Keuskupan Banjarmasin
Keuskupan Banjarmasin adalah keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Samarinda.[2] Wilayahnya meliputi 37.530 km² di daerah Kalimantan Selatan, berpusat di Banjarmasin. Umat Keuskupan Banjarmasin kurang lebih 22.000 orang, tersebar di 9 paroki dilayani oleh 18 imam.
Keuskupan Banjarmasin Diœcesis Bangiarmasina | |
---|---|
Katolik | |
Berkas:LambangUskupBanjarmasin.jpg | |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Wilayah | seluruh Kalimantan Selatan |
Samarinda | |
Kantor pusat | Jalan Brigjend H. Hasan Basri 48 Kayutangi Banjarmasin Utara, Banjarmasin 70124 |
Koordinat | 3°19′28″S 114°35′27″E / 3.324492°S 114.590733°E |
Statistik | |
Luas | 37.530 km2 (14.490 sq mi) |
Populasi - Total - Katolik | (per 2012) 3.427.213[1] 14,680 (0.42%) |
Paroki | 9 |
Kongregasi | 20 |
Imam | 8 |
Informasi | |
Denominasi | Katolik Roma |
Ritus | Ritus Latin |
Pendirian | 3 Januari 1961 (63 tahun, 335 hari) |
Katedral | Gereja Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin Tengah, Banjarmasin |
Kepemimpinan kini | |
Uskup | Mgr. Petrus Boddeng Timang |
Vikaris jenderal | R.P. Theodorus Yuliono Prasetyo Adi, M.S.C |
Sekretaris jenderal | R.D. Ignatius Supardi Prihatin Saputro |
Ekonom | R.D. Simon Edy Kabul Teguh Santoso |
Sejarah
- Didirikan sebagai Prefektur Apostolik Bandjarmasin pada 21 Mei 1938, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Borneo Belanda
- Ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Bandjarmasin pada 10 Maret 1949
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Bandjarmasin pada 3 Januari 1961
- Berganti nama menjadi Keuskupan Banjarmasin pada 22 Agustus 1973
Mulanya merupakan bagian dari Vikariat Apostolik Borneo Olandese yang kemudian dipisahkan menjadi Prefektur Apostolik Banjarmasin pada 21 Mei 1938. Pembinaannya diserahkan Kongregasi Suci Pewartaan Iman (Propaganda Fide) kepada tarekat Misionaris Keluarga Kudus (MSF). Pada 10 Maret 1949 ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Banjarmasin. Karena perkembangannya kemudian dipecah dengan berdirinya Prefektur Apostolik Samarinda pada 21 Februari 1955. Bersamaan dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik mandiri di Indonesia pada 3 Januari 1961 meningkat statusnya menjadi diosis atau keuskupan.
Gembala
Prefek Apostolik Bandjarmasin
- Giacomo Giovanni M Kuster, M.S.F. (21 Mei 1938–1949, mengundurkan diri)
Vikaris Apostolik Bandjarmasin
- Giovanni Groen, M.S.F. (10 Maret 1949–18 April 1953, wafat)
- Sede vacante (18 April 1953–6 Januari 1954)
- Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. (6 Januari 1954–3 Januari 1961)
Uskup Bandjarmasin
- Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. (3 Januari 1961–22 Agustus 1973)
Uskup Banjarmasin
- Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. (22 Agustus 1973–6 Juni 1983, mengundurkan diri)
- Fransiskus Xaverius Rocharjanta Prajasuta, M.S.F. (6 Juni 1983–14 Juni 2008, pensiun)
- Petrus Boddeng Timang (14 Juni 2008–sekarang)
Paroki
Dekanat Banjarmasin
- Kota Banjarmasin
- Paroki Katedral Banjarmasin – Keluarga Kudus
- Paroki Veteran – Hati Yesus yang Maha Kudus
- Paroki Kelayan – Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda
Dekenat Banjarbaru
- Kota Banjarbaru
- Paroki Banjarbaru – Bunda Maria
- Paroki Landasan Ulin – Santo Yohanes Pemandi
- Kabupaten Tanah Laut
- Kabupaten Banjar
- Paroki Paramasan – Nabi Elia
Dekanat Tanjung
- Kabupaten Tabalong
- Paroki Tanjung – Ave Maria
- Paroki Suriyan – Santo Yosep
- Kabupaten Balangan
- Paroki Halong – Santo Matius
Dekanat Batulicin
- Kabupaten Tanah Bumbu
- Paroki Batulicin – Santo Vinsensius a Paulo
- Paroki Sungai Danau – Stella Maris
- Paroki Sebamban Raya – Maria Bunda Karmel
- Kabupaten Kotabaru
- Paroki Kotabaru – Santo Yusup
- Paroki Gendang – Santo Fransiskus Assisi
- Paroki Mandam – Maria Ratu Pecinta Damai