I Ketut Mardjana

mantan Direktur Utama PT. Pos Indonesia (2009-2013) dan Manager Utama Toya Devasya
Revisi sejak 21 Desember 2019 11.48 oleh Syahreza.andre (bicara | kontrib) (Artikel baru.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

I KETUT MARDJANA


I Ketut Mardjana adalah salah satu putra terbaik Bali yang pernah berkiprah di berbagai lembaga milik negara. Ia paling dikenal sebagai Direktur Utama PT. Pos Indonesia (2009-2013), di mana ia berhasil mengangkat perusahaan milik negara itu dari keterpurukan akibat gempuran digitalisasi informasi. Namanya kerap disejajarkan dengan Jero Wacik dan I Made Mangku Pastika, dua putra Bali lainnya yang sukses berkiprah di lembaga negara dan dikenal sebagai politisi nasional.

Usai mengabdi di lembaga negara, ia menekuni pengembangan Toya Devasya, sebuah destinasi pariwisata miliknya. Ia berhasil membawa nama Toya Devasya ke pentas pariwisata Bali. Di tahun 2019, Toya Devasya tercatat sebagai 1 dari 5 destinasi wisata di Bali yang paling banyak dikunjungi untuk kategori activities dari Traveloka. Di tahun yang sama, ia didaulat penghargaan “The Most Inspiring Leader of Change and Executive Figure of the Year” dari Indonesia Achievement Center.

 

Masa Kecil

I Ketut Mardjana lahir di Kintamani, Bangli pada 18 Maret 1951 dari keluarga petani yang hidup dalam keterbatasan. Desa kelahirannya adalah sebuah remote area yang cukup terbelakang secara ekonomi (di sini kelak berdiri Toya Devasya). Di masa kecilnya, ia terbiasa berjalan belasan kilometer untuk mencapai sekolah. Tempaan masa kecilnya yang keras inilah yang membentuk kebiasaan disiplin dan sifat pantang menyerah, dua hal yang membangun kesuksesannya di kemudian hari.


Pendidikan

Ia mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di desanya di Kintamani hingga tahun pertama Sekolah Menengah Pertama. Di tahun kedua, ia pindah ke Singaraja, sebuah kota kecil di Kabupaten Buleleng. Ia beranjak ke kota besar ketika berhasil masuk sebagai siswa di sekolah unggulan SMAN 1 Denpasar. Selepas SMA, ia pergi ke Jakarta untuk menggapai cita-citanya sebagai akuntan. Di tahun 1971, ia berhasil masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang ketika itu masih bernama Institut Ilmu Keuangan (IIK). Ia meraih gelar Ajun Akuntan di tahun 1974 dan gelar Akuntan pada tahun 1979. Putra asli Kintamani ini kemudian pergi ke Melbourne, Australia untuk belajar di Monash University (1988-1993) di mana ia meraih gelar Doktor pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.


Perjalanan Karier

Ia memulai kariernya sebagai Ajun Akuntan di Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara,  Departemen Keuangan. Kariernya  terus menerus menanjak di Departemen Keuangan, institusi negara di mana ia kelak akan mengabdi selama lebih dari 27 tahun. Jenjang demi jenjang ia naiki, hingga di tahun 1998 ia dipercaya sebagai Direktur Informasi dan Pengembangan Peraturan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari sini karier anak desa yang cemerlang ini terus menanjak.

Sepanjang rentang tahun 1998 hingga 2008 ia menjabat Komisaris di sejumlah BUMN, di antaranya PT Semen Gresik, PT Indocement Tunggal Prakasa, PT Jasa Sarana, dan PT Perkebunan Nusantara. Ia juga dipercaya menjabat sebagai Direktur Eksekutif Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada, perusahaan negara yang mengelola Tol Dalam Kota Jakarta. Di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia terpilih sebagai Direktur Utama PT Pos Indonesia (2009-2013).

Sepanjang kariernya, berbagai penghargaan telah ia terima. Di antaranya adalah Asian Development Best Executive Award dan ASEAN Social and Economic Corporation Golden Awards. Ia juga kerap menjadi sorotan media, dan menerima penghargaan atas performanya yang dinilai baik oleh pers. Beberapa penghargaan dari media di antaranya adalah People of the Year dari Harian Seputar Indonesia (2011), dan salah satu CEO BUMN terbaik pilihan majalah TEMPO (2012).


Kewirausahaan

Sejak tahun 2014, Ketut Mardjana mulai menekuni perannya sebagai pengusaha pariwisata, peran yang telah lama ia nantikan. Meski fokus menekuni karier profesionalnya sebagai ahli keuangan, ia diam-diam telah lama menyimpan harapan besar agar suatu hari dapat mempopulerkan kampung halamannya ke pentas pariwisata. Melalui destinasi pemandian air panas Toya Devasya, ia ingin menghangatkan nama Kintamani yang telah lama dingin dalam barometer pariwisata Bali.

Ia berperan sebagai General Manager Toya Devasya, destinasi wisata yang telah ia akuisisi sejak tahun 2002. Mulanya destinasi ini hanya dikenal oleh wisatawan lokal, terutama dari Kabupaten Bangli dan sekitarnya. Namun sejak Ketut Mardjana menekuni pengembangan destinasi ini, kini Toya Devasya tidak hanya populer di Bali, tapi juga di pentas pariwisata dunia. Toya Devasya kini telah menjadi destinasi terbesar dan penyumbang wisatawan terbanyak di Kabupaten Bangli.


Pranala

  1. "Transformasi Pos Indonesia Ala I Ketut Mardjana" -Swa.co.id
  2. "Ketut Mardjana Dijagokan Jadi Bupati Bangli" -Posbali.co.id
  3. "Membalik Nasib Pak Pos" -TEMPO.co
  4. "Kembangkan Destinasi Wisata Toya Devasya, Ini Kisah Sukses Ketut Mardjana" -Suara.com
  5. "DR I Ketut Mardjana: Kembangkan Toya Devasya" -Koranpelita.com