari 2016, Kompas TV berfokus menjadi saluran berita dalam perhelatan Suara Indonesia.[5]

Pada tanggal 19 Oktober 2017, Kompas TV mengubah logonya dengan menghilangkan ikon "K" pada logo tersebut dan slogannya menjadi "Independen | Tepercaya", bertepatan dengan acara Rosi Special: Launching Rumah Pilkada 2018.

Pada tanggal 29 Juli 2018, untuk pertama kalinya Kompas TV menyiarkan turnamen olahraga elektronik Grand Final Mobile Legends Southeast Asia Cup 2018.

Jaringan siaran

Jaringan terestrial

Kompas TV mulai mengudara secara luas pada tanggal 9 September 2011 melalui jaringan televisi lokal di daerah. Siaran stasiun televisi lokal tersebut terdiri dari 70% siaran yang direlai dari Kompas TV dan sisa 30%-nya merupakan siaran yang dikelola sendiri. Stasiun televisi lokal yang termasuk ke dalam jaringan Kompas TV sejak tahun 2017 adalah:[6]

Kota-kota besar lain akan menyusul kemudian. Bahkan, sebagian besar kota sudah siap menyiarkan jaringan Kompas TV dengan membangun stasiun relai dan dalam tahap siaran percobaan, seperti di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan kota-kota besar lain yang memiliki jaringan Kompas Gramedia atau disesuaikan dengan terbitnya koran Kompas di seluruh Indonesia.

Sejak tanggal 9 September 2011, Kompas TV juga dapat disaksikan di televisi berlangganan sebagai berikut:

Kompas TV dapat juga disaksikan secara siaran gratis melalui parabola di satelit Palapa D.

Kompas HD

Kompas TV juga menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi kualitas gambar beresolusi tinggi atau High Definition yang dinamakan Kompas HD. Kompas HD sendiri hadir di K-Vision HD, Max3 dan live streaming di kompas.tv/live.

Program acara

Presenter

Presenter Berita Bahasa Indonesia

Presenter Berita Ekonomi

Presenter Talkshow

Presenter Berita Olahraga

Presenter Adventure

Presenter Non Berita

Mantan presenter

Direksi saat ini

Nama Jabatan
Lilik Oetama Komisaris Utama
Bimo Setiawan Direktur Utama
Rosianna Silalahi Wakil Direktur Utama (Pemimpin Redaksi)
Antonius Irwan Oetama Direktur Pemberitaan
Okiteguh Karya Direktur Teknis
P. Arief Prihantoro Direktur Pemrograman
Budiman Tanuredjo Direktur Keuangan dan Sumber Daya
Maria Goretti Limi Direktur Penjualan dan Pemasaran
Charlie Kasim Direktur Operasional

Mengenai tayangan Adzan Maghrib

Sejak awal mengudara, tayangan Adzan Maghrib di Kompas TV hanya dapat disaksikan melalui antena UHF di beberapa kota menurut waktu sholat di wilayah setempat/daerah stasiun relai yang bersangkutan (khususnya di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang). Tayangan Adzan Maghrib Jakarta tidak dapat disaksikan di luar Jabodetabek dan diganti dengan promo program Kompas TV.

Di Bali, Kompas TV tidak menyiarkan Adzan Maghrib sama sekali, tetapi Kompas TV menyiarkan tayangan Puja Tri Sandya.

Kontroversi

Kehadiran Kompas TV dipersoalkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui siaran pers tanggal 7 September 2011. Dalam siaran pers tersebut, KPI menilai Kompas TV belum memiliki izin sebagai lembaga penyiaran sehingga belum dapat mengatasnamakan diri sebagai badan hukum lembaga penyiaran. KPI juga berpendapat bahwa praktik sistem siaran berjaringan hanya dapat dilakukan pada sesama lembaga penyiaran yang telah memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) tetap, sementara Kompas TV bersiaran melalui sejumlah stasiun televisi lokal yang sebagian besar hanya memiliki IPP prinsip.

Logo Kompas TV pada layar televisi di sejumlah stasiun televisi lokal juga dinilai menyembunyikan/mengaburkan/memperkecil identitas atau logo stasiun televisi lokal tersebut, tidak sesuai dengan eksistensi dari stasiun televisi lokal tersebut yang telah cukup lama menempuh proses perizinan dengan semangat lokal yang perlu didorong.[7][8]

Kompas TV menanggapi siaran pers KPI tersebut dengan menegaskan bahwa Kompas TV hanya merupakan penyedia konten, sehingga yang memerlukan izin siaran adalah stasiun televisi lokal yang menjadi mitra siaran berjaringan di daerah.[9]

Isu pengambilalihan kepemilikan saham Dewata TV oleh Kompas TV membuat pihak KPID Bali mulai mengambil tindakan. Namun, itu tidak terbukti. Hanya saja, beberapa program Dewata TV mengalami penghapusan dan hanya disiarkan di jam-jam tertentu saja.[10]

Namun, penayangan Kompas TV di Dewata TV membuat Dewata TV harus mengganti Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) dari status IPP prinsip yang hanya boleh dimiliki oleh stasiun televisi lokal Independen, menjadi IPP tetap.[11]

Referensi

Pranala luar