Kereta api Argo Gede

Kereta Api Argo Gede adalah kereta api kelas eksekutif Argo yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa pada tahun 1995-2010 dengan jurusan Bandung (BD) - Jakarta (GMR) dan sebaliknya.

Kereta api Argo Gede
KA Argo Gede melintasi jembatan Cirangrang, Jawa Barat
Ikhtisar
JenisEksekutif Argo
SistemKereta api ekspres
StatusTidak Beroperasi (Disatukan dengan KA Parahyangan menjadi KA Argo Parahyangan
LokasiDaop 2 Bandung
TerminusStasiun Bandung
Stasiun Gambir
Stasiun Jakarta Kota
Stasiun6
Layanan8
Operasi
Dibuka31 Juli 1995
Ditutup26 April 2010
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi II Bandung
DepoBandung (BD)
RangkaianCC201, CC203, CC204
Data teknis
Panjang lintas170 km
Kecepatan operasi40 s.d. 90 km/jam
Jumlah rute19-30
Peta rute
Kereta api Argo Parahyangan/rute
KA Argo Gede melintasi jembatan Cirangrang, Jawa Barat

Kereta Api ini merupakan salah satu kereta api kelas eksekutif Argo yang merupakan kereta eksekutif Argo yang pertama kali dioperasikan (selain KA Argo Bromo), dan satu-satunya KA kelas eksekutif Argo tertua yang paling lama bertahan pengoprasiannya selama 15 tahun (31 Juli 1995 - 26 April 2010).

Asal-usul nama

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan tertinggi kereta api eksekutif unggulan, sedangkan kata Gede diambil dari nama Gunung Gede (2.958 m) yang berada di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango di wilayah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

Sejarah

Kereta Api Argo Gede pertama kali dioperasikan oleh Perumka pada tanggal 31 Juli 1995, sebagai kereta api pertama yang berkelas eksekutif argo. Kereta api ini memiliki indeks JB-250 yang memiliki arti bahwa perjalanan Jakarta (GMR) - Bandung (BD) ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden RI Soeharto bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-50, disusul kemudian pada tanggal 10 Mei 2001 diluncurkan KA Argo Gede II yang dioperasikan untuk menambah frekuensi perjalanan menjadi 4 kereta api dalam satu hari, dari Bandung - Gambir begitu juga arah sebaliknya.

Pada tahun 2005, Jalan Tol Cipularang mulai beroperasi, dan hal ini berdampak pada penurunan okupansi KA Argo Gede, seringkali kereta ini hanya membawa 3 kereta eksekutif dalam perjalanannya. KA Argo Gede beroperasi terakhir kali pada Senin, 26 April 2010. Mulai Selasa, 27 April 2010, operasional KA Argo Gede bersama KA Parahyangan dilebur menjadi KA Argo Parahyangan.

Rangkaian

Rangkaian KA Argo Gede terdiri dari 3 sampai 6 kereta kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan (KM1), dan 1 Kereta Bagasi Pembangkit (BP). Terkadang, posisi kereta makan (KM1) dan kereta bagasi pembangkit (BP) digantikan oleh kereta makan dan pembangkit (MP1) salah satunya menggunakan MP1-03801 (MP1 0 03 01) .

Kereta api Argo Gede menggunakan kereta eksekutif terbaru dari INKA sejak awal pengoperasiannya, yaitu kereta eksekutif keluaran tahun 1995. Lalu, pada tahun 2002, kereta api Argo Gede pun kembali mendapat kereta eksekutif Argo terbaru dari INKA, sementara pada tahun 2007 akhirnya kereta eksekutif keluaran tahun 1995 pun dialihkan menjadi milik kereta api Argo Jati. Kereta eksekutif keluaran tahun 2002 ini pun terus digunakan sampai kereta api Argo Gede berhenti beroperasi dan akhirnya menjadi milik kereta api Argo Parahyangan.

Fasilitas

Perjalanan kereta api pada siang hari memungkinkan penumpang dapat menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Parahyangan bagian barat dengan jalan dan jembatan kereta api yang berkelak-kelok. Selain itu penumpang juga dapat menyaksikan hamparan Bendungan Jatiluhur.

Penumpang dapat memesan makanan dan minuman kepada pramugara/pramugari sesuai dengan menu pilihan yang disediakan serta bisa dinikmati baik ditempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai mini bar.

Pranala luar