KRI Sibarau (847)

kapal milik Angkatan Laut Republik Indonesia
Revisi sejak 6 Januari 2020 19.51 oleh Efendi Dreya (bicara | kontrib) (update artikel)

KRI Sibarau (847) adalah kapal patroli cepat kelas Attack yang tergabung dalam armada kapal Komando Armada Barat dan merupakan kapal pemberian hibah dari pemerintah Australia. Kapal ini tenggelam pada 29 November 2017 di Perairan Tanjung Siram, Sumatera Utara, akibat mengalami mati listrik dan lier jangkar mati saat terjadi gelombang setinggi lima meter.[1]

KRI Sibarau (847) merupakan satu dari delapan unit kapal yang dihibahkan oleh pemerintah Australia pada era 1980-an. Kapal dengan tipe ini dibuat oleh galangan kapal Walkers Ltd of Maryborough, Queensland dan Evans Deakin and Co, Brisbane, antara tahun 1967 dan 1969, sebanyak 20 unit. [1]

Desain utamanya dirancang untuk melaksanakan misi pengintaian dan pengawasan di sepanjang garis pantai Australia. Spesifikasi kapal ini adalah memiliki panjang 32,8 meter, beam 6,1 meter, dan draught 2,2 meter dengan bobot kosong 100 ton dan bobot tempur 146 ton. Daya jelajahnya bisa mencapa 1.200 nautical miles (2.200 km) dengan kecepatan 13 knot.[1]

Kapal ini dibekali 2 mesin Paxman V16 Ventura Turbo Charged Diesel 2611 Kw dan 2 baling-baling, dengan kecepatan maksimum 24 knot (44 km/jam). Kapal ini dilengkapi dengan 1 pucuk kanon ringan Bofors 40 mm di sisi haluan dan pada sisi buritan terdapat dua pucuk Senapan Meisn Berat (SMB) M2HB Browning kaliber 12,7 mm.[1]

Dari 20 unit kapal kelas Attack tersebut, delapan unit diantaranya kini masih digunakan oleh TNI AL. Lewat program hibah, secara bertahap mulai 16 November 1973, HMAS Bandolier (P95) telah berubah nama menjadi KRI Sibarau 847, kemudian 21 Mei 1974 HMAS Archer (P86) berubah nama menjadi KRI Siliman 848, 20 Mei 1982 HMAS Barricade (P98) berubah nama menjadi KRI Sigalu 857, 15 Juni 1984 HMAS Barbette (P97) berubah nama menjadi KRI Siada 862, 6 Mei 1983 HMAS Acute (P81) berubah nama menjadi KRI Silea 858, 12 September 1983 HMAS Bombard (P99) berubah nama menjadi KRI Siribua 859, 21 Februari 1985 HMAS Attack (P90) berubah nama menjadi KRI Sikuda 863, dan terakhir 18 Oktober 1985 HMAS Assail (P89) berubah nama menjadi KRI Sigurot 864.Tujuh unit lainnya yang juga dihibahkan ke Indonesia adalah HMAS Archer (P-86) yang dihibahkan pada 21 Mei 1974 dan berganti nama menjadi KRI Siliman (848), HMAS Barricade (P-98), 20 Mei 1982, menjadi KRI Sigalu (857); HMAS Barbette (P-97), 15 Juni 1984, menjadi KRI Siada (862); HMAS Acute (P-81), 6 Mei 1983, menjadi KRI Silea (858), HMAS Bombard (P-99), 12 September 1983, menjadi KRI Siribua (859); HMAS Attack (P-90), 21 Februari 1985, menjadi KRI Sikuda (863); dan HMAS Assail (P-89), 18 Oktober 1985, menjadi KRI Sigurot (864).[2]

Daftar Referensi

  1. ^ a b c d "Akibat Cuaca Buruk, KRI Sibarau 847 Mengalami Insiden di Perairan Tanjung Tiram". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2017-12-01. Diakses tanggal 2020-01-06. 
  2. ^ "Musibah Kapal Hibah". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-06.