Antankarana

suku bangsa di Madagaskar
Revisi sejak 16 Januari 2020 02.07 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Antankarana adalah kelompok etnis yang mendiami Kota Antsiranana, Madagaskar. Antankarana berarti 'dari Ankarana (batu)', merujuk pada kondisi bebatuan yang banyak ditemui di daerah tempat tinggal mereka.[1] Populasi Antankara sekitar 50.000 orang.[2]

Identitas

Antankarana
 
Potret seorang dari Antankarana
Daerah dengan populasi signifikan
Antsiranana
  Madagaskar44.852[2]
Bahasa
Bahasa Malagasi
Kelompok etnik terkait
Rakyat Sakalava, Orang Austronesia

Antankarana dapat dilihat dalam dua sisi. Pertama lokatif, sebagai sebutan kepada orang-orang yang tinggal di daerah yang sama, seperti asal kata itu sendiri.[3][1] Kedua, merujuk pada sebuah suku atau etnis asli daerah Ankarana dengan bahasa dan tradisi sendiri.[4] Mereka tinggal di bagian paling utara Pulau Madagaskar dan mengaku sebagai keturunan orang Malagasi dan Arab. Mereka adalah bagian dari kelompok etnis Sakalava. Secara historis, wilayah mereka terbentang dari ujung utara pulau di Antsiranana hingga ke pantai barat, termasuk Pulau Nosy Mitsio. Wilayahnya di timur sampai Sungai Bemarivo dan meluas ke selatan ke Desa Tetezambato.[5]

Sejarah

Dinasti Sakalava di barat daya Madagaskar berdiri pada abad ke 16-17. Kerajaan ini meluaskan pengaruhnya hingga ke utara dan menghasilkan garis keturunan Zafin'i'fotsy (cucu putih/perak).[6] Kelompok ini berpisah dari Sakalava pada abad ke-16 setelah perebutan kekuasaan dengan kelompok Zafin'i'mena (cucu merah/ emas) di selatan[6] yang berakhir dengan hak raja diambil oleh pihak Zafin'i'mena. Setelah gagal mempertahankan haknya sebagai penerus takhta, Zafin'i'fotsy meninggalkan kerajaan dan tinggal di utara perbatasan Sakalava.[7] Pemimpin Antankarana pertama, Kozobe, mencaplok sebagian besar daerah utara pulau utara sebagai wilayahnya, kemudian dibagi menjadi lima daerah yang masing-masing diperintah oleh salah satu putranya.[8] Putranya, Andriantsirotso, memimpin Zafin'i'fotsy mengembara lebih jauh ke utara ke daerah yang sekarang menjadi Cagar Ankarana dan mendirikan kerajaan Antankarana.[9]

Di tahun 1790-an, kerajaan tetangga, Merina meluncurkan kebijakan ekspansi. Di tahun 1823, Ankara akhirnya dianeksasi meskipun dengan perlawanan yang sengit.[10] Di saat raja Tsimiaro dan pengikutnya melarikan diri di tahun 1840, raja berikrar akan menjadi mualaf jika dia terlepas dari pasukan musuh. Dia dan pengkutnya selamat dan akhirnya menjadi pengikut Islam. Sejak saat itu, keluarga kerajaan Antankarana menganut Islam dan mengangkat orang keturunan Moroko atau Arab sebagai menteri atau penasihat.[11]

Ketika Prancis mengakui kedaulatan Malagasy pada tahun 1862, mereka mempertahankan protektorat Antankarana dan Sakalava. Tsimiaro digantikan oleh putranya, Tsialana II, (1883–1924) yang lahir di Nosy Mitsio pada tahun 1843. Ia bekerja sama dengan Prancis selama perang melawan Merina (1883–1885).[12] Keturunannya pun melanjutkan kerja sama ini.

Madagaskar merdeka dari Prancis pada tahun 1960.[13] Pemerintahan republik tidak banyak mengganggu pemerintahan di kerajaan di bawah pimpinan Raja Tsimiaro II. Namun, sejak Albert Zafy terpilih sebagai presiden di tahun 1993, muncul upaya mengurangi kekuasaan Raja Tsimiaro III.[14] Terpilihnya penerus Zafy, Didier Ratsiraka, yang menetapkan kebijakan tanpa campur tangan terhadap pemerintahan lokal akhrinya meredakan ketegangan.[15] Tsimiaro III memimpin upacara kerajaan tradisional Antakarana dan juga mewakili kerajaan di Madagaskar dan di luar negeri hingga sekarang.[16][17]

Budaya dan Kepercayaan

Budaya Antankarana mirip dengan budaya Sakalava. Agama tradisional mereka adalah tromba (pemujaan roh leluhur) dan kepercayan terhadap roh alam.[18] Mereka mematuhi berbagai fady (tabu leluhur), terutama beberapa yang berfungsi untuk melindungi satwa liar dan daerah hutan belantara.[19] Ekonomi tradisional Antankarana berpusat pada perikanan dan peternakan, meskipun akhir-akhir ini mereka mengadopsi pertanian; banyak dari mereka yang bekerja di administrasi sipil, pendidikan, perdagangan dan bidang lainnya. Mayoritas orang Antankarana menganut agama Islam. Islam yang dipraktikkan oleh Antankarana sangat sinkretis dengan memadukan pemujaan leluhur tradisional dan adat istiadat setempat dan kepercayaan dengan hari libur besar dan elemen budaya yang ditiru dari budaya Muslim Arab[20]

Referensi

  1. ^ a b Walsh, Andrew (2010-12-02). "What Makes (the) Antankarana, Antankarana? Reckoning Group Identity in Northern Madagascar". Ethnos (dalam bahasa Inggris): 31. doi:10.1080/0014184020042616. 
  2. ^ a b Middleton 1999, hlm. 145"They were, in the 1970's, the second smallest 'tribe', with a population of some 44,852 (...)."
  3. ^ Middleton 1999, hlm. 66"In one sense, Antankarana is a geographic term, referring to any people who happen to live near the massive.
  4. ^ Bennett, Norman R. (1996-06-01). "Philip M. Allen. Madagascar: Conflicts of Authority in the Great Island. (Nations of Contemporary Africa.) Boulder, Colo.: Westview. 1995. Pp. xiv, 254. $54.95". The American Historical Review (dalam bahasa Inggris). 101 (3): 885–886. doi:10.1086/ahr/101.3.885-a. ISSN 0002-8762. 
  5. ^ Middleton 1999, hlm. 148"The kingdom extends in the north to Diego Suarez and the Bobaomby; in the east to the Bermarivo river; in the west to Nosy Mitsio; and in the south to Tetezambato (which is by the road to Nosy Faly)."
  6. ^ a b Gezon 2006, hlm. 68"The kingdom eventually expanded to the far north. The Zafinosty dynasty (grandchildren of white/silver, contrasting with the Zafinimena, or grandchildren of red/gold, to the south), out of which arose the Antankarana line, (...)"
  7. ^ Sharp 1993, hlm. 78"For example, in the past, Sakalava and Antanaraka mebers of one group. As a result of a dispute over royal succession, the Antanaraka split off and moved north, so that now Sakalava and Antanaraka are members of related yet separate descent groups."
  8. ^ Gezon 2008, hlm. 68b"According to Laporte (1950), Kozobe's kingdom was vast, covering the whole northern are of (...). He sent his children to preside over five different governments in this area."
  9. ^ Gezon 2006, hlm. 68c"Laporte (1950) writes that at the time, Andriantsirotso first gave his subjects the name Antankarana. This was when the dynasty first considered separate from other Sakalava lines."
  10. ^ Gezon 2006, hlm. 70"In 1823, Antankarana submitted to his authority, despite strong resistance."
  11. ^ United 1967, hlm. 14"According to tradition, the Antankarana king Tsimiaro, driven by his bailiwick in 1840 by the Hova, took refuge on Nosy Mitsio [island] and made a vow to become converted to Islam if God rid him of the Hova armies. (...). Since that time, the royal family has been Moslem (...), recruiting in addition a Comorian or Arab origin as "tale," or minister."
  12. ^ Middleton 1999, hlm. 148b"Tsimiaro I was succeeded by his first son, Tsialamna II. The French gave him a golden sabre."
  13. ^ Pryor 1990, hlm. 209"On June 26, 1960, Madagascar became fully independent."
  14. ^ Giguère 2006, hlm. 43"L'election d'Albert Zafy (1991-1996), originaire de la ville d'Ambilobe, entraina de nombreux conflicts entre les deux structures de pouvoir."
  15. ^ Giguère 2006, hlm. 43b"Le retour en 1997 de l'ancien dirigeant socialiste Didier Ratsiraka redonna un pouvoir aux autorites traditionnelles a un point tel que le roi des Antankarana, Tsimiharo III, affiche des lors ouvertement une complicite avec le president."
  16. ^ "Premier congrès des chefs traditionnels d'Afrique". Madagascar-Tribune.com (dalam bahasa Prancis). 2020-01-10. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  17. ^ Sharp 2002, hlm. 162"To them, his kingdom appeared sleepy and uninvigorated, especially when contrasted to the Antankarana, whose ruler, Tsimiaro III, had begun to revive and embellish a host of ceremonies."
  18. ^ Sharp 1993, hlm. 78b"Ceremonies are similar and at times indistinguishable: tromba ceremonies may include the same spirits,(...)"
  19. ^ Middleton 1999, hlm. 211"Often, these become the taboos (sandrana/fady) of a group, (...)"
  20. ^ Middleton 1999, hlm. 148c"On another occasion the king told us 80% of the Antankarana were Muslim; in actual fact the number is much less and the Islamic practice of many local Muslims is nominal."

Daftar Pustaka

Middleton, Karen (1999). Ancestors, power, and history in Madagascar. Leiden: Brill. ISBN 90-04-11289-8. OCLC 40762690. 

Gezon, Lisa L. (2006). Global visions, local landscapes : a political ecology of conservation, conflict, and control in Northern Madagascar. Lanham, MD: AltaMira Press. ISBN 0-7591-0737-8. OCLC 62804635. 

Sharp, Lesley Alexandra (1993). The possessed and the dispossessed : spirits, identity, and power in a Madagascar migrant town. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0-520-91845-0. OCLC 45729881. 

Service, United States Joint Publications Research (1967). Translations on Sub-Saharan Africa: Issues 586-606. United States Joint Publications Research Service. 

Sharp, Lesley Alexandra (2002). The sacrificed generation : youth, history, and the colonized mind in Madagascar. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0-520-93588-4. OCLC 614606565. 

Pryor, Frederic L (1990). Malaŵi and Madagascar. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-520823-4. OCLC 22276285. 

Giguère, Hélène (2006). Des morts, des vivants et des choses ethnographie d'un village de pêcheurs au nord de Madagascar. Sainte-Foy: CÉLAT. ISBN 978-2-7637-1309-0. OCLC 1033441453.