Masjid Arab, Makassar
Masjid Arab (disebut juga masjid jalan lombok) adalah salah satu masjid tua di Kota Makassar, Sulwesi selatan. Masjid ini terletak di Jalan Lombok, Kecamatan Wajo,Kota Makassar. Kawasan letak masjid ini dikenal dengan nama Kampung China. Disebut kampung Cina karena saat ini sebagian besar penduduk yang bermukim di kawasan tersebut adalah keturunan China. Banyak masyarakat keturunan Arab, dari Makassar, Kabupaten Gowa maupun Kabupaten Maros yang kerap mendatangi masjid tersebut untuk beribadah.
Sejarah
Menurut sejarah, pada zaman Belanda, lokasi masjid ini berdiri disediakan untuk orang-orang pendatang dan Melayu. Hal tersebut dilakuakn agar secara politis, mereka lebih mudah bekerja sama. Tempat ini berdampingan dengan berdampingan dengan orang-Orang Eropa. Daerah ini selanjutnya berkembang menjadi kawasan campuran Cina-melayu. Namun karena kaum Cina lebih banyak maka dinamakanlah Kampong Cina.
Pada tahun 1907, dibangunlah sebuah masjid dikawasan tersebut. Pendirinya adalah salah satu keluarga dan para pendatang keturunan Arab, oleh kerena itu dikenal dengar sebutan masjid Arab, selain juga disebut memakai nama jalan saat ini yaitu masjid Jalan Lombok. Sebetulnya namanya adalah masjìd Assaid,namun lebih dikenal dengan nama Masjid Arab. Pada 1990-an masjid sudah mengalami perombakan cukup banyak sehingga agak sukar mengetahui bentuk asli masjid ini.
Arsitektur
Mencermati bagian-bagian konstruksi lama, dapat diketahui bahwa arsitektur masjid ini banyak dipengaruhi konstruksi Joglo Jawa. Pada bagian atap tengahnya berbentuk limasan, berbeda dengan bentuk masjid tua lain di Sulawesi Selatan yang atapnya berbentuk piramida, seperti masjid Katangka.
Atap terdiri dan tiga bagian, yang di tengah puncaknya saat ini berbentuk kubah, sekeliling lebîh rendah terdapat atap empat sisi miring dan yang paling rendah tiga sisi miring menutup bagian yang dahulu berupa serambi depan samping kiri dan kanan.
Bagian utama masjid ini adalah tempat shalat berbentuk segi empat berukuran hampir 21 X 23 M2. Masjid ini dikelilingi serambi depan selebar 4 meter, sisi kiri dan kanannya selebar 3 meter. Serambi ini adalah pembatas antar bangunan luar dan dalam. Mihrab terdapat pada sumbu bangunan berdampingan dengan mimbar, dari luar kelihatan menonjuol saat ini ditutup oleh kubah.
Pada bagian dalam terdapat empat sokoguru dan tiang-tiang besi berprofil lingkaran. Keempat sokoguru itu bermodel klasik Yunani-Doric, yaitu silinder yang sedikit menggelembung bagian tengahnya, dihias sederhan dengan molding di kaki dan kepalanya.
Di atas keempat tiang utama dalam posisi dan fungsi seperti sokoguru tersebut dinding-dindingnya naik menerus ke atas dan pada ruang di bawah atap puncaknya dahulu berfungsi sebagai tempat adzan. Plafond terbuat dan papan digunakan untuk lantai atas.
Referensi
- ^ Effendy, Muslimin (2013). Monumen Islam di Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 49–51. ISBN 9786028405508.