Senyum
Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang.
Senyum itu datang dari rasa kebahagiaan atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah.
Senyuman terkenal
Mantan Presiden Indonesia ke-2 Jenderal Besar TNI (Purn.) H. Muhammad Soeharto. Di Dunia Internasional terutama di Dunia Barat Presiden yang dapat julukan lain yaitu: "Bapak Pembangunan Indonesia" ini sering dirujuk degan sebutan populer "The Smilling General" (Bahasa Indonesia: "Sang Jenderal yang Tersenyum") karena raut wajahnya yang selalu tersenyum.
SENYUMAN GURU
Senyuman berasal dari kata benda senyum 'yang artinya gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Senyuman yang ditampilkan seseorang dapat mempengaruhi orang-orang yang melihatnya. Misalnya senyuman seorang karyawan yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen pada saat berbelanja (2013).'[1] Begitupula dengan guru, senyuman guru sangat berpengaruh besar terhadap lingkungan kerjanya, yaitu di sekolah.
Senyuman guru dapat menumbuhkan motivasi peserta didiknya dalam mengembangkan potensinya. Dengan melihat senyuman guru, peserta didik menjadi senang dan aman. Seperti apa yang dikatakan Knapp dan Hall (1982)[2] bahwa jika seseorang tersenyum kepada orang lain, maka dalam diri orang yang diberi senyuman tersebut akan terjadi proses atribusional. Proses ini menyebabkan perubahan nyata dalam sikap seseorang terhadap orang yang tersenyum. Dapat dikatakan bahwa senyum merupakan reinforcer atau penguat positif yang dapat mempengaruhi prilaku seseorang.
Peserta didik akan menjadi lebih semangat dan merasa kuat karena dididik oleh guru-guru yang memiliki kebribadian yang menyenangkan. Sehingga timbul tindakan-tindakan positif, misalnya peserta didik menjadi rajin belajar, patuh pada tata tertib sekolah, bersemangat mengembangkan potensi dirinya dan mampu menghadapi setiap masalah yang terjadi pada dirinya.
Dengan senyuman guru, selain berpengaruh pada peserta didik, berpengaruh pula pada kepribadian guru tersebut. Dengan selalu tersenyum, guru akan menjadi bahagia, karena dengan tersenyum, kesedihan menjadi berkurang. Hal ini juga terungkap dalam penelitian Strack, dkk (1988) yang mengatakan bahwa manipulasi ekspresi wajah dilakukan dengan meminta subjek untuk menahan pena di mulutnya. Ketika pena ditahan oleh gigi, hasilnya adalah seperti suatu senyum, yang membuat subjek merasa lebih bahagia daripada ketika subjek menahan pena dibibir. Berdasarkan hasil ini, peneliti menyimpulkan bahwa seseorang tidak tersenyum karena bahagia, tetapi seseorang merasa bahagia karena tersenyum. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa efek ekspresi wajah terhadap pengalaman emosi cukup spesifik, yaitu bahwa ekspresi senyum akan mengakibatkan perasaan bahagia dan bukan perasaan lain.[3]
Para guru, Mari kita selalu tersenyum, karena tersenyum baik untuk peserta didik kita, baik juga untuk diri kita sendiri.
Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
- ^ Febrianto, Muhammad (2013). "Efek Senyum, Salam, Sapa Petugas Kasir Terhadap Kepuasan Konsumen Supermarket". Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.1 April 2013. 12: 29.
- ^ Hasanat, Nida UI (2016-09-30). "EKSPRESI SENYUM UNTUK MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL". Buletin Psikologi. 4 (1): 26–32–32. doi:10.22146/bpsi.13465. ISSN 2528-5858.
- ^ Hasanat, Nida (1996). "Anda sedang Bersedih, Cobalah Tersenyum atau Tertawa". Buletin Psikologi. Diakses tanggal 06-08-2019.