Uturunku
Gunung Berapi Uturunku (atau Volcán Uturuncu atau Jaguar dalam Bahasa Quechua) adalah Gunung berapi tidak aktif di Altiplano, Bolivia dengan ketinggian 6008 meter (19,711 kaki) diatas permukaan laut dan memiliki luas 400 km persegi. Berlokasi disebelah timur Perisai Ignimbrite Laguna Colorada[1], gunung Uturunku merupakan gunung bertipe gunung berapi kerucut dengan didominasi oleh kubah lava dan aliran lahar disekitarnya dan memiliki 2 puncak.
Uturunku (Uturuncu) | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 6008 Meter |
Koordinat | 22°15'59.57"S 67°10'59.96"W |
Geografi | |
Daerah | Bolivia |
Gunung Uturunku merupakan gunung berapi aktif pada tahun 890 Kiloannum (ka) hingga 271 ka[2]. Meskipun gunung ini tidak aktif, pada tahun 2009, terdapat penelitian dari Plutons yang menunjukkan bahwa gunung Uturunku kembali aktif[3].
Geografi dan geomorfologi
Gunung Uturunku (berbeda dengan gunung Uturunku di Peru) berlokasi dibarat daya Bolivia, disebelah timur Perisai Ignimbrite Laguna Colorada[1], disebelah tenggara desa Quetana di pusat wilayah Altiplano yang berada pada zona vulkanik Andes Tengah[2], disebelah timur laut Taman Nasional Eduardo Avaroa Andean, dan disebelah tenggara Sol de la Mañana. Uturunku dekat dengan perbatasan Chili dan Argentina dan merupakan bagian kompleks vulkanik Altiplano-Puna yang berada diatas zona subduksi Andes Tengah dan Lempeng Nazca[4].
Gunung Uturunku merupakan gunung bertipe gunung berapi kerucut tertinggi di Bolivia Selatan dengan ketinggian 6008 meter (19,711 kaki) diatas permukaan laut dan memiliki luas 400 km persegi dengan pemandangan lanskap andes yang masih alami. Gunung Uturunku didominasi oleh kubah lava dan aliran lahar yang sudah diratakan oleh sisa glester pada saat gunung Uturunku masih aktif dan hingga sekarang tidak terdapat bekas runtuhan longsor disekitar gunung Uturunku[2]. Disekitar gunung Uturunku terdapat banyak kaldera yang berasal dari erupsi pada saat gunung Uturanku masih aktif[5]. Kaldera tersebut muncul sejak 10 Megaannum (ma) dengan lebih dari 30 kaldera yang sudah terbentuk, 10 diantaranya dihasilkan dari erupsi global[4].
Lava
Lava Uturunku mengandung batuan andesit dan dasit dengan kandungan kalium dan kalsium klorida-alkaline yang tinggi. Lava Uturunku memiliki bentuk seperti kaca, menggumpal, dan porifiri. Komposisi batuan tersebut menunjukkan batuan dasit terbentuk saat kristalisasi fraksional andesit berupa pencampuran antara magma dan batuan andesit. Meskipun begitu, lava Uturunku juga mengandung batuan norite, xenolith, gabbroid, cumulate, biotit dan batuan dasar lainnya, seperti pasir dan kapur[2]. Adapun kandungan seperti Nb, Zr, Th, Pb, dan La sangat berlimpah di lava tersebut. Usia dari lava Uturunku bekisar antara 890 ka hingga 271 ka[1].
Deformasi
Deformasi pada gunung Uturunku memiliki kedalaman 12 hingga 25 km di bawah permukaan laut atau 17 hingga 30 km di bawah bantuan dasar pada 4 km di atas permukaan laut. Deformasi yang terjadi bukan bertipe "elastis" dikarenakan pengaruh suhu yang tinggi di area Uturunku, faktor topografi Uturunku, dan intrusi magma.
Potensi supervulkan
Gunung Uturunku sudah tidak mengalami erupsi sejak 270 ka. Adanya deformasi yang terpusat pada gunung Uturunku menyebabkan banyak peneliti dan ilmuwan untuk melalakukan peneilitan di gunung Uturunku, yang sebelumnya, penelitian mengenai gunung Uturunku sedikit sekali[2]. Penelitan INSAR menunjukkan bahwa setiap tahunnya, gunung Uturunku perlahan-lahan mengembang sebesar 1 hingga 2 cm per tahun pada per area 70 km pada akhir 1990-an dengan akumulasi magma dikedalaman 10 hingga 20 km[6]. Perkembangan tersebut diyakini magma dalam gunung Uturunku sudah masuk kedalam sistem magma vulkanik Altiplano‐Puna[1]. Dengan adanya deformasi yang terpusat, gunung Uturanku menjadi salah satu pusat deformasi gunung berapi terluas di bumi, sehingga, mulai banyaknya peneliti yang datang untuk mengambil informasi sampel mengenai studi geokronologis, petrologi dan geokimia[2].
Pada tahun 2009, dilakukan sebuah proyek bernama Plutons yang terdiri dari berbagai kalangan seismolog, geofisika, geolog, pakar, dan mahasiswa untuk meneliti mengenai gunung Uturunku dan gunung Lazufre yang berada diperbatasan Chili dan Argentina. penelitian tersebut menunjukkan bahwa gunung Uturunku kembali aktif dengan munculnya lubang-lubang kecil berupa fumarol. Terdapat 2 Ladang fumarol tersebut muncul dan aktif di puncak Uturunku. Fumarol tersebut memproduksi sulfur dan gas-gas lainnya dengan suhu kurang dari 80 derajat celcius[4]; munculnya tanah putih dekat dengan puncak gunung Uturunku yang diakibatkan perubahan termal sekitar puncak; dan adanya ruang magma yang aktif dan berkembang sebesar 1 meter kubik per detik[3].
Ruang magma yang terbentuk dan terisi magma, muncul banyaknya gempa bumi mikro, dan terjadinya perkembangan di gunung Uturunku dapat diindikasikan gunung Uturunku bisa mengalami erupsi pada masa yang akan datang dan juga muncul spekulasi dan potensi mengenai munculnya Supervulkan yang baru[3][5]. Hal tersebut didukung studi yang lain, yakni adanya gempa bumi disekitar puncak gunung Uturunku sebanyak 2,6 gempa bumi per jam hingga maksimum 14 gempa bumi per jam dengan kedalaman sekitar 4 km[5].
Referensi
- ^ a b c d "Stop 6: Volcán Uturuncu | Volcano World | Oregon State University". volcano.oregonstate.edu. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ a b c d e f Sparks, R. Stephen J. (2008). "UTURUNCU VOLCANO, BOLIVIA: VOLCANIC UNREST DUE TO MID-CRUSTAL MAGMA INTRUSION". American Journal of Science. 308: 727–769. doi:10.2475/06.2008.01.
- ^ a b c Friedman-Rudovsky, Jean (2012-02-13). "A Fascinating Growth Spurt at the Uturuncu Volcano in Bolivia". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ a b c Kukarina, Ekaterina; West, Michael; Keyson, Laura Hutchinson; Koulakov, Ivan; Tsibizov, Leonid; Smirnov, Sergey (2017-12-01). "Focused magmatism beneath Uturuncu volcano, Bolivia: Insights from seismic tomography and deformation modeling". Geosphere (dalam bahasa Inggris). 13 (6): 1855–1866. doi:10.1130/GES01403.1.
- ^ a b c "Uturuncu volcano (Bolivia): signs of a super volcano awakening?". www.volcanodiscovery.com. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ Pritchard, Matthew E.; Simons, Mark (2002-07). "A satellite geodetic survey of large-scale deformation of volcanic centres in the central Andes". Nature (dalam bahasa Inggris). 418 (6894): 167–171. doi:10.1038/nature00872. ISSN 1476-4687.