Cepu, Blora

kecamatan di Blora, Jawa Tengah

Cepu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di perbatasan dengan provinsi Jawa Timur, dan dilewati jalan yang menghubungkan Surabaya - Purwodadi - Semarang.

Cepu
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBlora
Pemerintahan
 • CamatSLAMET WIRYANTO,SE
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri33.16.05 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3316050 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Desa/kelurahan-

Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak jaman Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perubutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah.

Pada jaman penjajahan, Cepu merupakan salah satu kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jatinya. Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah, loji klunthung. Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu.

Untuk mendukung transportasi masa itu, dibangun pula jalur kereta api yang menghubungkan Jawa Timur - Jawa tengah via Cepu. Di Ngloram, juga bisa ditemui bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda

Daerah ini telah lama dikenal memiliki persediaan minyak bumi. Pada tahun 2005, Cepu mendapat perhatian nasional karena penemuan adanya deposit minyak yang melimpah di Blok Cepu.

Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan rakyat dari kayu jati dan wisata hutan jati dengan kereta api kuno.

Di era Pergerakan Nasional, Cepu menjadi tempat pelarian eks. PKI madiun yang kemudian berhasil ditumpas oleh Divisi Ronggolawe yang dipimpin oleh GPH Dipokusumo. Nama Ronggolawe dan Dipokusumo saat ini menjadi ikon kota Cepu. Nama Ronggolawe dipakai sebagai nama: - Lapangan terbesar di Cepu: Lapangan Ronggtolawe - Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) - Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda. Sedangkan GPH Dipokusumo diabadikan sebagai monumen yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko dekat Kantor Pos.


Kebudayaan dan makanan khas

Cepu memiliki seni tradisi tari Tayub. Masyarakatnya terbagi atas kelas pengusaha, buruh/ karyawan, pedagang, pengrajin, pensiunan, petani, seniman dan pelajar.

Dialek

Dialek masyarakat Cepu yang terkenal adalah sebagai berikut: - em = mu (bahasa Indonesia). Contoh: Bukuem = Bukumu, dll - leh = toh (bahasa Indonesia). Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini?

Pola hidup masyarakat Cepu cenderung konsumtif.

Cepu memiliki jenis sayuran yang sangat beragam, dan tidak dimiliki oleh daerah lain. Misalnya sejenis tumbuhan temu kunci yang lalu dijadikan masakan sayur. Tumbuhan ini terdapat di hutan-hutan jati, buah sejenis mentimun yang disebut krai oleh masyarakat setempat, daun kedondong sebagai bahan sayur, dan kepompong ulat pohon jati yang dimasak dengan cabe sebagai makanan favorit, selain nasi pecel.


Kota yang terletak diantara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini juga dialiri oleh Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa. Di Cepu dikenal musim pladu yaitu masa dimana ikan-ikan mabuk dan mengapung dan menepi ke pinggir sungai karena air keruh akibat hujan. Ikan-ikan yang sering dijadikan tangkapan adalah ikan bethik dan ikan wader. Dahulu masa ini dijadikan andalan menutupi kebutuhan gizi keluarga sekaligus sumber rezeki, namun sekarang musim ini jarang terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan ekosistem di hulu maupun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

Beberapa instansi yang mendominasi kegiatan Kota Cepu yaitu PT Pertamina EP, Pusdiklat Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM),Sekolah Tingi Energi dan Mineral DESDM dan Perum Perhutani. Perekonomiannya ditopang oleh masyarakat yang berprofesi sebagai PNS. Para pendatang juga berperan besar pada laju perekonomian kota Cepu. Cepu bisa dikatakan sebagai mininya Indonesia. Banyak pendatang dari berbagai daerah seluruh Indonesia yang datang untuk bekerja sebagai PNS, ikut diklat di Pusdiklat Migas dan STEM Akamigas, atau sebagai pedagang. Pertaniannya merupakan sawah tadah hujan, sebagian kecil yang berada di tepi Bengawan Solo memakai irigasi. Kayu jati semakin susah ditemukan di Cepu akibat penebangan hutan pada masa awal reformasi. Tata kotanya kurang bagus, namun saat ini sudah mulai dibenahi seiring dengan adanya Blok Cepu. .

Dibandingkan dengan kabupatennya Blora,justru Cepu lebih maju dan lebih ramai. Di Cepu ada sebuah taman yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama TAMAN SERIBU LAMPU (ONE THOUSAND LAMPS PARK), karena di taman tersebut terdapat banyak tiang yang di atasnya dipasang lampu untuk penerangan taman, di malam hari taman ini semakin ramai dengan para pedagang. Taman ini merupakan hiburan tersendiri bagi warga Cepu, karena di taman ini banyak dijumpai pedangan makanan, pakaian, mainan anak atau sekedar mencuci mata. Dengan dinamisnya kota Cepu, walau statusnya sebagai kota Kecamatan, apakah mungkin bila kota Cepu dirintis menjadi kota PERDAGANGAN karena letaknya yang strategis sebagai persimpangan ke kota-kota lain di sekitarnya yaitu Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Blora, Rembang, dan sebagainya. Dan ini sangat kungkin karena dimasa mendatang akan dibukanya perusahaan minyak bumi EXXON MOBIL. Untuk itu, mengharapkan kehadiran para investor untuk menggarap kota Cepu.

Desa/kelurahan