Nepenthes eustachya

Revisi sejak 31 Desember 2019 03.21 oleh JumadilM (bicara | kontrib)

Nepenthes Eustachya merupakan salah satu tanaman endemik Sumatra. Tanaman ini biasanya tumbuh di tebing-tebing atau di hutan kerangas pada daerah dataran rendah. Tanaman ini memiliki kantong yang bulat dan menggelembung. Tanaman ini biasanya berwarna hijau atau merah muda.[1] Tanaman ini memiliki batang berbentuk bulat berwarna kehitaman dan batang memanjat. Daunnya berbentuk daun bangun lanset dengan tepi rata dan permukaan yanglicin. Tulang daun berwarna merah dan daun berwarna hijau. Bentuk kantong bawah berbentuk lonjong dan kantong bawah berbentuk silinder. Sayap kantongnya tidak berduri. Tanaman ini berbunga dengan bentuk tandan.[2]

Berdasarkan penemuan di Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan diketahui ciri-ciri morfologinya adalah memanjat dengan panjang tanaman tiga hingga lima meter. Batangnya memiliki diameter tidak lebih dari satu sentimeter. Bentuk batangnya bulat dan berwarna ungu kehitaman. Panjang daun berada pada kisaran sepuluh hingga dua puluh sentimeter dengan lebar daun antara empat hingga lima sentimeter. Ukuran tangkai daun mencapai empat hingga enam sentimeter yang memiliki sayap dan melingkar pada setengah batang. Daunnya berwarna ungu kehitaman dengan ujung daun dan dasar daun yang runcing. Tepi daun begitu rata serta ibu tulang daun terlihat dengan jelas. Sulurnya dapat mencapai panjang dua belas hingga lima belas sentimeter. Kantung bawah memiliki kisaran tinggi sepuluh hingga lima belas sentimeter dengan lebar tinga hingga empat sentimeter. Kantung bawah memiliki bentuk seperti kendi berpinggang dan bagian mulut yang melebar.[3]

Nepentes Eustachya diperkirakan dapat tumbuh dengan subur di tempat yang selalu terkena sinar matahari. Ukuran kantongnya dapat rnencapai ukuran yang cukup besar, dengan panjang sekitar dua puluh lima sentimeter. Nepentes Eustachya banyak ditemukan di lereng-lereng bukit yang terbuka pada Suaka Alam Air Putih. Kawasan Suaka Alam Air Putih terletak di Jorong Buluh Kasok, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Kawasan yang merupakan perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Riau ini memang sangat kaya akan keragaman flora.[4]

Rujukan

  1. ^ Frankie Handoyo dan Maloedyn Sitanggang 2006, hlm. 23"Penyebaran: endemik Sumatra. Lokasi Pertumbuhan: tumbuh di tebing-tebing atau hutan krangas di dataran rendah. Kantong: pangkal kantong berbentuk bulat dan menggelembung(...). Warna: hijau atau merah muda."
  2. ^ "Studi Identifikasi Spesies kantong Semar (Nepenthes Spp.) di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat". Jurnal Photon. 6 (1): 109. 2015. 
  3. ^ Ginting, Nurmaini (2018). "Kenakekaragaman Nepenthes di Kecamatan Sipirok". BioLink. 5 (1): 27. 
  4. ^ Sari, Rismita (2009). "Keanekaragarnan Jenis Kantong Sernar (Nepenthes spp.) dan Manfaatnya". Seminar Nasional Etnobotani: 311. 

Daftar Pustaka

Handoyo, Frankie dan Maloedyn Sitanggang (2006). Petunjuk Praktis Perawatan Nepenthes. Makassar: Agromedia Pustaka. hlm. 23.