Pura Rambut Siwi Tonja

bangunan kuil di Indonesia
Revisi sejak 18 Januari 2020 04.13 oleh Hidayahartanto (bicara | kontrib) (Artikel rintisan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pura Rambut Siwi Tonja adalah sebuah prăsăda peninggalan jaman Majapahit. Pura Rambut Siwi Tonja hanya memiliki satu halaman yang diberi tembok penyengker dan sebuah candi bentar. Akses masuk melalui candi bentar yang mengarahkan langsung sampai ke halaman pura.

Pura Rambut Siwi yang lokasinya ada di antara perumahan penduduk, memiliki susunan yang berbeda dengan umumnya pura di Bali. Pura yang terletak di sebidang tanah berukuran 30 meter x 44 meter itu hanya ada satu bangunan prăsăda (=bangunan suci di Bali yang mirip candi) yang terbuat dari batu bata dan bentuknya ramping.

Pura-pura yang ada di Bali, umumnya berlandaskan filosofi yang merujuk kosmologi Hindu yang memaknai bahwa dunia ini berlapis-lapis sebagai replika makrokosmos (dunia). Karena itu pura di Bali biasanya juga terbagi atas tiga halaman (=macaala) sebagai simbol triloka (=tiga dunia). Pemisahan masing-masing halaman ditandai dengan tembok penyengker dan candi bentar atau Kori Agung sebagai penghubungnya.

Pura Rambut Siwi Tonja adalah sebuah prăsăda yang memiliki bentuk langsing, menghadap ke barat, terdiri dari batur (dasar), kaki, badan, dan atap dengan susunan lima tingkatan (tumpang lima). Tingkatan atap ke atas, semakin ke atas semakin mengecil dengan penutup atas berupa murda (semacam ratna). Sementara pada badan bangunan terdapat bilik atau ruangan untuk menempatkan arca atau pratima.

Nah, di depan pintu masuk terdapat lima undakan anak tangga. Di keempat permukaan bangunan dan di atas kiri, kanan pintu masuk diberi hiasan kepala kǎla, dan sebuah panil relief matahari dan awan. Bagian kaki dan badan prăsăda dihiasi tumpaal segi-tiga terbalik dengan motif sulur daun. Pada sudut-sudutnya terdapat hiasan kepala burung (karang goak). Pada bagian atap terdapat hiasan karang mata, karang goak di tiap lapisan atap, dan hiasan antefiks gantung polos. Di bagian depan di kiri-kanan dan bagian atas pintu masuk terlihat lubang-lubang bekas mangkuk/piring keramik yang dulu menjadi hiasannya.

Di depan prăsăda terdapat sebuah altar (buatan baru) untuk meletakkan sesaji. Di sana juga terdapat fragmen-fragmen arca terrakota antara lain, laki-laki dalam sikap menyembah, perempuan dengan rambut terurai yang digambarkan tersenyum dengan gigi terlihat, serta laki-laki dengan muka oval berkumis, bermata bulat, beralis tebal, berhidung mancung dan berbibir tebal. Bagian kepala seorang wanita sedang tertawa sehingga giginya terlihat digambarkan memakai jamang, serta beberapa fragmen arca lainnya.

Karakter arsitektur Pura Rambut siwi Tonja ini terpengaruh oleh karakter candi-candi di Jawa Timur. Berdasarkan hal tersebut diduga Pura Rambut Siwi Tonja satu jaman dengan masuknya pengaruh Majapahit ke Bali sekitar abad ke-14-16.