Topan Fitow atau dikenal di Filipina dengan Topan Quedan adalah angin topan yang namanya diambil dari bahasa Mikronesia yang berarti "bunga harum yang indah".

Topan Fitow.

Penamaan

Berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan oleh Azuma, nama Topan Fitow diambil dari bahasa Mikronesia yang berarti "bunga harum yang indah".[1][2][3]

Asal

Topan ini merupakan topan ke-23 yang menghantam Tiongkok 2019.

Angin topan fitow ini adalah angin topan dengan urutan ke-23 yang pernah menghantam China tahun ini, setelah beberapa bencana-bencana angin topan lain. Angin ini terjadi pada hari Senin dini hari kurang lebih sekitar pukul 01.15 waktu setempat, tepatnya di Provinsi Fudjian. Topan fitow yang membawa banjir ini datang setelah topan usagi melanda, yaitu sekitar dua minggu setelah topan usagi terjadi, bencana angin yang telah menewaskan korban sebanyak 25 orang, sekitar di wilayah bagian selatan Provinsi Guangdong. Sedangkan angin topan usagi sendiri adalah angin topan yang paling kuat yang pernah melanda Hongkong pada September lalu, setelah lama tidak terjadinya bencana angin topan, yang sebelumnya terjadi pada tahun 1979.[2] Bersamaan dengan terjadinya bencana angin topan fitow di Hongkong, angin topan ini juga terjadi di daerah Cina bagian selatan, tepatnya di daerah laut Tiongkok selatan. Saat terjadinya angin topan fitow di laut, mengakibatkan kurang lebih sebanyak 20 orang yang kehilangan nyawanya.[4]

Angin topan yang mengakibatkan banjir dan membawa angin ini, merupakan angin topan dahsyat yang terjadi di Fudjian dengan angin yang bergerak ke arah timur laut dan kekuatan angin akan semakin melemah di atas tanah dengan sendirinya secara perlahan-lahan dan kemudian menghilang, karena topan ini kekuatannya tidak tahan lama. Angin topan yang telah menghancurkan banyak rumah dan bangunan-bangunan, mengacaukan tidak sedikit transportasi yang ada baik itu transportasi yang ada di air, transportasi darat maupun udara, serta memaksakan pihak PLN untuk melakukan pemadaman listrik di beberapa daerah di sana, agar tidak terjadinya konsleting listrik. Tidak hanya itu, tetapi angin topan ini juga telah menjadikan perjalanan kereta peluru melakukan perberhentian layanan untuk umum, membatalkan puluhan maskapai penerbangan yang akan melakukan penerbangannya, baik dari bandara yang sangat penting di sana, yaitu bandara di Zhejiang, maupun akan dilakukannya penerbangan ke Whenzou di Zhejiang, Beijing, Guangzhou, Sanghai, dan Kunming, serta banyak jasa angkutan kendaraan lain yaitu ikut melaksanakan pemberian layanan untuk umum juga. kendaraan bus juga melakukan pemberhentian operasionalnya, dikarenakan akses jalan yang terhadang oleh air. Pelatihan-pelatihan apapun dan oleh siapapun yang dilakukan di kota itu menjadi terhambat bahkan terhenti secara mendadak walaupun hanya sementara, karena setelah redanya bencana angin topan ini aktivitasnya di negara ini akan kembali normal dengan sendirinya [3]

Topan yang disertai dengan angin yang sangat kencang, berkecepatan sekitar 150 kilo meter per jamnya ini menjadi angin topan yang paling dahsyat. Angin yang telah melanda China secara cepat akan melemah kekuatannya secara perlahan-lahan di atas tanah ini, akhirnya berangsur-angsur meningkat menjadi sebuah badai tropis, yang sebelumnya angin ini telah bergerak ke arah barat laut. Sebelum terjadinya angin topan ini, sudah terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi pada daerah itu, yaitu sebesar 200 mili meter curah hujannya. [4]

Dengan terjadinya hujan sangat lebat berhari-hari, disertai angin, atau bahkan bisa saja banjir ini, yang akhirnya menjadi sebuah angin topan, yaitu angin topan fitow. Topan fitow tidak hanya mengakibatkan kerusakan dan kekacauan di China, tepatnya pada provinsi Fudjian saja, tetapi juga berdampak parah di daerah lain, yaitu pada Yuyao. Walaupm angin topan ini pertama kalinya menghampiri Fudjian terlebih dahulu. Di Yuyao bencana angin topan ini diawali dengan hujan deras selama empat hari berturut-turut dengan curah hujan yang diperkirakan rata-rata sekitar 717 milimeter. Dengan curah hujan yang tinggi berlangsung selama beberapa hari tersebut, juga mengakibatkan tingginya permukaan air di sungai. Sungai di daerah Yuyao yang bernama sungai yaojiang dengan airnya diperkirakan mencapai kurang lebih 5,3 meter. Merupakan air sungai yang tinggi airnya menjadi pemecah rekor di Yuyao, karena pertamakalinya sungai di sana memiki ketinggian air yang begitu tinggi, dan sejak dulu belum pernah terjadi ketinggian air sungai sampai segitu. Jika di daerah Yuyao ini diterjang oleh angin topan fitow secara terus-menerus ataupun berulang-ulang, maka akan mengakibatkan banjir di negara itu. Banjir yang mungkin akan terjadi telah dapat diperkiraan dengan ketinggian sekitar 3 meter, juga akan mengakibatkan lumpuhnya lalu lintas dan matinya aktivitas kehidupan secara sementara.[5] Terlepas dengan banyaknya jumlah korban yang sudah terjadi sebelumnya, maka mengakibatkan berbagai hiburan di air, atau di daerah pantai juga mengalami penutupan wisata dikarenakan untuk mengantisipasi terjadinya angin topan fitow susulan, ataupun munculnya bencana lain baru lagi yang nantinya akan memungkinkan memakan lebih banyak korban jiwa lagi.[6]



2.    https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/10/131007_badai_cina

3.    https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/10/131007_badai_cina

4.     https://www.voaindonesia.com/a/topan-fitow-hantam-daratan-china/1764251.htm

5.    https://internasional.kompas.com/read/2013/10/10/1301255/Topan.Fitow.Masih.Bercokol.di.Timur.China.


6.    https://www.antaranews.com/berita/399302/topan-fitow-terjang-china-timur

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Azuma, Junichi, dkk (2008). Taurine 7: Advances in Experimental Medicine and Biology. Berlin: Springer Science and Business Media. hlm. v. ISBN 978-038-7756-81-3. 
  2. ^ VOA Indonesia (07 Oktober 2013). "Topan Fitow Hantam Daratan China". VOA Indonesia. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  3. ^ Daily News (6 Oktober 2013). "China Issues Highest Alert for Typhoon Fitow". Daily News. Diakses tanggal 21 Desember 2019. 
  4. ^ Handoko, Ervan (7 Oktober 2013). "Topan Fitow Porak-Porandakan Pesisir Timur China". Kompas. Diakses tanggal 19 Desember 2019. 

Pranala luar