Kartidjo Sastrodinoto

Revisi sejak 18 Januari 2020 06.15 oleh Lilia Ratnawati (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Kartidjo Sastrodinoto adalah salah satu tokoh di Indonesia. Kartidjo lahir dengan nama lengkap Raden Kartidjo Sastrodinoto di Bolerejo,Tulungagung,Jawa Timur pada tang...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kartidjo Sastrodinoto adalah salah satu tokoh di Indonesia. Kartidjo lahir dengan nama lengkap Raden Kartidjo Sastrodinoto di Bolerejo,Tulungagung,Jawa Timur pada tanggal 2 juni 1916.Pendidikan yang dijalaninya adalah HIS di Tulungagung (1929); MULO di Kediri (1933); AMS di Malang (1936);Bo Ei Gyugun Kanbu Kyoiku (Peta); Command & General Staff Collage, AS. Adapun pekerjaan yang dijalaninya adalah Juru Tulis Kawedanan Kartosono,di Kartosono (1938);Klack Kabupaten Nganjuk (1964); Syodancho Kediri Syu Dae Ichi Daidam Kediri (1943); Wakil Komandan BKR di Kediri (1947); Kepala Bagian Personalia staf Pertahanan Jawa Timur di madiun (1948); Kepala Staf Sub-Tritorium Militer di Kediri(1948); Kepala Bagian Operasi Teriterium V di Malang (1953); Komandan Resimen Infanteri 19 Tritorium V di Jember (1954); Komandan Komando Militer Kota Besar Surabaya (1958); Kepala Staf Kodam VIII/Brawijaya Malang (1959); Sekretaris Departemen Angkatan Darat di Jakarta (1963)

Djo- demikian nama panggilan akrabnya - memulai karir militernya di zaman Jepang. Selama 40 tahun menjalani masa kemiliterannya, peristiwa yang paling memiliki arti khusus baginya adalah Peristiwa Madiun (1948) . Waktu itu sejumlah anggota Komisi Tiga Negara yang mengawasi perundingan Renville masih berada di Serangan.Kapten Kartidjo dari Resimen 34 Kediri diperintahkan menyelamatkan mereka.Celakanya, justru ia sendiri dicegat Batalyon Mustafa yang pro Merah , lalu menjadi tawanan pasukan yang dipimpin PKI. Penjagalan sudah berlangsung dimana-mana. Kartidjo sendiri dengan truk dibawa kearah Kresek dilereng gunung Wilis