Markus Haris Maulana

pesepak bola Indonesia

Muhammad Haris Maulana[1][2] atau Markus Haris Maulana (lahir 14 Maret 1981; sebelumnya dikenal sebagai Markus Horison Ririhina[3]) adalah seorang mantan pemain sepak bola asal Indonesia. Anak dari Julius Ririhina dan Yenny Rosmawati.Posisinya adalah penjaga gawang dan tinggi badannya 189 cm. Saat ini dia menjadi pelatih Kiper untuk klub Aceh United FC di Liga 2. Markus dikenal memiliki kelebihan dalam menghadapi umpan lambung. Semasa aktif bermain, ia pernah terpilih sebagai pemain terbaik turnamen Piala Emas Bang Yos pada tahun 2006.

Markus Haris Maulana
Informasi pribadi
Nama lengkap Markus Haris Maulana
Tanggal lahir 14 Maret 1981 (umur 43)
Tempat lahir Indonesia Pangkalan Brandan, Indonesia
Tinggi 186 m (610 ft 3 in)
Posisi bermain Kiper
Informasi klub
Klub saat ini Indonesia U-16 (Pelatih Kiper)
Karier junior
1998–2000 Diklat PPLP Sumatra Selatan
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
2000–2001 PSL Langkat 6 (0)
2001–2002 PS Batam 20 (0)
2002–2003 Persiraja Banda Aceh 23 (0)
2003–2008 PSMS Medan 150 (0)
2008–2009 Persik Kediri 22 (0)
2009 (6 Bulan) PSMS Medan 13 (0)
2009–2010 Arema Indonesia 7 (0)
2010–2011 Persib Bandung 35 (0)
2011–2012 PSMS Medan 18 (0)
2012–2013 Persidafon Dafonsoro 22 (0)
2013–2015 PSM Makassar 38 (0)
2015–2016 PPSM Magelang 20 (0)
2016–2017 Assalam 16 (0)
Total 390 (0)
Tim nasional
2007–2012 Indonesia 37 (0)
Kepelatihan
2019– Indonesia U-16 (pelatih kiper)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 20 Mei 2014
‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 5 Juni 2012

Di tingkat daerah, Markus pernah memperkuat tim Sumatra Utara pada PON XV 2000 di Jawa Timur dan PON XVI 2004 di Palembang. Di tim nasional Indonesia, Markus mengawali debutnya di turnamen internasional resmi dengan penampilan yang cemerlang saat Indonesia kalah 0-1 melawan Korea Selatan di Piala Asia 2007.[4]

Kehidupan pribadi

Pada tanggal 27 November 2010 Markus menikahi pasangannya yang seorang artis, Kiki Amalia.[5].

Karier

Markus Haris Maulana mengawali karier sepak bolanya di klub amatiran PSL Langkat. Pernah pula bermain untuk PS Batam, dan PSKB Binjai. Karier professionalnya dimulai ketika ia lulus seleksi di PSMS Medan yang saat itu berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia. Bersama PSMS Medan dia menjuarai Piala Bang Yos II, Piala Bang Yos III, dan Piala Bang Yos IV. Tahun 2006 setelah M. Halim keluar, Markus menjadi kiper utama di PSMS Medan. Kema]mpuannya yang cukup impresif membuat pelatih Ivan Kolev memilihnya masuk Tim Nasional Indonesia. Tahun 2008 ia membawa PSMS Medan menjadi Runner up Liga Indonesia, prestasi tertinggi yang pernah diraih PSMS di era Liga Indonesia. Di akhir kompetisi ia bersama 6 pemain PSMS lainnya direkrut oleh Persik Kediri dan bermain di Super Liga selama satu musim. Markus adalah kiper terbaik sepanjang masa di Indonesia.

Markus hanya bermain setengah musim disana. Ia lalu kembali ke PSMS dan ikut membawa tim Ayam Kinantan berlaga di AFC Cup. Di akhir kompetisi ia kembali pindah ke Arema Malang. Pertikaiannya dengan pelatih Arema saat itu, membuat ia tidak betah setelah selalu menjadi cadangan. Ia lalu pindah ke Persib Bandung tah]un 2009 - 2010 menggantikan kiper utama Shintaweechai Hathairattanakool yang kembali ke Thailand.

Tahun 2011 setelah Promosi ke Super Liga, ia direkrut kembali oleh manajemen PSMS Medan. Namun setelah kembali bertikai dengan manajemen, paruh musim kedua ia memilih keluar dan membela PSMS Medan IPL yang berlaga di Liga Prima Indonesia hingga sekarang.

Penghargaan

Prestasi yang cukup gemilang di Tim Nasional Indonesia pada Piala Asia 2007 dan AFC Cup 2008 (bersama PSMS Medan)membuat dia terpilih menjadi nominator PEMAIN TERBAIK ASIA Tahun 2008. Markus merupakan orang Indonesia pertama sepanjang sejarah yang terpilih sebagai salah satu dari nominasi AFC u]ntuk pemain terbaik Asia tahun 2009.[6] Ia juga terpilih sebagai salah satu nominasi pemain dari Perang Bintang 2010, sebuah ajang sepak bola persahabatan yang mengumpulkan pemain-pemain sepak bola terbaik dari Liga Super Indonesia.[7]

Referensi

Pranala luar