KRI Pulau Rempang (729)

Revisi sejak 13 Januari 2020 15.41 oleh JumadilM (bicara | kontrib)

KRI Pulau Rempang (729) merupakan salah satu kapal yang dimliki oleh pemerintah negara Republik Indonesia. Kapal ini termasuk unit kapal dalam jajaran Satuan Survei Hidro-Oseanografi (Satsurveihidros). Kapal ini merupakan kapal jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO). Sebelumnya kapal ini merupakan bagian dari formasi awal pada armada penyapu ranjau kelas kondor yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).[1] Pada awalnya, KRI Pulau Rempang yang bernomor lambung 729 dengan kode KRI PRN-729 adalah kapal jenis penyapu ranjau kelas kondor bekas Jerman Timur. Nama kapal pada saat peluncuran pertama pada tanggal 28 Mei 1971 yaitu Grinma-336.[2]

Penamaan

Nama KRI Pulau Rempang-729 disesuaikan dengan daftar riwayat kapal dengan satu hal yang sama, yaitu nama-nama kapal tersebut diperoleh dari nama pulau-pulau yang masih berada dalam wilayah Negara Kesatuan Repbulik Indonesia. Penamaan kapal perang diperoleh dari nama-nama pulau termasuk jenis kapal ranjau yang secara umum berada di bawah komando Satuan Kapal Ranjau di dalam jajaran Koarmada.[3] Nama KRI Pulau Rempang saat pertama kali diluncurkan pada tanggal 28 Mei 1971 adalah “Grinma-336”. Penamaan ini diberikan oleh pemilik pertama kapal ini, yaitu negara Jerman Timur. [3] Nama kapal ini diperoleh dari nama salah satu pulau di Indonesia. yaitu Pulau Rempang. Pulau Rempang adalah nama pulau yang menjadi jembatan penghubung antara Pulau Batam dan Pulau Galang.[4]

Ditinjau sejak awal sejarah perkembangan kapal-kapal survei Dishidros yang dimulai pada awal tahun 1960, dulunya kapal-kapal survei atau kapal riset yang termasuk dalam jajaran Hidros, yang juga difungsikan sebagai kapal perang sebenarnya merupakan kapal survei atau kapal riset. Kapal-kapal tersebut awalnya memiliki nomor lambung tersendiri yaitu 10 yang menandakan kapal tersebut adalah kapal survei atau kapal riset milik AL RepubIik Indonesia. Namun kini nomor lambung kapal-kapal survei tersebut telah digantikan dengan nomor lambung 9.[3]

Seluruh penamaan kapal perang milik TNI AL memang diawali dengan inisial KRI yang artinya Kapal Perang TNI AL. Di bagian depan dari badan kapal terdapat tulisan tiga angka yang merupakan kode nomor lambung kapal. Klasifikasi kapal perang TNI AL terbagi menjadi tujuh yang didasarkan pada fungsi kapal masing-masing. Kapal yang memiliki nomor lambung yang berawalan angka tujuh menandakan kapal tersebut merupakan satuan kapal ranjau. Kapal ini berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa ranjau yang berada di laut. Sementara itu, penamaan kapal tersebut diperoleh dari nama-nama pulau yang ada di Indonesia.[5]

Fungsi

Fungsi awal KRI Pulau Rempang adalah sebagai kapal kelas kondor penyapu ranjau bagi negara Jerman Timur. Pada periode awal 1990-an, TNI AL menambah kekuatan tempur dengan pengadaan armada kapal perang bekas Jerman Timur, Sebanyak total 39 kapal perang baik dari jenis korvet, LST (landing ship tank), dan penyapu ranjau dibeli, salah satunya Girma 366.[6]. Kapal ini kemudian dibeli oleh Pemerintah Republik Indonesia dan direnovasi terlebih dahulu di PT. Pangkalan Angkatan Laut. Pada tanggal 22 April 1993, berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Skep.217/IV/1993, kapal ini diberi nama dan diresmikan menjadi KRI Pulau Rempang-729.[3] Setelah bertahun-tahun bertugas, beberapa kapal kelas kondor milik Republik Indonesia termasuk KRI Pulau Rempang, telah mengalami penurunan fungsi, utamanya penurunan fungsi penyapuan ranjau. Oleh karenanya, kapal ini mengalami pergantian tugas.[7] Kapal ini dialih-binakan ke Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) dan dialih-fungsikan sebagai kapal survei terbatas.[3] KRI Pulau Rempang dijadikan hibah bagi Satsuveihidros TNI AL dan dialih-tugaskan menjadi kapal survei dengan dimodifikasi terlebih dahulu.[7] Peran KRI Pulau Rempang-729 sebagai kapal survei dimulai sejak pengoperasian oleh Dishidros. Peran utamanya adalah survei untuk kepentingan peningkatan fasilitas berlabuh milik pangkalan TNI Angkatan Laut.[3] Selain itu, kapal ini disiapkan untuk keperluan penelitian survei, pemetaan wilayah laut, publikasi pengenalan lingkungan di laut dan keselamatan navigasi dalam pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun kepentingan umum,[8]

Data Teknis

KRI Pulau Rempang merupakan kapal buatan Jerman Timur. Panjang maksimal kapal adalah 56,79 meter dengan lebar maksimal 7,73 meter. Draft kapal berukuran 2,67 meter dan mampu mengangkut beban dengan bobot seberat 516,66 ton pada kondisi muatan penuh. Kecepatan normalnya adalah 12 knot, kecepatan jelajahnya 15 knot dan kecepatan maksimalnya 18 knot. Kapal ini dapat berlabuh selama 7 hari tanpa henti. Kapal in bersenjatakan 1 pucuk meriam kal 25 mm.[3] Material KRI Pulau Rempang terdiri atas anjungan, ruang mesin, geladak buritan, sekoci dan ruang operasi, Selain itu terdapat ruang istirahat, ruang tidur dan ruang makan bagi para bintara dan juga para tamtama.[9]

Penanggung Jawab

Sebelumnya KRI Pulau Rempang berada di bawah tanggung jawab Mayor Laut (P) Jazim Aziz Mustikawan, S.T.. Pada 24 April 2014, tanggung jawab ini diserahkan kepada Mayor Laut (P) Agus Sutomo, S.T., pada acara serah terima jabatan yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL, Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos,. beserta Sekretaris dishidros Kolonel Laut (P) Eko Gudhi Wahyono, dan para pejabat teras Dishidros. Acara ini diadakan di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta.[9] Kapal ini mempunyai total 41 personel dengan 15 personel adalah peneliti dari TNI AL.[10]

Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) adalah salah satu Badan Pelaksana Pusat Markas Besar Angkatan Laut yang memiliki kedudukan di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Laut (kasal) secara langsung. Dishidros mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pembinaan serta pelaksanaan fungsi kegiatan Hidro-Oseanaografi. Kegiatan in meliputi kegiatan survei, pengadaan penelitian, pemetaan wilayah laut, publikasi hasil penelitian, aplikasi lingkungan dan keselamatan navigasi pelayaran di laut. Kegiatan ini semuanya ditujukan untuk kepentingan TNI ataupun untuk kepentingan publik. Pelaksanaan kegiatan Hidro-Oseanigrafi tersebut dilakukan dengan bentuk Operasi Militer selain Perang (OMSP) berupa Operasi Survei dan Pemetaan Hidro-Oseanografi (Opssurta Hidros). Operasi ini kemudian dilaksanakan oleh unsur KRI dengan jenis Kapal Survei dan Unit Survei yang termasuk dalam jajaran Dishidros. Dalam hal ini yang bertugas adalah Satuan Surveihidros.[3]

Satuan Surveihidros (Satsurveihidros) adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dishidros yang mempunya tugas utama yaitu melaksanakan pembinaan kepada unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Kapal Angkatan Laut (KAL) dan Unit Survei. Selain itu mereka juga bertugas menyiapkan sarana dan prasarana penunjang kapal-kapal tersebut. Satuan ini juga melakukan pembinaan kemampuan para personel kapal dan peralatan organiknya guna melaksanakan Opssurta Hidros seusai dengan rencana dan program yang telah ditentukan sebelumnya. Kini Satsurveihidros mempunyai lima unut KRI dan empat unit Kapal Survei. Unit KRI yang secara khusus berada dalam jajaran Satsurveihidros merupakan jenis kapal Bantu Hidro-Oseanografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan BHO. Unit KRI Pulau Rempang (729) termasuk salah satu bagian dari unit ini.[3]

KRI yang berada dalam jajaran Satsurveihidros sebenarnya bukanlah jenis kapal survei namun karena banyaknya keterbatasan yang ada, TNI Angkatan Laut melakukan modifikasi terhadap kapal-kapal tersebut untuk dapat digunakan sebagai kapal survei. Bahkan pada awalnya, kapal-kapal tersebut termasuk jenis kapal tipe rumah sakit, kapal tunda samudera dan kapal penyapu ranjau. Ini menyebabkan nama dan nomor lambung dari kapal-kapal tersebut berbeda-beda, tetapi tetap memiliki fungsi dasar yang sama, yaitu sebagai kapal survei.[3]

Prestasi

Selama bertugas, KRI Pulau Rempang (729) telah melaksanakan tugas-tugas kemaritiman dengan prestasi yang baik. Kapal ini tercatat pernah membantu pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa pada tanggal 12 Desember 2014[11] Selain itu, kapal ini juga pernah melakukan kegiatan Operasi Survei Pemetaan di perairan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin, Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 8 April 2016[10]

Pengembalian Fungsi

Sesuai dengan Renstra TNI Angkatan Laut, Dishidros dalam hal ini Satsurveihidros akan mendapatkan alokasi penambahan kekuatan khususnya KRI melalui pengadaan Alutsista kapal jenis BHO sebanyak 2 (dua) unit. Sedangkan secara bertahap 4 (empat) kapal BHO akan dikembalikan ke fungsi asasinya yaitu: KRI Leuser-924, KRI Pulau Rempang-729, KRI Pulau Rote-721, KRI Pulau Romang-723. Pengadaan Alutsista dilaksanakan secara bertahap dengan target akhir sebanyak 2 (dua) unit hingga pada tahun 2024. Menyikapi hal tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2024 Satsurveihidros akan memiliki 9 (sembilan) unit KRI jenis kapal survei, dengan demikian eksistensi dan keberadaan Satsurveihidros akan setara bahkan lebih dengan satuan-satuan lainnya pada Kotama Operasi TNI Angkatan Laut.[3]

Referensi

  1. ^ "Kondor Class: Penyapu Ranjau TNI AL dari Era Perang Dingin". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2013-08-27. Diakses tanggal 2020-01-12. 
  2. ^ "TNI AL Kerahkan Kapal Peneliti ke Sampit, Ada Apa ya?". Banjarmasin Post. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k heronjr. "Dishidros minta Nomor Lambung Sendiri". KASKUS. Diakses tanggal 2020-01-12. 
  4. ^ "Sekilas Soal Pulau Rempang – tunawisma" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-12. 
  5. ^ Liputan6.com (2019-12-09). "Menilik Fungsi Kapal Perang TNI AL dari Nomor Lambung". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  6. ^ "CATATAN KECIL MAHLUK HALUS JILID 3 "Ranjau Laut tidak akan memenangkan pertempuran, akan tetapi Ranjau Laut akan menentukan jalannya suatu pertempuran"". Diakses tanggal 2020-01-13. 
  7. ^ a b "Seputar Militer Indonesia dan Dunia". www.facebook.com. Diakses tanggal 2020-01-12. 
  8. ^ Okezone (2015-05-15). "Kasal Sambut Kedatangan KRI Tercanggih di Asia : Okezone Nasional". nasional.okezone.com/. Diakses tanggal 2020-01-12. 
  9. ^ a b Mabesal, Dispenal (24 April 2013). "KADISHIDROS INSPEKSI KRI PULAU REMPANG-729". tnial.mil.id. Diakses tanggal 13 Januari 2020. 
  10. ^ a b "TNI AL Lakukan Survei Pemetaan di Teluk Sampit – JakartaGreater". Diakses tanggal 2020-01-13. 
  11. ^ "Live Update Pencarian AirAsia QZ8501 Hari Ketiga". detiknews. Diakses tanggal 2020-01-13.