The General in His Labyrinth
The General in His Labyrinth (atau dalam judul asli dalam bahasa spanyol El general en su laberinto atau dalam bahasa Indonesia Sang Jenderal dalam Labirinnya) adalah novel karangan penulis Kolombia dan peraih penghargaan Nobel untuk Bidang Sastra Gabriel García Márquez yang menggunakan gaya fiksi klasik atau histori fiksi dalam menceritakan novel tersebut. The General in His Labyrinth menceritakan mengenai bulan-bulan terakhir Jenderal Simón Bolívar (El Liberator), pemimpin Kolombia pada masanya yang diceritakan secara tragis dan sedih selama kepimpinannya dalam berusaha "membebaskan" dan memerdekakan Kolombia dan negara-negara lainnya dari penjajahan Spanyol di Amerika Selatan[1]. Jenderal Simón Bolívar diceritakan di The General in His Labyrinth memiliki penceritaan berkharimastik, menawan, selalu sukses dalam perang dan cinta, dan melankolis hingga akhir hayatnya karena sakit pada umur ke-46 pada tahun 1830[2].
Pengarang | Gabriel García Márquez |
---|---|
Judul asli | El general en su laberinto |
Penerjemah | Sri Dwi Hartuti |
Ilustrator | T |
Perancang sampul | Q |
Negara | Indonesia |
Bahasa | |
Seri | Cetakan Pertama |
Subjek | K |
Genre | Histori Fiksi |
Penerbit | Jalasutra |
Tanggal terbit | 2004 |
Tgl. terbit (bhs. Inggris) | 7 Oktober 2003 |
Jenis media | Novel |
Halaman | 288 |
ISBN | ISBN [[Special:BookSources/
|
Didahului oleh | |
Diikuti oleh |
The General in His Labyrinth diterbitkan oleh Vintage International pada 7 Oktober 2003 dan diterbitkan di Indonesia oleh Jalasutra pada tahun 2004 dengan judul Sang Jenderal dalam Labirinnya. Sebelum diterbitkan dalam bahasa Inggris, The General in His Labyrinth sudah diterbitkan di Spanyol pada tahun 1989. Meskipun begitu, karya Gabriel García Márquez tidak hanya The General in His Labyrinth saja, melainkan seperti Eyes of a Blue Dog, Leaf Storm, Strange Pilgrims, Of Love and Other Demons, Memories of My Melancholy Whores, dan sebagainya[3]. The General in His Labyrinth sendiri mendapatkan berbagai pujian mengenai penggambaran Simón Bolívar dan perjalanannya oleh New York Times Book Review, Los Angeles Times Book Review, San Francisco Chronicle, The Wall Street Journal, dan Dallas Morning News[1].
Sejarah
Gabriel García Márquez mendapatkan inspirasi untuk menulis novel The General in His Labyrinth dari teman sepenulis dari Kolombia Álvaro Mutis yang sudah menyelesaikan sebagian ceritanya. Sebelumnya, Álvaro Mutis sebelumnya menulis novel yang berjudul El Último Rostro (The Last Face) dan baru diselesaikan sebagian hingga tidak dilanjutkan lagi. Cerita tersebut dikembangkan dan dilanjutkan oleh Gabriel García Márquez dimulai dari perjalanan jenderal di sungai Magdalena menuju Eropa hingga akhir hayatnya[4].
The General in His Labyrinth diceritakan pada tahun 1830 pada akhir masa penjajahan Spanyol di Amerika Selatan yang dimana negara Venezuela, Bolivia, Kolombia, Ekuador, Panama dan Peru sudah mendapatkan kemerdekaanya. Simón Bolívar sebelumnya sudah menghendaki adanya dan mendirikan negara kesatuan yang terpusat yang dinamai Kolombia Raya pada tanggal 7 Agustus 1819 dan menjadikan dirinya Presiden Kolombia Raya. Kolombia Raya tidak berumur lama dikarenakan adanya perbedaan pendapat mengenai hak kemerdekaan setiap negara. Hingga pada April 1830, Simón Bolívar mengundurkan diri dari Presiden Kolombia Raya dan melakukan perjalanan menuju Eropa, tetapi Simón Bolívar meninggal disebabkan oleh TBC pada 17 Desember 1830[5].
Sinopsis
The General in His Labyrinth menceritakan mengenai 7 bulan terakhir Jenderal Simón Bolívar sebelum meninggal diakibatkan TBC. Cerita novel tersebut menggambarkan perjalanan Simón Bolívar mengarungi sungai Magdalena di Kolombia dari Santa Fe de di Bogotá untuk menuju pelabuhan Cartagena de Indias di pantai pesisir Karibia dan dilanjutkan ke Eropa demi meninggalkan Amerika Selatan yang dimulai sejak 8 Mei 1830, setelah pengunduran diri dari Presiden Kolombia Raya. Dalam cerita tersebut, selama mengarungi sungai Magdalena, Simón Bolívar selalu membayangkan tentang pengalaman heroiknya dalam menaklukan penjajahan Spanyol di Amerika Selatan dan membebaskan negara-negara yang terjajah Spanyol. Selama perjalanan, Simón Bolívar ditemani dengan beberapa orang kepercayaannya dan José Palacios, pembantunya, dan beberapa juru tulis dan anjing. Rute perjalanan Simón Bolívar melewati melewati kota Facatativá, Honda, Guaduas, Barranca Nueva, Mompox, Turbaco, Avila, Cartagena, La Popa, Soledad, dan terakhir Santa Marta[6].
Kota yang didatangi rombongan Simón Bolívar adalah Facatativá. Pada saat di Facatativá, Simón Bolívar sadar bahwa penyakitnya yang masih belum diketahui membuatnya tidak dikenali orang kepercayannya dan kehilangan kewibawaannya. Saat di Honda, Gubernur Posada Gutiérrez mengadakan pesta makan-makan selama 3 hari dan bertemu teman lamanya Miranda Lyndsay. Selama di Barranca Nueva, Simón Bolívar mendapatkan berita bahwa belum adanya kapal yang akan pergi ke Eropa dan belum memiliki paspor[6].
Pada saat di Mompox, perjalanan mereka dihentikan oleh polisi setempat. Polisi menanyai Simón Bolívar tentang paspor dikarenakan polisi tersebut belum mengetahui siapa yang ditanyainya. Simón Bolívar belum mempunyai paspor dikarenakan Jenderal Domingo, wakil presiden Kolombia Raya belum bisa membuat paspor sesuai jadwal. Setelah mengetahuinya, polisi mengajak rombongan tersebut untuk makan-makan dan melanjutkan perjalanan menuju Turbaco. Di Trubaco Simón Bolívar belajar mengenai siapa yang akan menjadi presiden selanjutnya dan Simón Bolívar akhirnya mendapatkan paspor[6].
Sampai di Cartagena, Simón Bolívar mendengarkan berita calon penerus presiden selanjutnya Field Marshal Sucre tewas dan membuatnya semakin terpuruk. Keaadaan tersebut diperparah dengan adanya berita bahwa Bogotá sudah diambilalih kekuasaannya oleh Jenderal Rafael Urdaneta yang mengajak Simón Bolívar untuk menjadi presiden republik dan adanya demonstrasi dan kericuhan di Bogotá. Rombongan Simón Bolívar melanjutkan perjalanan menuju Soledad dan tinggal selama sebulan dikarenakan sakit. Simón Bolívar tidak pernah pergi keluar dari Amerika Serikat dan meninggal dalam kemiskinan di Santa Maria pada tanggal 17 Desember 1830. Selama Simón Bolívar sakit, hanya ditemani dokter dan beberapa orang kepercayaannya dan ia selalu memimpikan kemenangan negara Kolombia Raya membentang dari Meksiko hingga Tanjung Horn[6].
Karakter
Dalam penggambaran karakter di gener, marquez menggunakan aliran realisme magis yang dimana mencapurkan antara realitas hidup dengan realitas gaib. Sehingga penggambaran karakter di gener tidak jelas antara histori ataupun fiksi.
Protagonis dalam gener adalah simon yang digambarkan menderita, ketakutan dan kehilangan visi, cinta, dan egonya. Hal tersebut berbanding terbalik dari penoo
Referensi
- ^ a b "The General in His Labyrinth by Gabriel García Márquez: 9781400043330 | PenguinRandomHouse.com: Books". PenguinRandomhouse.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-06.
- ^ www.publishersweekly.com https://www.publishersweekly.com/978-0-394-58258-0. Diakses tanggal 2020-01-06. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ "The General in His Labyrinth".
- ^ Adam, Alfred Mac (1990-01-01). "Alvaro Mutis, Bolivar and Garcia Marquez". Review: Literature and Arts of the Americas. 24 (43): 64–65. doi:10.1080/08905769008604607. ISSN 0890-5762.
- ^ "Jalan Panjang Simon Bolivar Membebaskan Amerika Latin". tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-06.
- ^ a b c d Márquez 2004.
Daftar Pustaka
- Márquez, Gabriel García (2004), Sang Jenderal dalam Labirinnya, Indonesia: Jalasutra, ISBN 9786028252867.