Dedi Gusmawan
Dedi Gusmawan (lahir 27 Desember 1985) adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk klub PSM Makassar di Liga 1 2020[1]
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Dedi Gusnawan | ||
Tanggal lahir | 27 Desember 1985 | ||
Tempat lahir |
Deli Serdang Indonesia | ||
Tinggi | 178 m (584 ft 0 in) | ||
Posisi bermain | Bek | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | PSM Makassar | ||
Nomor | 63 | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
2006–2008 | PSDS Deli Serdang | 28 | (0) |
2008–2012 | PSPS Pekanbaru | 107 | (0) |
2012–2015 | Mitra Kukar | 43 | (1) |
2015–2016 | Zeyashwemye F.C. | 1 | (0) |
2016–2019 | Mitra Kukar | 40 | (1) |
2019 | Semen Padang | 8 | (1) |
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 6 Januari 2014 |
Karier
Pemain yang sebelumnya membela Mitra Kukar, pertama kali terjun di kasta tertinggi liga Indonesia tahun 2006 bersama PSDS. Ia bertahan selama dua tahun berseragam traktor kuning.
Dedi Gusmawan kemudian bergabung bersama klub kebanggaan masyarakat Riau, PSPS. Sejak bergabung dengan Askar Bertuah permainannya terus berkembang. Posisinya tak tergantikan di line-up PSPS dan ia juga di dapuk sebagai kapten. Ketenangan pemain yang identik dengan nomor 27, memberi garansi bagi pelatih PSPS kala itu, Abdul Rahman Gurning, atau lebih di kenal dengan sapaan Bang Haji.
“Ban kapten akan saya percayakan kepada Dedi karena dia sosok pemain yang tenang di lapangan,” kata Bang Haji.
Kepercayaan pelatih kepadanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ia pun selalu membayar tunai kepercayaan sang arsitek dengan tampil konsisten dan disiplin mengawal pertahanan Askar Bertuah. PSPS adalah rumah kedua baginya, ia bertahan selama empat musim berseragam PSPS, sebelum akhirnya berlabuh bersama Mitra Kukar.
Periode awal di Mitra Kukar, Dedi berada di bawah bayang-bayang Hamka Hamzah, Park Chul Hyun dan Seftia Hadi. Musim berikutnya persaingan tetaplah tidak mudah. Walau Hamka, Park dan Seftia sudah pindah ke klub lainnya.
Dedi Gusmawan harus bersaing dengan Reynaldo Lobo dan Gunawan Dwi Cahyo untuk memperebutkan satu slot di jantung pertahanan Naga Mekes.
Penampilan topcer nya membuat pelatih Mitra Kukar saat itu, Stefen Hansson jatuh hati padanya. Ia pun selalu di plot jadi pengawal lini pertahanan klub kebanggaan Kutai Kartanegara. Tak sampai di situ, Dedi di percaya sebagai kapten kedua oleh Mitra Kukar, setelah Zulkifli Syukur.
Karena sudah mengetahui kualitas mantan anak didiknya, Hansson tak pikir dua kali dalam mempercayakan satu posisi lowong yang ada di klub Zeyashwemye FC kepadanya. Hal ini juga tak terlepas dari di banned nya Indonesia oleh FIFA yang mengakibatkan mati surinya sendi persepak bolaan Indonesia.
Dedi Gusmawan kiprahnya bisa jadi pembuka mata dan penyemangat bagi pemain Indonesia lainnya untuk berkarier di kompetisi negara tetangga. Tetap berusaha dan bekerja keras Boyz.
“Jika kesempatan baik datang kepada anda, raihlah karena hal itu mungkin tak akan datang untuk kedua kali”
Mungkin seperti itulah pertimbangan Dedi Gusmawan (29 tahun) menyusul kepindahannya ke Zeyashwemye F.C. klub kontestan Myanmar National League.
Referensi
- ^ "Dedi Gusmawan". liga-indonesia.co.id. Diakses tanggal 26 Mei 2012.
Pranala luar
- "Dedi Gusmawan". soccerway.com. Diakses tanggal 26 Mei 2012.