Sir alfed jules ayer

Pendidikannya didapatkan di Eton dan di Christ Church, Oxford. Pada tahun 1932, ia lulus dan pergi ke Wina untuk bergabung dengan aliran Positivisme Logis. Kemudian ia kembali ke Oxford dan pada tahun 1933 menjadi dosen filsafat di Christ Church. Pada waktu perang dunia II, ia menjadi tentara sampai tahun 1945. Sesudah perang, ia kembali mengajar dan menjadi Dekan pada Wadham College, Oxford. Di University College, London, ia menjadi guru besar dalam logika, tetapi pada tahun 1954, ia kembali ke Oxford sebagai profesor dalam logika.

Ayer adalah salah seorang filsuf Inggris yang mewakili Positivisme di Inggris terutama di Cambridge. Ia merupakan pelopor Positivisme Logis (Logical Positivism). Istilah ini dikenal pula dengan nama Emperisme Ilmiah (Scientific Emperisme). Dalam Positivisme Logis ini tergabung ide-ide Kelompok Wina (Wiener Kreis) dengan analisa bahan. Kelompok Wina mengatakan bahwa tugas filsafat ialah mencari arti dari kebenaran dan pernyataan. Filsafat harus dapat menjelaskan secara logis hubungan antara arti dan pernyataan, sehingga dapat membedakan mana yang penuh arti dan pernyataan, sehingga dapat membedakan mana yang penuh arti dan mana yang tidak.

Menurut aliran Positivisme Logis filsafat ditafsirkan sebagai sebagai analisa logis dan proses penjelasan dari bahasa. Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth, and Logic (1936), ia membedakan dengan jelas antara keputusan yang nyata dan keputusan bernilai, atau antara deskripsi fakta dan ekspresi emosional. Misalnya ucapan "Aku merasa sakit" berbeda dengan "Orang lain merasa sakit". Ucapan yang pertama menunjukkan penghayatan rasa sakit secara pribadi, sedangkan yang kedua hanya dapat dilihat melalui ekspresi orang yang menderita, melalui suara ataupun melalui wajahnya. Deskripsi fakta-fakta dapat diverifikasi sedangkan ekspresi emosional hanya merupakan penilaian pribadi. Dikatakan bahwa pernyataan umum dalam ilmu terikat pada verifikasi. Karya-karyanya yang lain adalah The Foundations of Empirical Knowledge (1940) dan The Problem of Knowledge (1956).