Musa Suria Kertalegawa
Raden Adipati Aria Moehammad Moesa Soeria Kartalegawa adalah Bupati Garut ke-6 yang menjabat dari tahun 1929-1944. Moesa Soeria Kartalegawa mempelopori pendirian Partai Rakyat Pasundan (PRP) pada tahun 1946. Setahun setelah pendirian Partai Rakyat Pasundan, dia mendeklarasikan berdirinya Negara Pasundan.
Musa Suria Kertalegawa | |
---|---|
Bupati Garut ke-6 | |
Masa jabatan 1929–1944 | |
Pendahulu Soeria Kartalegawa | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 Oktober 1897 Garut, Hindia Belanda |
Meninggal | 12 Maret 1978 | (umur 80)
Sunting kotak info • L • B |
Biografi
Musa Soeria Kartalegawa dilahirkan di Garut pada tanggal 26 Oktober 1897. Ayahnya merupakan Bupati Garut Ke-5 dari tahun 1915-1929, Soeria Kartalegawa. Semasa dia kecil, dia mendapat nama panggilan Uca. Dia menempuh pendidikan di ELS, HBS, dan Bestuur School. Setelah lulus dari sekolah, dia menempuh berbagai pekerjaan dari kandidat amtenar Kabupaten Cianjur, Ajudan Jaksa, Asisten Residen Garut, Asisten Wedana Langkaplancar dan Ciamis, Asisten Wedana Kls. I Sukabumi, Asisten Wedana Soreang Bandung, Wedana Patih dan Wedana Bandung, dan Bupati Garut.[1]
Bupati Garut
Musa Soeria Kartalegawa menjadi Bupati Garut menggantikan ayahnya, Soeria Kartalegawa pada tahun 1929. Selama menjadi bupati garut, Soeria Kartalegawa menggagas Vereeniging Mooi Garoet (Asosiasi Garut Indah).
Pasca Prokalamasi Kemerdekaan
Musa Soeria Kartalegawa menyambut proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan berat hati. Hal ini dikarenakan ketakutan dia akan hilangnya hak istimewa beliau selama menjabat menjadi Bupati Garut dan ketidaksenangan dengan diangkatnya Sutardjo Kertohadikusumo dan Datuk Djamin sebagai Gubernur Jawa Barat. Merespon kebencian Soeria Kartalegawa terhadap kemerdekaan Indonesia, dia mendirikan Partai Rakyat Pasundan (PRP) pada tanggal 20 November 1946 dan menjabat sebagai pengurus besar partai.[2] Tujuan dari pendirian partai ini ialah membentuk Negara Pasundan yang merdeka dari Republik Indonesia.[3]
Memproklamasikan berdirinya Negara Pasundan
Setelah mendirikan Partai Rakyat Pasundan (PRP), Soeria Kartalegawa menggagas pendirian Negara Pasundan dengan bendera hijau putih yang melambangkan harapan dan kesucian.[3] Gagasan Negara Pasundan Soeria Kartalegawa didukung oleh Kolonel Thomson di Bogor, Residen Priangan M.Klassen dan Pemangku Jabatan Gubernur Jakarta CWA Abbenhuis. Pada 4 Mei 1947, Soeria Kartalegawa mengadakan rapat umum di alun-alun kota Bandung dan mendeklarasikan pendirian Negara Pasundan. Pendirian Negara Pasundan oleh Soeria Kartalegawa disambut dengan respon negatif. Wiranatakoesoema V, tokoh sunda yang memiliki pengaruh besar, dengan tegas menolak pendirian Negara Pasundan buatan Soeria Kartalegawa. Tidak hanya Wirantakusuma yang menentang, anak dan ibu Soeria Kartalegawa juga menolak pendirian Negara Pasundan.[1] Van Mook menolak pendirian Negara Pasundan versi Soeria Kartalegawa yang dianggap menyusahkan dia.[4] Karena kaki tangan NICA, Soeria Kartalegawa mendapat julukan Soeria-Nica-Legawa.[5] Belanda mengadakan Konferensi Jawa Barat yang menghasilkan pendirian Negara Pasundan. Soeria Kartalegawa beserta PRP menolak pendirian Negara Pasundan hasil Konferensi Jawa Barat karena berpegang teguh dengan pendirian Negara Pasundan Soeria versi PRP. Belanda menunjuk Soeria Kartalegawa sebagai anggota Parlemen Pasundan dan menyatakan diri sebagai bagian dari oposisi. Setelah PRP menjadi bagian dari parlemen Pasundan, Soeria Kartalegawa mengganti nama PRP menjadi Partai Rakyat Demokrasi Indonesia (Pardi) setelah keberhasilan dari pendirian Negara Pasundan. Pada tahun 1948, Negara Pasundan dideklarasikan dengan Wirantakoesoema V sebagai Wali Negara Pasundan. Dalam masa pemerintah Wirantakusuma, Soeria Kartalegawa menjabat menjadi Menteri Pengairan dan Lalu Lintas.[5]
Referensi
- ^ a b Teguh, Irfan. "Soeria Kartalegawa, Menak Sunda di Pusaran Masa Peralihan". Diakses tanggal 2020-01-15.
- ^ Teguh, Irfan. "Mang Karta dan Kegagalan Negara Pasundan Jilid Pertama". Diakses tanggal 2020-01-15.
- ^ a b Sjamsuddin, Helius; Ekadjati, Edi S; Marlina, Ietje; Kuswiah, Wiwi (1992). "Pembentukan Negara Pasundan". Menuju Negara Kesatuan: Negara Pasundan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 29.
- ^ Zuhdi, Susanto. "Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik Pemerintahan Di Jawa Barat Pada Masa Revolusi Indonesia". Diakses tanggal 2020-01-15.
- ^ a b "Riwayat Buram Seorang Oud-Regent van Garoet: "Soeria-Nica-Legawa". Diakses tanggal 2020-01-15.
Didahului oleh: R.A.A. Soeria Kartalegawa |
Bupati Garut 1929 - 1944 |
Diteruskan oleh: [[Rd. Tumenggung Endoeng Soeryaputra]] |